Alasan Kenapa Tiket ke Luar Negeri Lebih Murah dari Domestik

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 April 2019 10:40
Harga tiket pesawat belakangan ini kembali jadi sorotan masyarakat.
Foto: CNBC Indonesia TV
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tiket pesawat belakangan ini kembali jadi sorotan masyarakat. Beberapa waktu lalu, publik mengeluhkan mahalnya tarif tiket pesawat rute domestik dibandingkan penerbangan luar negeri.

Sebagai perbandingan, CNBC Indonesia mencari penerbangan termurah dengan menguji coba melalui aplikasi online travel agency (OTA) Traveloka dan AirAsia. Pencarian ini sama-sama dilakukan untuk penerbangan langsung pada Jumat, 12 April 2019.

Ditemukan, penerbangan dari Jakarta (CGK) ke Medan (KNO) harga tiket pesawat Lion Air dibanderol Rp 1.350.400, lebih mahal dari perjalanan Jakarta (CGK) ke Singapura seharga Rp 550.000 dengan pesawat yang sama. Sedangkan, AirAsia membanderol harga tiket Rp 1.082.000. Jika dibandingkan, Singapura menduduki urutan pertama untuk penerbangan termurah. Kemudian disusul oleh Yogyakarta, lalu Malaysia.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menyatakan, memang ada perbedaan antara rute domestik dan penerbangan internasional, sebab dalam penerbangan domestik berlaku tarif batas bawah dan batas atas sebagaimana diatur Kementerian Perhubungan.

Alasan Kenapa Tiket ke Luar Negeri Lebih Murah dari DomestikFoto: Dendy Kurniawan AirAsia


"Kami sendiri (AirAsia) berikan gimmick penumpang supaya antusias. Harga kami masih yang paling kompetitif baik domestik dan internasional, jangan lebih murah dari batas bawah," kata Dendy, dalam dialog di acara Squawk Box, CNBC Indonesia, Kamis (11/4/2019).

Selain itu, untuk penerbangan internasional, AirAsia tidak menerapkan aturan batas bawah karena menyesuaikan mekanisme pasar. Sebagai contoh, untuk tiket dengan rute Jakarta (CGK) - Kuala Lumpur (KUL), AirAsi bisa membanderol harga Rp 600 ribu. Tapi sewaktu-waktu, untuk menarik penumpang, AirAsia bisa melepas harga tiket penerbangan ke Negeri Jiran hanya Rp 100 ribu - Rp 200 ribu saja.

"Cuma kita tidak jual semua. Harga rata-rata bisa tutupi tak ada masalah. Jadi ada gimmick-gimmick seperti itu," ujarnya.

Dendy menjelaskan, di semua bisnis, untuk bisa kompetitif, yang terjadi kata dia bukanlah perang harga, tapi sebisa mungkin bisa menekan harga agar konsumen mendapatkan harga terjangkau, mengingat perusahaan adalah maskapai berbiaya murah. "Kedua inovasi Biar harga selalu kompetitif," tutur dia.

Namun ia menjamin, meski berbiaya hemat, untuk alasan keamanan, hal itu tetap menjadi prioritas utama. "Kebanyakan maskapai pesawatnya sewa. Yang meminjamkan juga berikan syarat. Dirawat di hanggar-hanggar yang tersertifikasi. Harga murah safety kurang itu tidak ada korelasinya," tandas Dendy.




(dru) Next Article Drama Hilangnya Tiket dan Putus Hubungan AirAsia & Traveloka

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular