
Internasional
Trump Klaim Tak Punya Kepentingan dengan Arab, Benarkah?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 October 2018 11:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lewat postingan Twitter-nya pada hari Selasa (16/10/2018) mengatakan ia tidak ingin mengambil keuntungan dari Arab Saudi meski faktanya di masa lalu dia sering menyombongkan diri karena menghasilkan banyak uang dari berbisnis dengan kerajaan itu.
"Sebagai catatan, saya tidak memiliki kepentingan keuangan di Arab Saudi (atau Rusia, dalam hal ini). Setiap saran yang saya miliki hanyalah ada lebih banyak BERITA PALSU (yang sudah ada sangat banyak)!" tulis Trump di Twitter-nya.
Postingannya itu ditujukan sebagai penyangkalan atas tuduhan yang menyatakan ia membela Raja Arab "untuk mendapat keuntungan dari Arab Saudi". Tuduhan itu ramai dibicarakan di tengah kehebohan kasus dugaan pembunuhan jurnalis Arab Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, 2 Oktober lalu.
Pada hari Selasa, Trump membuat pernyataan bahwa dia telah menghubungi Raja Arab dan menyatakan Raja tidak memerintahkan pembunuhan ataupun mengetahui berita itu.
Pemerintah Arab sedang mendiskusikan rencana untuk mengakui bahwa kontributor The Washington Post itu tewas setelah memasuki gedung itu, menurut NBC News, yang mengutip beberapa sumber. Tapi pengakuan itu, kata NBC News, dapat mencakup klaim bahwa Putra Mahkota Mohammad bin Salman tidak memerintahkan pembunuhan atau tahu apakah itu terjadi.
Upaya penyangkalan Trump atas tuduhan mendapatkan keuntungan dari Arab Saudi telah sia-sia karena adanya catatan panjang yang menunjukkan banyaknya transaksi yang dibuat perusahaannya dengan pemerintah dan warga negara Arab.
"Arab Saudi, saya cocok dengan mereka semua. Mereka membeli apartemen dari saya. Mereka menghabiskan US$40 juta, US$50 juta," kata Trump selama kampanye presiden di Alabama pada Agustus 2015.
"Apakah saya seharusnya tidak menyukai mereka? Saya sangat menyukai mereka," tambahnya, mengutip CNBC International.
Pada kampanye lain tahun itu, Trump mengatakan tentang Saudi, "Saya menghasilkan banyak uang dari mereka."
"Mereka membeli segala macam barang saya. Semua jenis mainan dari Trump. Mereka membayar saya jutaan dan ratusan juta."
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar dari CNBC mengenai tweet Trump dan komentar masa lalunya tentang penghasilan dari Arab.
Ketika dia pertama kali mengajukan diri untuk memimpin Gedung Putih di Trump Tower di New York pada tahun 2015, Trump berkata, "Saya suka orang-orang Arab."
"Banyak di antaranya ada di gedung ini." Jelasnya.
Di gedung lain yang dimiliki Trump di Big Apple, Trump World Tower, pemerintah Arab telah membeli seluruh lantai seharga US$4,5 juta pada tahun 2001.
The New York Daily News melaporkan pada tahun 2016 bahwa biaya yang biasanya dikenakan untuk lantai yang dibayarkan oleh Arab kepada perusahaan Trump mencapai setidaknya US$5,7 juta.
Tiga belas tahun sebelum pembelian itu, Trump sendiri dikabarkan telah membayar US$29 juta untuk membeli kapal pesiar sepanjang 281 kaki, Nabila, yang awalnya dibangun untuk Adnan Khashoggi, pedagang senjata Saudi, tetapi dimiliki oleh Sultan Brunei pada saat dibeli Trump ketika itu. Adnan Khashoggi, yang sudah meninggal, adalah sepupu Jamal Khashoggi.
Pada tahun 1991, ketika sedang menghadapi krisis keuangan dalam karirnya sebagai seorang bangsawan real estat dan operator kasino, Trump menjual kapal besarnya, yang namanya sudah diganti menjadi "Trump Princess," ke Pangeran Arab Alwaleed bin Talal. Dan dia menjualnya dengan kerugian US$20 juta.
Baru-baru ini, sebagai presiden, uang Arab kembali bermanfaat bagi Trump.
The Washington Post melaporkan awal tahun ini bahwa pendapatan di hotel Trump di West Side of Manhattan telah meningkat setelah dua tahun berturut-turut pendapatannya menurun.
Manajer umum hotel itu, yang dikelola perusahaan Trump, tetapi tidak memilikinya, memberi tahu investor bahwa pendapatan pada kuartal pertama 2018 melonjak sebagian karena "kunjungan mendadak Putra Mahkota Arab Saudi ke New York," menurut Post.
Sementara pangeran sendiri tidak menginap di hotel, "karena hubungan industri kami yang erat, kami dapat mengakomodasi banyak pelancong yang menyertainya," tulis manajer tersebut.
Awal bulan ini, The Post melaporkan bahwa pemesanan di hotel Trump di Chicago turun 8% dari tahun 2015 hingga 2016, dan bahwa pemesanan tahun ini 3,5% lebih rendah dari tahun 2016. Namun penurunan itu pada tingkat tertentu dapat diimbangi oleh bisnis dari Arab.
Mengutip sebuah dokumen yang dikeluarkan untuk investor di hotel, Post mengatakan bahwa "Pelanggan yang berbasis di Arab telah memesan 218 malam di Trump Chicago tahun ini, peningkatan 169% dari periode yang sama tahun 2016."
(prm) Next Article Trump Akui Dugaan Kematian Khashoggi, Siap Beri Arab Sanksi?
"Sebagai catatan, saya tidak memiliki kepentingan keuangan di Arab Saudi (atau Rusia, dalam hal ini). Setiap saran yang saya miliki hanyalah ada lebih banyak BERITA PALSU (yang sudah ada sangat banyak)!" tulis Trump di Twitter-nya.
Postingannya itu ditujukan sebagai penyangkalan atas tuduhan yang menyatakan ia membela Raja Arab "untuk mendapat keuntungan dari Arab Saudi". Tuduhan itu ramai dibicarakan di tengah kehebohan kasus dugaan pembunuhan jurnalis Arab Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, 2 Oktober lalu.
Pemerintah Arab sedang mendiskusikan rencana untuk mengakui bahwa kontributor The Washington Post itu tewas setelah memasuki gedung itu, menurut NBC News, yang mengutip beberapa sumber. Tapi pengakuan itu, kata NBC News, dapat mencakup klaim bahwa Putra Mahkota Mohammad bin Salman tidak memerintahkan pembunuhan atau tahu apakah itu terjadi.
Upaya penyangkalan Trump atas tuduhan mendapatkan keuntungan dari Arab Saudi telah sia-sia karena adanya catatan panjang yang menunjukkan banyaknya transaksi yang dibuat perusahaannya dengan pemerintah dan warga negara Arab.
"Arab Saudi, saya cocok dengan mereka semua. Mereka membeli apartemen dari saya. Mereka menghabiskan US$40 juta, US$50 juta," kata Trump selama kampanye presiden di Alabama pada Agustus 2015.
"Apakah saya seharusnya tidak menyukai mereka? Saya sangat menyukai mereka," tambahnya, mengutip CNBC International.
![]() |
"Mereka membeli segala macam barang saya. Semua jenis mainan dari Trump. Mereka membayar saya jutaan dan ratusan juta."
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar dari CNBC mengenai tweet Trump dan komentar masa lalunya tentang penghasilan dari Arab.
Ketika dia pertama kali mengajukan diri untuk memimpin Gedung Putih di Trump Tower di New York pada tahun 2015, Trump berkata, "Saya suka orang-orang Arab."
"Banyak di antaranya ada di gedung ini." Jelasnya.
Di gedung lain yang dimiliki Trump di Big Apple, Trump World Tower, pemerintah Arab telah membeli seluruh lantai seharga US$4,5 juta pada tahun 2001.
![]() |
Tiga belas tahun sebelum pembelian itu, Trump sendiri dikabarkan telah membayar US$29 juta untuk membeli kapal pesiar sepanjang 281 kaki, Nabila, yang awalnya dibangun untuk Adnan Khashoggi, pedagang senjata Saudi, tetapi dimiliki oleh Sultan Brunei pada saat dibeli Trump ketika itu. Adnan Khashoggi, yang sudah meninggal, adalah sepupu Jamal Khashoggi.
Pada tahun 1991, ketika sedang menghadapi krisis keuangan dalam karirnya sebagai seorang bangsawan real estat dan operator kasino, Trump menjual kapal besarnya, yang namanya sudah diganti menjadi "Trump Princess," ke Pangeran Arab Alwaleed bin Talal. Dan dia menjualnya dengan kerugian US$20 juta.
Baru-baru ini, sebagai presiden, uang Arab kembali bermanfaat bagi Trump.
The Washington Post melaporkan awal tahun ini bahwa pendapatan di hotel Trump di West Side of Manhattan telah meningkat setelah dua tahun berturut-turut pendapatannya menurun.
Manajer umum hotel itu, yang dikelola perusahaan Trump, tetapi tidak memilikinya, memberi tahu investor bahwa pendapatan pada kuartal pertama 2018 melonjak sebagian karena "kunjungan mendadak Putra Mahkota Arab Saudi ke New York," menurut Post.
Sementara pangeran sendiri tidak menginap di hotel, "karena hubungan industri kami yang erat, kami dapat mengakomodasi banyak pelancong yang menyertainya," tulis manajer tersebut.
Awal bulan ini, The Post melaporkan bahwa pemesanan di hotel Trump di Chicago turun 8% dari tahun 2015 hingga 2016, dan bahwa pemesanan tahun ini 3,5% lebih rendah dari tahun 2016. Namun penurunan itu pada tingkat tertentu dapat diimbangi oleh bisnis dari Arab.
Mengutip sebuah dokumen yang dikeluarkan untuk investor di hotel, Post mengatakan bahwa "Pelanggan yang berbasis di Arab telah memesan 218 malam di Trump Chicago tahun ini, peningkatan 169% dari periode yang sama tahun 2016."
(prm) Next Article Trump Akui Dugaan Kematian Khashoggi, Siap Beri Arab Sanksi?
Most Popular