
Analisis Teknikal
Nyangkut di Saham HMSP & GGRM? Begini Arah Pergerakannya
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
16 September 2019 16:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani selepas rapat secara tertutup di Istana Kepresidenan di Jakarta hari Jumat (13/9/2019), mengatakan bahwa tarif cukai rokok secara rata-rata naik 23%, dan harga jual eceran (HJE) pun naik hingga 35%.
Merespons kebijakan tersebut, saham dua emiten yang menjadi pemimpin industri rokok di bursa amblas. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) anjlok 18,21% menjadi Rp 2.290/unit saham, sedangkan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) amblas 20,64% ke level Rp 54.600/unit.
Adapun investor asing terlihat melepas saham andalan sektor konsumer tersebut dengan sangat getol. Saham HMSP dilepas asing sebanyak Rp 132 miliar di pasar reguler, sedangkan saham GGRM dilepas lebih banyak lagi hingga Rp 416 miliar di pasar yang sama.
Secara teknikal, kedua saham tersebut sedang mengalami penurunan harga seperti yang terlihat pada grafik yang tren pergerakan harganya turun. Sejak awal tahun harga saham HMSP anjlok 38,2%, sedangkan GGRM merosot 33,8%.
Baik tren secara jangka pendek maupun panjang, tren kedua saham rokok tersebut sedang mengalami tekanan, yang terlihat dari harganya yang bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 5 & 200 hari terakhirnya (moving average/MA5/MA200).
Ada potensi saham HMSP kembali turun menguji level Rp 2.100/saham pada minggu ini, level tersebut merupakan penghalang penurunan (support level) terdekatnya. Sedangkan penghalang kenaikannya (resistance level) akan dibatasi pada Rp 2.380/saham.
Sedangkan saham GGRM juga masih berpotensi mengalami koreksi, yakni menguji level Rp 52.500/saham sebagai level support harganya. Sedangkan resistance levelnya dibatasi pada harga Rp 59.000/saham juga pada minggu ini.
Terkait kenaikan cukai rokok hingga 23% tersebut, Menko Perekonomian Darmin Nasution buka suara terkait keputusan pemerintah. Alasan utama adalah, tahun sebelumnya tidak ada kenaikan cukai rokok.
Selain itu Darmin juga menyebut ada tiga alasan alasan objektif di balik kenaikan cukai rokok. Pertama yakni pemerintah ingin menurunkan tingkat konsumsi rokok, yang kedua, kenaikan cukai rokok juga dinilai dapat meningkatkan penerimaan negara. Ketiga, yakni urusan kesempatan kerja.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Giliran Saham GGRM Hijau, Saat HMSP Betengger di Zona Merah
Merespons kebijakan tersebut, saham dua emiten yang menjadi pemimpin industri rokok di bursa amblas. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) anjlok 18,21% menjadi Rp 2.290/unit saham, sedangkan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) amblas 20,64% ke level Rp 54.600/unit.
Adapun investor asing terlihat melepas saham andalan sektor konsumer tersebut dengan sangat getol. Saham HMSP dilepas asing sebanyak Rp 132 miliar di pasar reguler, sedangkan saham GGRM dilepas lebih banyak lagi hingga Rp 416 miliar di pasar yang sama.
Baik tren secara jangka pendek maupun panjang, tren kedua saham rokok tersebut sedang mengalami tekanan, yang terlihat dari harganya yang bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 5 & 200 hari terakhirnya (moving average/MA5/MA200).
Ada potensi saham HMSP kembali turun menguji level Rp 2.100/saham pada minggu ini, level tersebut merupakan penghalang penurunan (support level) terdekatnya. Sedangkan penghalang kenaikannya (resistance level) akan dibatasi pada Rp 2.380/saham.
Sedangkan saham GGRM juga masih berpotensi mengalami koreksi, yakni menguji level Rp 52.500/saham sebagai level support harganya. Sedangkan resistance levelnya dibatasi pada harga Rp 59.000/saham juga pada minggu ini.
![]() |
Selain itu Darmin juga menyebut ada tiga alasan alasan objektif di balik kenaikan cukai rokok. Pertama yakni pemerintah ingin menurunkan tingkat konsumsi rokok, yang kedua, kenaikan cukai rokok juga dinilai dapat meningkatkan penerimaan negara. Ketiga, yakni urusan kesempatan kerja.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Giliran Saham GGRM Hijau, Saat HMSP Betengger di Zona Merah
Most Popular