
Restrukturisasi Utang Kelar, BEI Masih Pantau Saham TAXI
Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 June 2019 15:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) masih terus melakukan pemantauan ketat pada saham emiten transportasi PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) guna memonitor keberlangsungan usaha atau going concern perusahaan.
Apalagi, belum lama ini, emiten pengelola Taksi Express itu juga baru menyelesaikan restrukturisasi utang obligasi yang ke dalam bentuk obligasi konversi. Penundaan pembayaran utang atas bunga obligasi ini sempat membuat saham TAXI disuspensi atau dihentikan sementara oleh BEI, setidaknya 11 bulan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan Bursa juga masih menunggu adanya peningkatan kinerja perusahaan setelah rencana masuknya investor baru yang disodorkan oleh pemegang saham lama TAXI yakni PT Rajawali Corpora (RC).
"Selanjutnya Bursa akan melakukan closely monitoring atas eksekusi rencana perseroan dalam rangka mempertahankan going concern dan peningkatan performance," kata Yetna kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/6/2019).
TAXI belum lama ini melakukan pencatatan saham hasil konversi atas pokok obligasi sebanyak 4 miliar saham. Selain itu, perusahaan juga melakukan pra-pencatatan saham atas pokok Obligasi menjadi Obligasi Konversi (OK) tanpa bunga sebesar 6 miliar saham.
Hal ini menyusul konversi utang obligasi senilai Rp 1 triliun menjadi kepemilikan saham yang disetujui pemegang saham pada Mei lalu.
Konversi ini akan dilakukan bertahap, tahap pertama akan dikonversi utang sebanyak Rp 400 miliar menjadi 4 miliar saham. Tahap kedua akan jatuh tempo pada 31 Desember 2020 dengan mengkonversi obligasi senilai Rp 600 miliar dengan sebanyak 6 miliar saham.
Emiten transportasi Grup Rajawali ini masih memiliki utang jatuh tempo pada 24 Juni 2019 sebesar Rp 1 triliun atas Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014.
Data Kustodian Sentral Eek Indonesia (KSEI) menunjukkan obligasi tersebut tercatat di BEI pada 25 Juni 2014 dengan bunga yakni 12,25% dan dibayarkan setiap tiga bulan.
Hanya saja, tercatat TAXI mengalami kesulitan karena menunda pembayaran bunga obligasi ke-17 yang jatuh tempo pada 24 September 2018. Sebelumnya RUPSLB pada 8 Februari dan 18 Februari tidak mencapai kuorum.
BEI telah membuka kembali perdagangan saham setelah sebelumnya dihentikan perdagangan sementara (suspensi) sejak 25 Juni 2018. Perdagangan saham emiten taksi ini sudah dibuka kembali mulai sesi I Jumat 24 Mei 2019 di seluruh pasar. Namun pada perdagangan 25 Juni ini, saham pengelola Taksi Express ini minim transaksi, dan cenderung tidur di level Rp 50/saham.
(tas) Next Article Bayar Utang ke BCA, Taksi Express Jual Tanah
Apalagi, belum lama ini, emiten pengelola Taksi Express itu juga baru menyelesaikan restrukturisasi utang obligasi yang ke dalam bentuk obligasi konversi. Penundaan pembayaran utang atas bunga obligasi ini sempat membuat saham TAXI disuspensi atau dihentikan sementara oleh BEI, setidaknya 11 bulan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan Bursa juga masih menunggu adanya peningkatan kinerja perusahaan setelah rencana masuknya investor baru yang disodorkan oleh pemegang saham lama TAXI yakni PT Rajawali Corpora (RC).
"Selanjutnya Bursa akan melakukan closely monitoring atas eksekusi rencana perseroan dalam rangka mempertahankan going concern dan peningkatan performance," kata Yetna kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/6/2019).
TAXI belum lama ini melakukan pencatatan saham hasil konversi atas pokok obligasi sebanyak 4 miliar saham. Selain itu, perusahaan juga melakukan pra-pencatatan saham atas pokok Obligasi menjadi Obligasi Konversi (OK) tanpa bunga sebesar 6 miliar saham.
Hal ini menyusul konversi utang obligasi senilai Rp 1 triliun menjadi kepemilikan saham yang disetujui pemegang saham pada Mei lalu.
Konversi ini akan dilakukan bertahap, tahap pertama akan dikonversi utang sebanyak Rp 400 miliar menjadi 4 miliar saham. Tahap kedua akan jatuh tempo pada 31 Desember 2020 dengan mengkonversi obligasi senilai Rp 600 miliar dengan sebanyak 6 miliar saham.
Emiten transportasi Grup Rajawali ini masih memiliki utang jatuh tempo pada 24 Juni 2019 sebesar Rp 1 triliun atas Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014.
Data Kustodian Sentral Eek Indonesia (KSEI) menunjukkan obligasi tersebut tercatat di BEI pada 25 Juni 2014 dengan bunga yakni 12,25% dan dibayarkan setiap tiga bulan.
Hanya saja, tercatat TAXI mengalami kesulitan karena menunda pembayaran bunga obligasi ke-17 yang jatuh tempo pada 24 September 2018. Sebelumnya RUPSLB pada 8 Februari dan 18 Februari tidak mencapai kuorum.
BEI telah membuka kembali perdagangan saham setelah sebelumnya dihentikan perdagangan sementara (suspensi) sejak 25 Juni 2018. Perdagangan saham emiten taksi ini sudah dibuka kembali mulai sesi I Jumat 24 Mei 2019 di seluruh pasar. Namun pada perdagangan 25 Juni ini, saham pengelola Taksi Express ini minim transaksi, dan cenderung tidur di level Rp 50/saham.
![]() |
(tas) Next Article Bayar Utang ke BCA, Taksi Express Jual Tanah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular