Piala Dunia 2018

Pulangkan Spanyol, Pemain-pemain Rusia Diapresiasi Pasar

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 July 2018 12:07
Pulangkan Spanyol, Pemain-pemain Rusia Diapresiasi Pasar
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi-lagi kejutan hadir di Piala Dunia 2018. Tim tuan rumah Rusia mampu mengakhiri perjalanan juara Piala Dunia 2010, Spanyol, di babak 16 besar. Tim Beruang Merah menyingkirkan Tim Matador melalui adu penalti setelah bermain seri 1-1 pada waktu normal plus perpanjangan waktu. 

Spanyol datang ke Rusia 2018 dengan kepala penuh pikiran. Julen Lopetegui, sang pelatih utama, dipecat dua hari jelang Piala Dunia karena dinilai kurang etis. Lopetegui menandatangani kontrak dengan klub raksasa ibu kota, Real Madrid, yang disebut-sebut tanpa sepengetahuan Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF). 

Fernando Hierro pun ditunjuk menggantikan Lopetegui. Namun dengan pengetahuan skuad yang relatif minim, Spanyol pun tampil kurang meyakinkan. Di fase grup, Spanyol dipaksa bermain imbang dengan Portugal dan bahkan susah payah untuk mengamankan satu poin saat jumpa Maroko. 

Oleh karena itu, banyak kalangan yang meragukan Spanyol untuk bisa berbicara banyak di Piala Dunia 2018. Namun, tersingkir di tangan Rusia tetap menjadi kejutan.  

Determinasi tim tuan rumah memang layak diacungi jempol. Di partai tersebut, Rusia mampu menahan gempuran Spanyol, yang meski menyerang tanpa bentuk alias sporadis. 

Spanyol berhasil membukukan sembilan tendangan ke gawang tepat ke arah gawang (shot on goal). Sementara Rusia hanya mampu mencatat satu shot on goal, dan itu berbuah gol. Sedangkan dari sisi penguasaan bola, Spanyol pun dominan dengan catatan 74%.  

Kegigihan ini ampuh membawa Rusia mengamankan boarding pass ke perempat final. Rusia akan berhadapan dengan sesama tim penuh kejutan, Kroasia. 

Namun sampai pertandingan perempat final pada Minggu (8/7/2018), Rusia boleh menarik nafas dulu. Rusia berhak menikmati euforia setelah berhasil menyingkirkan Spanyol. 

Salah satu euforia itu adalah valuasi pasar pemain-pemain Rusia yang naik karena penampilan apik mereka. Igor Akinfeev, kiper sekaligus kapten, adalah salah satunya. Dalam laga melawan Spanyol, kantor berita BBC memberikan nilai 7,24 atas penampilan Akinfeev yang menjadikannya man of the match

Akinfeev adalah pemain penuh pengalaman. Kiper 32 tahun ini sudah mengumpulkan 110 penampilan di tim nasional yang dibelanya sejak 2004. 

Bagi yang fanatik dengan permainan Football Manager sejak awal 2000-an, Akinfeev adalah legenda. Bila ingin membangun tim yang tak terkalahkan, Akinfeev adalah pemain yang harus dibeli (must buy). Dia adalah jaminan mutu. 

Penampilan apiknya di Rusia 2018 membuat Akinfeev juga menjadi jaminan mutu di dunia nyata. Bagai anggur, Akinfeev makin nikmat seiring berjalannya waktu.

Nilai pasar Akinfeev pun naik. Pada akhir 2017, banderol Akinfeev menurut Transfermarkt adalah 9 juta euro (Rp 150,46 miliar dengan kurs saat ini). Saat ini nilainya naik menjadi 10 juta euro (Rp 167,17 miliar). 

Namun, kemungkinan Akinfeev tidak akan ke mana-mana meski valuasi pasarnya tergolong 'murah'. Sampai saat ini, Akinfeev adalah one man club. Pengabdiannya hanya ditujukan kepada CSKA Moskow, yang dibelanya sejak level junior. 

"Mengapa dia harus pergi? Fans mencintainya, klub mencintainya, pelatih mempercayainya," ujar Vladimir Pilguy, mantan penjaga gawang Uni Soviet era 1970-1980, dikutip dari situs EUFA. 

Jadi, meski biaya mahar Akinfeev bisa saja ditebus oleh banyak klub besar Eropa, sepertinya cinta mereka akan bertepuk sebelah tangan. Cinta Akinfeev, setidaknya sampai saat ini, hanya untuk CSKA. 


Pemain lain yang mendapat penghargaan dari pasar adalah Artem Dzyuba. Dalam laga kontra Spanyol, penyerang 29 tahun ini diganjar nilai 7,11, terbaik kedua setelah Akinfeev. 

Seperti halnya Akinfeev, nilai pasar Dzyuba pun naik berkat penampilan ciamiknya. Akhir tahun lalu, valuasi Dzyuba menurut Transfermarkt ada di 5,40 juta poundsterling (Rp 102,19 miliar). Kini, nilainya naik 16,7% menjadi 6,3 juta poundsterling (Rp 119,23 miliar). 

Kini Dzyuba bermain untuk klub kecil Rusia, Arsenal Tula, setelah dipinjamkan oleh raksasa Rusia, Zenit St Petersburg. Sikapnya yang keras dan eksentrik sering kali menyusahkan dirinya sendiri.

Dzyuba dikenal sering melontarkan kritik terhadap timnya yang berujung pada hukuman indisipliner. Saat membela Spartak Moskow, Dzyuba mengkritik keras sang pelatih kala itu, Unai Emery. Kala Spartak kalah 1-4 dari rival sekota Dynamo Moskow, Dzyuba melontarkan komentar yang sangat tajam. 

"Tanya saja ke pelatih kecil kami," tegasnya, dikutip dari ESPN. 

Oleh karena itu, meski penampilan Dzyuba lumayan moncer dan harganya relatif murah, tetapi sepertinya tidak banyak klub yang mengincarnya. Catatan indisipliner Dzyuba menjadi noda merah di curriculum vitae-nya, sehingga dikhawatirkan bisa mengganggu keharmonisan tim. 

Namun apapun itu, pasar sudah memberikan apresiasi kepada Dzyuba melalui kenaikan valuasi. Dzyuba bisa membanggakan itu sekarang. 


Contoh lainnya adalah Alexandr Golovin. Oleh BBC, gelandang itu diberi ponten 6,79. Terbaik ketiga di bawah Afinfeev dan Dzyuba.

Pemain CSKA Moskow ini baru berusia 22 tahun, masa depannya masih panjang. Namun, Golovin sudah membuat Piala Dunia 2018 menjadi ajang promosi yang paten.

Menjadi pemain kunci di tim nasional, Golovin tidak pernah mengecewakan. Pemandu bakat pun menjadikan Golovin sebagai salah satu pemain incaran.

Pasar pun memberikan apresiasi. Transfermarkt menilai valuasi pasar Golovin saat ini berada di 16,2 juta poundsterling (Rp 306,49 miliar). Naik pesat 80% dibandingkan posisi akhir tahun lalu.


Pemain berjuluk Iniesta dari Rusia ini diminati oleh berbagai klub besar Eropa. Setelah Arsenal dan Juventus, kini Chelsea ikut masuk dalam perburuan tanda tangan Golovin. Meski valuasi pasarnya di 16,2 juta poundsterling, tetapi CSKA dikabarnya hanya menerima tawaran minimal 22 juta poundsterling (Rp 416,29 miliar).

Selamat buat Rusia karena dalam beberapa hari ke depan bisa lega dan menikmati kemenangan atas Spanyol. Namun, jangan terlalu lama larut dalam euforia karena Kroasia sudah menanti.

Jika Rusia bisa melangkah lebih jauh, bukan tidak mungkin valuasi pemain-pemain mereka terus meningkat. Namun, jika Kroasia bisa menghentikan Rusia, jangan heran jika harga pemain-pemain Rusia terkoreksi.

Harga pemain sepakbola layaknya saham. Kala kinerjanya bagus, maka investor akan mengapresiasi sehingga nilainya naik. Demikian juga sebaliknya. Ini pasar bebas, kamerad.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular