
Menagih Janji Investasi Aramco di Kilang Raksasa RI
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
27 August 2018 10:47

Jakarta, CNBC Indonesia- Perusahaan minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco, belakangan jadi ahli dalam hal gantung menggantung. Setelah kabar rencana IPO yang kini semakin kabur, janjinya untuk investasi di kilang minyak terbesar RI juga tak jelas kapan dipenuhi.
Aramco berjanji investasi di kilang minyak terbesar RI, kilang Cilacap, sejak 2016 lalu. Tak tanggung-tanggung, janjinya adalah bisa kucurkan uang hingga US$ 6 miliar atau sebanyak Rp 87 triliun. Tapi itu tidak mudah, ada setumpuk syarat yang wajib dipenuhi RI agar bisa dapat kucuran akbar ini.
Syaratnya jelas, sejumlah insentif. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero), Gigih Prakoso, menyebut setidaknya ada 3 syarat yang diminta oleh Saudi Aramco sebelum menyentuk investasi.
Insentif tersebut adalah tax holiday selama 20 tahun, pembebasan lahan dipermudah, dan IRR (investment return rate) sebanyak 15% di proyek. Permintaan ini bukan hal mudah, mengingat harus ada koordinasi antar sektor sebelum disetujui oleh pemerintah.
Setelah pembahasan intens bolak-balik lebih dari setahun, pemerintah pun mengabulkan semua permintaan Aramco. Apalagi kondisinya RI memang sangat mendesak untuk menambah kapasitas kilang, terkait angka impor yang semakin membengkak.
"Tax holiday 20 tahun sudah diberikan, lahan sudah dibebaskan oleh Pertamina, Return Project (IRR) 15% sudah bisa dicapai melalui tax incentives," kata Gigih kepada CNBC Indonesia, akhir pekan kemarin.
Kini, giliran Pertamina dan pemerintah menagih janji Aramco. Jika semua insentif sudah diberikan kapan Aramco merealisasikan niatnya di RI?
"Kami minta jawaban kesiapannya kapan. Setelah kami kirim jawaban mengenai fasilitas pajak itu, mereka sudah positif," kata Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution ketika dijumpai usai rapat terkait kilang ini di kantornya, Selasa pekan lalu.
Jadi kapan Aramco bakal masuk RI?
Menurut Gigih, sampai saat ini Pertamina masih menunggu jawabannya dan tetap beritikad melakukan kerjasama dengan Aramco untuk proyek RDMP Kilang Cilacap.
Menurut info, kata Gigih, akhir Agustus ini Aramco bakal melakukan board meeting dan bisa memberikan jawaban. "Kami masih menunggu keputusan manajemen Aramco apakah akan melanjutkan komitmennya atau tidak," kata Gigih.
Semoga pekan depan sudah ada kepastian dari perusahaan minyak asal Arab itu, dan bukan jawaban "Insya Allah" lagi.
(gus/wed) Next Article Pertamina-Aramco Pecah Kongsi
Aramco berjanji investasi di kilang minyak terbesar RI, kilang Cilacap, sejak 2016 lalu. Tak tanggung-tanggung, janjinya adalah bisa kucurkan uang hingga US$ 6 miliar atau sebanyak Rp 87 triliun. Tapi itu tidak mudah, ada setumpuk syarat yang wajib dipenuhi RI agar bisa dapat kucuran akbar ini.
Insentif tersebut adalah tax holiday selama 20 tahun, pembebasan lahan dipermudah, dan IRR (investment return rate) sebanyak 15% di proyek. Permintaan ini bukan hal mudah, mengingat harus ada koordinasi antar sektor sebelum disetujui oleh pemerintah.
Setelah pembahasan intens bolak-balik lebih dari setahun, pemerintah pun mengabulkan semua permintaan Aramco. Apalagi kondisinya RI memang sangat mendesak untuk menambah kapasitas kilang, terkait angka impor yang semakin membengkak.
"Tax holiday 20 tahun sudah diberikan, lahan sudah dibebaskan oleh Pertamina, Return Project (IRR) 15% sudah bisa dicapai melalui tax incentives," kata Gigih kepada CNBC Indonesia, akhir pekan kemarin.
Kini, giliran Pertamina dan pemerintah menagih janji Aramco. Jika semua insentif sudah diberikan kapan Aramco merealisasikan niatnya di RI?
"Kami minta jawaban kesiapannya kapan. Setelah kami kirim jawaban mengenai fasilitas pajak itu, mereka sudah positif," kata Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution ketika dijumpai usai rapat terkait kilang ini di kantornya, Selasa pekan lalu.
Jadi kapan Aramco bakal masuk RI?
Menurut Gigih, sampai saat ini Pertamina masih menunggu jawabannya dan tetap beritikad melakukan kerjasama dengan Aramco untuk proyek RDMP Kilang Cilacap.
Menurut info, kata Gigih, akhir Agustus ini Aramco bakal melakukan board meeting dan bisa memberikan jawaban. "Kami masih menunggu keputusan manajemen Aramco apakah akan melanjutkan komitmennya atau tidak," kata Gigih.
Semoga pekan depan sudah ada kepastian dari perusahaan minyak asal Arab itu, dan bukan jawaban "Insya Allah" lagi.
(gus/wed) Next Article Pertamina-Aramco Pecah Kongsi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular