
Pertamina Incar Masuk Fortune Global 100 di 2026
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
03 February 2020 15:25

Jakarta, CNBC Indonsia - PT Pertamina (Persero) menargetkan tahun 2026 bisa masuk ke posisi top 100 dalam daftar Fortune Global 500.
Direktur Perencanaan, Investasi, dan Manajemen Risiko (PIMR) Pertamina, Heru Setiawan menyampaikan pihaknya optimistis dengan dukungan dari masyarakat dan anggota dewan target ini bisa tercapai.
"Kami ingin menyampaikan stakeholder pemerintah, kami pertamina 100% milik negara. Stakeholder Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masing-masing punya peran tersendiri yang sampai saat ini trus berkoordinasi," ungkapnya di Komisi VI, DPR RI, Senin, (3/01/2020).
Lebih lanjut dirinya menerangkan, Pertamina berada di posisi 175 dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2019 naik 78 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya diperingkat 253. "Pertamina di rangking 175 di Fortune Global, tahun 2026 kita menjadi top 100 dengan dukungan dari masyarakat, anggota dewan bisa tercapai," ucapnya yakin.
Sebagai informasi Laba Pertamina untuk kinerja selama 2019 kemarin diproyeksi menurun dibanding tahun sebelumnya. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan memaparkan dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR RI. Dalam paparannya Heru menyebut capaian labanya itu sebagai net income. "Net Income ada penurunan dari US$ 2,5 miliar jadi US$ 2,1 miliar," kata Heru, Senin (03/2/2020).
Jika dikonversi ke rupiah dengan kurs Rp 13.725, nilainya setara Rp 28,8 triliun. Ia menjelaskan untuk laba 2019 belum termasuk selisih HJE (Harga Jual Eceran) yang masih menunggu proses audit BPK yang akan selesai di Maret 2020.
Sebelumnya, VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan suatu kebanggaan Pertamina berada di peringkat TOP 175 daftar Fortune Global 500. Kebanggaan ini juga untuk Indonesia. Karena Pertamina telah terbukti mampu bersaing di kancah dunia.
"Harus disyukuri dan menjadi tantangan kami ke depan untuk dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara," ujar VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman melalui keterangan resminya, Selasa (23/7/2019).
Pertumbuhan Pertamina ini, imbuhnya, tidak lepas dari konsitensi Pertamina untuk terus meningkatkan perannya dalam memastikan availability, accessability, affordability, acceptability, dan sustainability energi nasional.
Pemeringkatan FORTUNE Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak tahun 1955. Berawal dari daftar 500 perusahaan terbesar di AS dari berbagai sektor industri dan bisnis, pemeringkatan kini dilakukan berdasar 12 indikator.
Tolok ukur utamanya adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue). Indikator lain adalah penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, jumlah karyawan, dan sejak 1990 indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam Fortune Global 500.
(gus/gus) Next Article Masuk Perusahaan Raksasa Fortune 500, Ini Kata Bos Pertamina
Direktur Perencanaan, Investasi, dan Manajemen Risiko (PIMR) Pertamina, Heru Setiawan menyampaikan pihaknya optimistis dengan dukungan dari masyarakat dan anggota dewan target ini bisa tercapai.
"Kami ingin menyampaikan stakeholder pemerintah, kami pertamina 100% milik negara. Stakeholder Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masing-masing punya peran tersendiri yang sampai saat ini trus berkoordinasi," ungkapnya di Komisi VI, DPR RI, Senin, (3/01/2020).
Sebagai informasi Laba Pertamina untuk kinerja selama 2019 kemarin diproyeksi menurun dibanding tahun sebelumnya. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan memaparkan dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR RI. Dalam paparannya Heru menyebut capaian labanya itu sebagai net income. "Net Income ada penurunan dari US$ 2,5 miliar jadi US$ 2,1 miliar," kata Heru, Senin (03/2/2020).
Jika dikonversi ke rupiah dengan kurs Rp 13.725, nilainya setara Rp 28,8 triliun. Ia menjelaskan untuk laba 2019 belum termasuk selisih HJE (Harga Jual Eceran) yang masih menunggu proses audit BPK yang akan selesai di Maret 2020.
Sebelumnya, VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan suatu kebanggaan Pertamina berada di peringkat TOP 175 daftar Fortune Global 500. Kebanggaan ini juga untuk Indonesia. Karena Pertamina telah terbukti mampu bersaing di kancah dunia.
"Harus disyukuri dan menjadi tantangan kami ke depan untuk dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara," ujar VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman melalui keterangan resminya, Selasa (23/7/2019).
Pertumbuhan Pertamina ini, imbuhnya, tidak lepas dari konsitensi Pertamina untuk terus meningkatkan perannya dalam memastikan availability, accessability, affordability, acceptability, dan sustainability energi nasional.
Pemeringkatan FORTUNE Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak tahun 1955. Berawal dari daftar 500 perusahaan terbesar di AS dari berbagai sektor industri dan bisnis, pemeringkatan kini dilakukan berdasar 12 indikator.
Tolok ukur utamanya adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue). Indikator lain adalah penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, jumlah karyawan, dan sejak 1990 indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam Fortune Global 500.
(gus/gus) Next Article Masuk Perusahaan Raksasa Fortune 500, Ini Kata Bos Pertamina
Most Popular