AirAsia Siap Rights Issue, 15 Sekuritas Diseleksi!

tahir saleh, CNBC Indonesia
11 April 2019 11:38
PT Airasia Indonesia Tbk (CMPP) berencana mencari pendanaan tambahan lewat mekanisme penerbitan saham baru.
Foto: AirAsia (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten penerbangan PT Airasia Indonesia Tbk (CMPP) berencana mencari pendanaan tambahan lewat mekanisme penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue.

Induk usaha maskapai Indonesia AirAsia ini dalam tahap memulai seleksi sekitar 15 perusahaan sekuritas untuk menjadi penjamin emisi (underwriters) dan penasehat investasi (advisor).

"Seleksinya minggu depan," kata Direktur Utama Airasia Indonesia Dendy Kurniawan, usai talkshow di CNBC TV Indonesia, Kamis (11/4/2019).

Hanya saja Dendy belum mengungkapkan nama-nama sekuritas yang mengikuti seleksi tersebut. Dendy mengatakan 
pihaknya bakal menggelar aksi korporasi tersebut pada akhir kuartal III-2019 atau awal kuartal IV-2019.


Dendy juga enggan membeberkan jumlah besaran saham baru yang akan dilepas ke publik, beirkut dengan target dana yang diincar dari aksi korporasi tersebut.

Rights issue ini adalah yang kedua dilakukan oleh perseroan. Rights issue pertama dilakukan pada 30 November 2017 ketika perusahaan masih bernama PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk.

Pembeli siaga saat itu ialah PT Fersindo Nusaperkasa dan AirAsia Investment Ltd, yang kemudian masuk ke Rimau dan mengubah nama perusahaan menjadi Airasia Indonesia. Per akhir 2018, saham Airasia dimiliki oleh Fersindo 49,66%, Airasia Investment 49,25%, dan investor publik 1,09%.

Selain itu, rights issue ini dilakukan juga dalam rangka memenuhi aturan batas minimal jumlah saham yang beredar di publik atau free float sebesar 7,5% mengingat investor publik baru memegang 1,09% saham CMPP. 

Dalam rights issue sebanyak 13,65 miliar saham baru, dengan nilai nominal Rp 250/saham, ada setoran modal Fersindo Nusaperkasa dan AirAsia Investment selaku pembeli siaga, yang kemudian dikonversi penuh menjadi saham Indonesia AirAsia dengan nilai total sebesar Rp 2,60 triliun.

"Dana belum bisa kami umumkan," kata Dendy yang menegaskan dana rights issue kedua ini akan lebih besar dari aksi korporasi pertama.

Dendy juga menjelaskan, perseroan akan mendapatkan tambahan 
lima unit pesawat baru Airbus A320 dan akan membuka rute baru di sepanjang tahun ini. Namun Dendy masih enggan mengungkapkan besaran investasi atas lima pesawat tersebut.

Tahun lalu, Airasia
 mencatatkan kerugian hingga Rp 907,29 miliar, hampir dua kali lipat dari kerugian tahun 2017 yang sebesar Rp 512,64 miliar akibat beban biaya bahan bakar yang tinggi. Meskipun pendapatan usaha perusahaan berhasil tumbuh 10,87% year-on-year (YoY) menjadi Rp 4,34 triliun.

(tas/hps) Next Article Tambal Ekuitas, Saham AirAsia Indonesia Melesat 14%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular