Piala Dunia 2018
Tersingkir di Piala Dunia, Pemain Jerman 'Dihukum' Pasar
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 June 2018 11:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Malam tadi, Rabu (27/6/2018), menjadi petaka bagi persepakbolaan Jerman. Sang juara bertahan, juara dunia empat kali, pemuncak peringkat Federasi Sepakbola Dunia (FIFA), harus pulang lebih awal di Piala Dunia 2018.
Jerman harus tersisih di fase grup setelah tadi malam menyerah 0-2 dari Korea Selatan. Bahkan Jerman berada di posisi buncit di Grup F.
Pencapaian di Rusia 2018 adalah salah satu yang terburuk dalam sejarah Piala Dunia yang diikuti Tim Panser. Kali terakhir Jerman gagal lolos dari babak awal adalah pada Piala Dunia 1938 di Prancis. Kala itu format Piala Dunia jauh berbeda dengan sekarang, tidak ada fase grup.
Sejak jadi juara di Swiss 1954, Jerman selalu menjadi powerhouse. Minimal selalu bisa lolos dari fase grup awal.
Bahkan sejak Spanyol 1982, prestasi terburuk Jerman paling apes bisa tembus sampai perempatfinal. Sejak Korea Selatan-Jepang 2002, Jerman selalu bisa mencapai empat besar alias semifinal.
Oleh karena itu, wajar bila publik Jerman berduka, marah, dan kecewa terhadap Manuel Neuer cs. Bild, harian paling populer di Jerman, menuliskan kata Ohne Worte (tidak bisa berkata-kata/speechless) di halaman muka.
Headline serupa juga mereka sajikan pada Piala Dunia 2014, kala Jerman membantai Brasil 7-1 di semifinal. Sama-sama tidak bisa berkata-kata, tetapi konteksnya jauh berbeda.
Sementara harian lainnya, Die Welt, juga menuliskan kritik pedas kepada skuat asuhan Joachim 'Jogi' Loew. Di halaman muka, koran ini menuliskan judul Aus und Vorbei (selesai dan keluar).
Kemudian harian Frankfurter Allgemeine juga memberikan tulisan setajam silet di halaman muka yang diberi judul Der Deutsche Untergang (akhir dari Jerman). Harian ini bahkan menulis tim Jerman harus kembali ke bumi dengan benturan keras.
Dari sisi ekonomi, pemain sepakbola bisa diibaratkan dengan aset. Ketika aset tidak memberikan keuntungan maksimal, maka harganya akan turun atau setidaknya sulit untuk naik.
Oleh karena itu, pemain-pemain Jerman yang berlaga di Piala Dunia 2018 pun dihukum oleh pasar, dengan cara valuasi jasa mereka yang mentok atau bahkan turun.
Jerman harus tersisih di fase grup setelah tadi malam menyerah 0-2 dari Korea Selatan. Bahkan Jerman berada di posisi buncit di Grup F.
Pencapaian di Rusia 2018 adalah salah satu yang terburuk dalam sejarah Piala Dunia yang diikuti Tim Panser. Kali terakhir Jerman gagal lolos dari babak awal adalah pada Piala Dunia 1938 di Prancis. Kala itu format Piala Dunia jauh berbeda dengan sekarang, tidak ada fase grup.
Bahkan sejak Spanyol 1982, prestasi terburuk Jerman paling apes bisa tembus sampai perempatfinal. Sejak Korea Selatan-Jepang 2002, Jerman selalu bisa mencapai empat besar alias semifinal.
Oleh karena itu, wajar bila publik Jerman berduka, marah, dan kecewa terhadap Manuel Neuer cs. Bild, harian paling populer di Jerman, menuliskan kata Ohne Worte (tidak bisa berkata-kata/speechless) di halaman muka.
Headline serupa juga mereka sajikan pada Piala Dunia 2014, kala Jerman membantai Brasil 7-1 di semifinal. Sama-sama tidak bisa berkata-kata, tetapi konteksnya jauh berbeda.
Sementara harian lainnya, Die Welt, juga menuliskan kritik pedas kepada skuat asuhan Joachim 'Jogi' Loew. Di halaman muka, koran ini menuliskan judul Aus und Vorbei (selesai dan keluar).
Kemudian harian Frankfurter Allgemeine juga memberikan tulisan setajam silet di halaman muka yang diberi judul Der Deutsche Untergang (akhir dari Jerman). Harian ini bahkan menulis tim Jerman harus kembali ke bumi dengan benturan keras.
Dari sisi ekonomi, pemain sepakbola bisa diibaratkan dengan aset. Ketika aset tidak memberikan keuntungan maksimal, maka harganya akan turun atau setidaknya sulit untuk naik.
Oleh karena itu, pemain-pemain Jerman yang berlaga di Piala Dunia 2018 pun dihukum oleh pasar, dengan cara valuasi jasa mereka yang mentok atau bahkan turun.
Next Page
Valuasi Turun Atau Mentok
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular