
Pemerintah Kebut Pengadaan Lahan Kilang Cilacap
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
28 August 2018 16:20

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memaparkan berbagai perkembangan proyek kilang milik PT Pertamina (Persero).
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, untuk pembangunan Kilang Cilacap tengah dalam proses pengadaan lahan. Dalam proyek tersebut, perusahaan minyak nasional Arab Saudi yaitu Saudi Aramco direncanakan ikut berinvestasi.
"Kami beresin dulu lahan, baru mereka [Saudi Aramco] masuk," tutur Fajar di kawasan Sudirman, Selasa (28/8/2018).
Rencana pengadaan lahan untuk Kilang Cilacap, akan dilakukan dengan tukar guling atau pertukaran lahan dengan Pemerintah Daerah.
Selanjutnya, untuk pengoperasian kembali Kilang Trans Pacific Petroleum Indotama (TPPI), telah disetujui dengan penandatanganan antara Plt. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dengan Kementerian Keuangan.
Secara umum, pembangunan kilang menghadapi masalah terkait penggunaan aset milik negara, dan utamanya lahan. "Maka dari itu kemarin kami sudah tanda tangan dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Seperti Cilacap, kami akan tukar guling dengan Pemerintah Daerah," tambahnya.
Untuk Kilang Balikpapan, dia menyebut masih terus berjalan. Namun dia tak merinci sampai mana pembangunan kilang tersebut.
Sebelumnya, Aramco berjanji investasi di kilang minyak terbesar RI, kilang Cilacap, sejak 2016 lalu. Tak tanggung-tanggung, janjinya adalah bisa kucurkan uang hingga US$ 6 miliar atau sebanyak Rp 87 triliun. Tapi itu tidak mudah, ada setumpuk syarat yang wajib dipenuhi RI agar bisa dapat kucuran akbar ini.
Syaratnya jelas, sejumlah insentif. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero), Gigih Prakoso, menyebut setidaknya ada 3 syarat yang diminta oleh Saudi Aramco sebelum menyentuk investasi.
Insentif tersebut adalah tax holiday selama 20 tahun, pembebasan lahan dipermudah, dan IRR (investment return rate) sebanyak 15% di proyek.
(gus) Next Article Pertamina: Tanpa Mitra, Bangun Kilang Cilacap Itu Berat
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, untuk pembangunan Kilang Cilacap tengah dalam proses pengadaan lahan. Dalam proyek tersebut, perusahaan minyak nasional Arab Saudi yaitu Saudi Aramco direncanakan ikut berinvestasi.
Rencana pengadaan lahan untuk Kilang Cilacap, akan dilakukan dengan tukar guling atau pertukaran lahan dengan Pemerintah Daerah.
Selanjutnya, untuk pengoperasian kembali Kilang Trans Pacific Petroleum Indotama (TPPI), telah disetujui dengan penandatanganan antara Plt. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dengan Kementerian Keuangan.
Secara umum, pembangunan kilang menghadapi masalah terkait penggunaan aset milik negara, dan utamanya lahan. "Maka dari itu kemarin kami sudah tanda tangan dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Seperti Cilacap, kami akan tukar guling dengan Pemerintah Daerah," tambahnya.
Untuk Kilang Balikpapan, dia menyebut masih terus berjalan. Namun dia tak merinci sampai mana pembangunan kilang tersebut.
Sebelumnya, Aramco berjanji investasi di kilang minyak terbesar RI, kilang Cilacap, sejak 2016 lalu. Tak tanggung-tanggung, janjinya adalah bisa kucurkan uang hingga US$ 6 miliar atau sebanyak Rp 87 triliun. Tapi itu tidak mudah, ada setumpuk syarat yang wajib dipenuhi RI agar bisa dapat kucuran akbar ini.
Syaratnya jelas, sejumlah insentif. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero), Gigih Prakoso, menyebut setidaknya ada 3 syarat yang diminta oleh Saudi Aramco sebelum menyentuk investasi.
Insentif tersebut adalah tax holiday selama 20 tahun, pembebasan lahan dipermudah, dan IRR (investment return rate) sebanyak 15% di proyek.
(gus) Next Article Pertamina: Tanpa Mitra, Bangun Kilang Cilacap Itu Berat
Most Popular