
Pertamina Mau Bangun Kilang Raksasa Baru di Papua
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 February 2020 13:42

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) berencana membangun GRR (Gross Root Refinery) di Papua. Hal ini disampaikan oleh Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina Heru Setiawan dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VI kemarin, (3/02/2020).
"Yang terakhir ini adalah inisiatif GRR di Papua sedang dilakukan pembicaraan prioritas studi dengan potensial partner dari Papua saat ini yang direncanakan adalah sebesar 150.000 barel per hari," ungkapnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman belum mau banyak berkomentar terkait hal ini karena belum masuk di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dan sebagainya.
"Ya baru rencana belum masuk RKAB dan sebagainya," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa, (4/02/2020).
PT Pertamina (Persero) pun optimistis bisa kebut pembangunan enam proyek kilang yang digagas sejak dulu, demi meningkatkan kapasitas yang saat ini masih 600 ribu barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari. Berikut beberapa progress dari empat proyek pengembangan (RDMP) dan dua proyek baru (GRR).
RDMP Dumai saat ini masih ditawarkan ke investor komersial dan tengah pembahasan dengan investor. "RDMP Balongan sudah jual konsep studi, FS komplit. Fase dua kita akan menigkatkan kapasita 125.000 jadi 150.000 barel per bari. Petrokemikal kompleks dengan mengundang beberapa partner yang ada Taiwan, Abu Dhabi, bekerjasama dari crude oil jadi petrokemical. Penting untuk mengantisipasi penggunaan BBM di Indonesia," terang Heru Setiawan di Komisi VI.
Kemudian untuk RDMP Cilacap menurutnya kerjasama masih akan dilakukan dengan Saudi Aramco sebagai potensial partner. Pembahasan sampai saat ini masih mentok pada valuasi.
"Kegiatan di Cilacap masih berlangsung engineering dan pembebasan lahan sudah hampir komplit. Kegiatan engineering berlangsung paralel pembahasan dengan Aramco berlangsung," terangnya.
Lalu RDMP Balikpapan sudah masuk ke tahap engineering procument construction (EPC), serta penyiapan lahan dan pembangunan konstruksi. "Seiring dengan itu kita mencari partner RDMP Balikpapan, pencarian investor paralel dengan EPC berlangsung," jelasnya.
Lalu untuk GRR Tuban akan memiliki kapasitas 300.000 barel petrokimia, aromatic, olefin. Proyek ini menurutnya menjadi salah satu yang penting untuk Pertamina, karena akan menurunkan impor. "Kita inisiatif bangun kilang baru 300.000 barel per hari terintegrasi petrokimia. Lalu GRR Bontang dengan kapasitas sama terintegrasi dengan petrokima," paparnya.
(gus) Next Article Bangun Kilang Butuh US$48 M, Duit Dari Mana Pertamina?
"Yang terakhir ini adalah inisiatif GRR di Papua sedang dilakukan pembicaraan prioritas studi dengan potensial partner dari Papua saat ini yang direncanakan adalah sebesar 150.000 barel per hari," ungkapnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman belum mau banyak berkomentar terkait hal ini karena belum masuk di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dan sebagainya.
PT Pertamina (Persero) pun optimistis bisa kebut pembangunan enam proyek kilang yang digagas sejak dulu, demi meningkatkan kapasitas yang saat ini masih 600 ribu barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari. Berikut beberapa progress dari empat proyek pengembangan (RDMP) dan dua proyek baru (GRR).
RDMP Dumai saat ini masih ditawarkan ke investor komersial dan tengah pembahasan dengan investor. "RDMP Balongan sudah jual konsep studi, FS komplit. Fase dua kita akan menigkatkan kapasita 125.000 jadi 150.000 barel per bari. Petrokemikal kompleks dengan mengundang beberapa partner yang ada Taiwan, Abu Dhabi, bekerjasama dari crude oil jadi petrokemical. Penting untuk mengantisipasi penggunaan BBM di Indonesia," terang Heru Setiawan di Komisi VI.
Kemudian untuk RDMP Cilacap menurutnya kerjasama masih akan dilakukan dengan Saudi Aramco sebagai potensial partner. Pembahasan sampai saat ini masih mentok pada valuasi.
"Kegiatan di Cilacap masih berlangsung engineering dan pembebasan lahan sudah hampir komplit. Kegiatan engineering berlangsung paralel pembahasan dengan Aramco berlangsung," terangnya.
Lalu RDMP Balikpapan sudah masuk ke tahap engineering procument construction (EPC), serta penyiapan lahan dan pembangunan konstruksi. "Seiring dengan itu kita mencari partner RDMP Balikpapan, pencarian investor paralel dengan EPC berlangsung," jelasnya.
Lalu untuk GRR Tuban akan memiliki kapasitas 300.000 barel petrokimia, aromatic, olefin. Proyek ini menurutnya menjadi salah satu yang penting untuk Pertamina, karena akan menurunkan impor. "Kita inisiatif bangun kilang baru 300.000 barel per hari terintegrasi petrokimia. Lalu GRR Bontang dengan kapasitas sama terintegrasi dengan petrokima," paparnya.
(gus) Next Article Bangun Kilang Butuh US$48 M, Duit Dari Mana Pertamina?
Most Popular