
Kebijakan B20 Diterapkan, TBLA Genjot Produksi Biodiesel
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
28 August 2018 19:48

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) tambah kapasitas produk biodiesel perseroan dengan membangun dua pabrik baru yang berlokasi di Palembang dan Surabaya. Saat ini, pabrik biodiesel yang sudah dimiliki perseroan di Lampung memiliki kapasitas 300 ribu ton.
Deputi Presiden Direktur perseroan Sudarmo Tasmin mengatakan penambahan kapasitas produksinya didorong kewajiban pencampuran bahan bakar nabati sebesar 20% untuk minyak diesel/solar (B20) yang ditetapkan pemerintah.
"Kami itu komposisi penjualan biodiesel itu sekitar 9% dari total revenue yang didapat hingga saat ini. Jadi dengan utilisasi dari kelapa sawit diharapkan penjualan biodiesel jadi dua digit pada akhir tahun ini," ujarnya paska paparan publik perseroan di acara Investor Summit 2018, Selasa (28/8/18).
Sementara itu, hingga saat ini total kuota biodiesel yang diperoleh TBLA sebesar 200 ribu ton ditambah dengan pengiriman ekspor biodiesel sebesar 20 ribu ton.
Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan untuk memproduksi dan menjual biodiesel sebanyak 240 ribu ton dari total 120 ribu ton yang biasa diproduksi oleh TBLA.
"Utilisasi kami itu kan hanya 40% yang di Lampung, jadi itu kan tergantung permintaan jadi diharapkan bisa tambah terus. Kalau misalnya terus meningkat yang di Palembang dan Surabaya akan ditambah tinggal ditambah mesin-mesinnya," tambahnya.
Dengan penambahan kapasitas produksi tersebut, perseroan menganggarkan dana belanja modal senilai Rp 300 miliar dan Rp 500 miliar sebagai target dana dalam melakukan pengembangan produksi biodiesel.
Selain biodiesel, perseroan juga berencana untuk menambah kapasitas produk kelapa sawitnya dengan mendirikan satu pabrik baru di Pontianak, Kalimantan Barat. Diperkirakan pabrik tersebut akan beroperasi pada kuartal IV 2018 dengan kapasitas 45 ton/jam.
Sedangkan untuk bisnis gula, perseroan menargetkan untuk melakukan penanaman kebun tebu di Lampung hingga 12 ribu hektar pada tahun ini.
Hingga Juni 2018, perseroan telah meraih pendapatan penjualan sebesar Rp 2,88 triliun dari produk sawit dan turunannya atau meningkat dibandingkan dengan penjualan pada semester I tahun lalu senilai Rp 2,79 triliun
Sedangkan pada periode yang sama, perseroan melakukan penjualan bisnis gula dan turunannya dengan nilai mencapai Rp 1,11 triliun.
(hps/hps) Next Article Saham LSIP dan TBLA Reli, Jelang Penerapan B20
Deputi Presiden Direktur perseroan Sudarmo Tasmin mengatakan penambahan kapasitas produksinya didorong kewajiban pencampuran bahan bakar nabati sebesar 20% untuk minyak diesel/solar (B20) yang ditetapkan pemerintah.
"Kami itu komposisi penjualan biodiesel itu sekitar 9% dari total revenue yang didapat hingga saat ini. Jadi dengan utilisasi dari kelapa sawit diharapkan penjualan biodiesel jadi dua digit pada akhir tahun ini," ujarnya paska paparan publik perseroan di acara Investor Summit 2018, Selasa (28/8/18).
Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan untuk memproduksi dan menjual biodiesel sebanyak 240 ribu ton dari total 120 ribu ton yang biasa diproduksi oleh TBLA.
"Utilisasi kami itu kan hanya 40% yang di Lampung, jadi itu kan tergantung permintaan jadi diharapkan bisa tambah terus. Kalau misalnya terus meningkat yang di Palembang dan Surabaya akan ditambah tinggal ditambah mesin-mesinnya," tambahnya.
Dengan penambahan kapasitas produksi tersebut, perseroan menganggarkan dana belanja modal senilai Rp 300 miliar dan Rp 500 miliar sebagai target dana dalam melakukan pengembangan produksi biodiesel.
Selain biodiesel, perseroan juga berencana untuk menambah kapasitas produk kelapa sawitnya dengan mendirikan satu pabrik baru di Pontianak, Kalimantan Barat. Diperkirakan pabrik tersebut akan beroperasi pada kuartal IV 2018 dengan kapasitas 45 ton/jam.
Sedangkan untuk bisnis gula, perseroan menargetkan untuk melakukan penanaman kebun tebu di Lampung hingga 12 ribu hektar pada tahun ini.
Hingga Juni 2018, perseroan telah meraih pendapatan penjualan sebesar Rp 2,88 triliun dari produk sawit dan turunannya atau meningkat dibandingkan dengan penjualan pada semester I tahun lalu senilai Rp 2,79 triliun
Sedangkan pada periode yang sama, perseroan melakukan penjualan bisnis gula dan turunannya dengan nilai mencapai Rp 1,11 triliun.
(hps/hps) Next Article Saham LSIP dan TBLA Reli, Jelang Penerapan B20
Most Popular