Percaya HMSP & GGRM Naik? Sudah Hilang Puluhan Triliun Lho

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
18 September 2019 06:48
Percaya HMSP & GGRM Naik? Sudah Hilang Puluhan Triliun Lho
Foto: cover topik/Rokok thumbanil/Aristya Rahadian krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) ditutup menguat pada perdagang kemarin. Namun kejatuhan harga saham kedua produsen rokok terbesar tersebut, masih belum bisa mengembalikan dana yang menguap.

Pada perdagangan kemarin, harga saham HM Sampoerna naik 1,75% ke level Rp 2.330/unit. Sementara saham Gudang Garam saat ditutup hanya naik tipis 0,05% ke level Rp 54.625/unit.



Upaya untuk mengangkat balik kedua saham tersebut tampaknya tak terlalu kuat. Investor masih ragu dengan prospek kinerja, apalagi pemerintah tak bergeming dengan sejumlah permintaan dari para pengusaha dan kelompok masyarakat yang ingin menunda kenaikan cukai rokok 23%.

Berapa sebenarnya hilang nilai kapitalisasi kedua saham ini yang hilang jika dihitung dari harga penutupan pekan lalu, dengan penutupan harga perdagangan kemarin.

Akhir pekan lalu, nilai kapitalisasi HMSP tercatat sebesar Rp 325,69 triliun pada harga per unit Rp 2.800. Lalu nilai kapitalisasi saham HMSP berkurang menjadi Rp 271,02 triliun.

Artinya potensial loss yang bisa dihitung dari penurunan harga saham HMSP tersebut mencapai Rp 54,67 triliun.

Lalu bagaimana dengan GGRM, per akhir pekan lalu nilai kapitalisasi saham perusahaan rokok ini mencapai Rp 132,38 triliun. Kemarin sudah berkurang menjadi Rp 105,10 triliun.

Artinya nilai kapitalisasi saham GGRM sudah tergerus sebanyak Rp 27,27 triliun. Nilai yang sangat besar.



BERLANJUT KE HAL 2

Keputusan pemerintah menaikkan cukai rokok atau cukai hasil tembakau (CHT) disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai menggelar rapat secara tertutup di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/9/2019).

Sri Mulyani mengatakan bahwa dengan kenaikan tarif cukai rokok tersebut, maka harga jual eceran (HJE) pun mengalami kenaikan hingga 35% "Kenaikan average 23% untuk tarif cukai, dan 35% dari harga jualnya yang akan kami tuangkan dalam Permenkeu," kata Sri Mulyani.
Pada 2019 pemerintah memutuskan untuk tak menaikkan tarif cukai rokok.

Sontak kebijakan tersebut menjadi sentimen negatif bagi saham produsen rokok. Pada perdagangan Senin (16/09/2019), harga saham HM Sampoerna anjlok 18,21% menjadi Rp 2.290/unit saham. Sedangkan Gudang Garam amblas 20,64% ke level Rp 54.600/unit.

Pengusaha rokok merasa pemerintah tidak melibatkan pelaku industri dalam menetapkan kebijakan cukai. Direktur Legal dan Hubungan Eksternal Bentoel Mercy Francisca Hutahaean mengatakan kenaikan tarif sebesar 23% mulai 1 Januari 2020 ini cukup mengagetkan untuk industri.

"Rencana kenaikan yang tinggi sebagaimana telah dimuat di berbagai media tentunya tidak kami duga sebelumnya. Akan tetapi, kami tetap berharap akan adanya kebijaksanaan dari Pemerintah dalam hal ini, yaitu dengan tetap memperhatikan suara dari mayoritas industri dan tentunya para petani," kata Mercy dalam keterangan resminya, dikutip CNBC Indonesia, Senin (16/9/2019).

"Selama ini, kami secara konsisten terus berupaya mengembangkan usaha industri tembakau di Indonesia, termasuk berkontribusi di bidang ekspor, yang kami percaya akan memberikan dampak positif kepada perekonomian Indonesia," lanjutnya.

Perkumpulan Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) juga menyebutkan asosiasi tak pernah diajak berdiskusi oleh pemerintah dalam mempertimbangkan kenaikan tarif ini. Kenaikan hingga 23% dinilai sangat memberatkan IHT secara keseluruhan.

"Selama ini, informasi yang kami terima rencana kenaikan cukai dikisaran 10%, angka yang moderat bagi kami meski berat," kata Henry Najoan, Ketua Umum GAPPRI.

Sempat Sell Off, Saham Emiten Rokok Mulai Menguat
[Gambas:Video CNBC]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular