
Pertamina Gak Apa-apa Digantung Arab Terus Soal Kilang?
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
24 February 2020 19:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Kerjasama pengembangan kilang di Cilacap masih akan dilakukan dengan Saudi Aramco meski sampai saat ini masih saja digantung. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pihaknya menargetkan pembahasan dengan Aramco akan selesai Kuartal I tahun 2020.
"Iya jadi (Kuartal I) kita menunggu offering dari mereka seperti apa untuk skema baru ini, kita belum terima," ungkapnya di DPR RI, Senin, (24/02/2020).
Lebih lanjut dirinya mengatakan kesepakatan paling tidak sudah terjadi di akhir Maret 2020. Pertamina masih terus menunggu hasil kajian dari Saudi Aramco. "Iya kuartal I, paling lambat akhir Maret. Kita masih nunggu, nanti belum ada," imbuhnya.
Hal senada disampaikan Corporate Secretary Pertamina Tajudin Noor, menurutnya kesepakatan ini masih dikaji oleh Saudi Aramco. Pihaknya masih menunggu hasil kajian tersebut. "Masih dikaji oleh Aramco, kita masih menunggu hasil kajian-kajian mereka apa nanti kira-kira apa saja misalnya prasyarat-prasyarat," ungkapnya di lokasi yang sama.
Pihaknya berharap agar kesepakatan bisa segera terjadi. Namun, masih ada hal-hal yang masih menjadi pertimbangan. Saudi Aramco, imbuhnya, masih butuh waktu sehingga pihaknya tidak terlalu memaksakan.
"Kalau kerjasama ya tetap semua lah ya bicara sejauh mana benefit dari masing-masing. Partice kan jadi kira-kira apa saja yang mungkin mereka minta mungkin dari segi privilege-privilage ke pemerintah atau dari kita apa," terangnya.
Menurutnya jika tidak ada kesepakatan, pihaknya akan tetap jalan sendiri atau dengan mitra lain. "Kalau misalkan nggak sepakat ya kita jalan sendiri atau kita cari mitra lain. Kita membuka peluang untuk semua mitra," tegasnya.
Sebelumnya pihak Pertamina menawarkan opsi kerjasama seperti di Balikpapan. Skema Balikpapan yang dimaksud adalah tidak dilakukan spin-off pada kilang eksisting.
Artinya Pertamina dan Saudi Aramco akan membangun fasilitas baru tanpa menyertakan akses eksisting. Melalui skema ini kedua belah pihak akan membentuk perusahaan patungan untuk mengoperasikan fasilitas baru di kompleks kilang Cilacap.
(gus/gus) Next Article Digantung Aramco, Nasib Kilang Cilacap Ditentukan Bulan Ini
"Iya jadi (Kuartal I) kita menunggu offering dari mereka seperti apa untuk skema baru ini, kita belum terima," ungkapnya di DPR RI, Senin, (24/02/2020).
Lebih lanjut dirinya mengatakan kesepakatan paling tidak sudah terjadi di akhir Maret 2020. Pertamina masih terus menunggu hasil kajian dari Saudi Aramco. "Iya kuartal I, paling lambat akhir Maret. Kita masih nunggu, nanti belum ada," imbuhnya.
Pihaknya berharap agar kesepakatan bisa segera terjadi. Namun, masih ada hal-hal yang masih menjadi pertimbangan. Saudi Aramco, imbuhnya, masih butuh waktu sehingga pihaknya tidak terlalu memaksakan.
"Kalau kerjasama ya tetap semua lah ya bicara sejauh mana benefit dari masing-masing. Partice kan jadi kira-kira apa saja yang mungkin mereka minta mungkin dari segi privilege-privilage ke pemerintah atau dari kita apa," terangnya.
Menurutnya jika tidak ada kesepakatan, pihaknya akan tetap jalan sendiri atau dengan mitra lain. "Kalau misalkan nggak sepakat ya kita jalan sendiri atau kita cari mitra lain. Kita membuka peluang untuk semua mitra," tegasnya.
Sebelumnya pihak Pertamina menawarkan opsi kerjasama seperti di Balikpapan. Skema Balikpapan yang dimaksud adalah tidak dilakukan spin-off pada kilang eksisting.
Artinya Pertamina dan Saudi Aramco akan membangun fasilitas baru tanpa menyertakan akses eksisting. Melalui skema ini kedua belah pihak akan membentuk perusahaan patungan untuk mengoperasikan fasilitas baru di kompleks kilang Cilacap.
(gus/gus) Next Article Digantung Aramco, Nasib Kilang Cilacap Ditentukan Bulan Ini
Most Popular