
Malaysia Sudah Kemasukan Covid-19 India, Harga CPO Terkoreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai reli dan tembus level psikologis RM 4.000/ton harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Negeri Jiran mengalami pelemahan. Namun koreksi yang terjadi tipis saja.
Penurunan harga bisa disebabkan juga oleh para trader yang mengambil untung (profit taking) setelah harga minyak nabati unggulan ekspor Malaysia dan Indonesia ini reli.
Hingga sesi istirahat siang perdagangan hari ini Selasa (4/5/2021), harga CPO pengiriman Juli di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun RM 17 atau 0,42% ke RM 4.044/ton.
Minggu ini harga CPO tak diperkirakan bakal naik karena minimnya katalis dan sentimen di pasar. Namun sebenarnya ada satu sentimen yang berpeluang mengerek naik harga minyak sayur ini lebih tinggi.
Malaysia kembali menghadapi lonjakan kasus virus Corona. Hingga saat ini tercatat ada lebih dari 415.000 total kasus infeksi dilaporkan. Secara terpisah, Menteri Kesehatan Adham Baba mencatat peningkatan tajam pada pasien Covid-19 yang menderita gejala akut kemungkin karena jenis baru.
Malaysia pada hari Minggu melaporkan kasus pertama dari varian yang pertama kali diidentifikasi di India, yang menurut para ahli mungkin memiliki mutasi yang membuatnya lebih mudah menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah atau menghindari kekebalan vaksin.
"Pemerintah juga telah mendeteksi 48 kasus varian Afrika Selatan dan delapan varian Inggris pada 1 Mei," kata Adham, sebagaimana diwartakan Reuters.
Kenaikan kasus di Negeri Jiran berpotensi membuat pemerintah mengambil tindakan tegas berupa pengetatan. Apabila langkah ini kembali diambil, maka sektor perkebunan terutama kelapa sawit terancam semakin susah mendapatkan pekerja.
Minimnya pekerja turut mengurangi output jika berkaca pada tahun lalu. Berkurangnya produksi di negara penghasil terbesar sawit kedua di dunia menjadi risiko ke atas (upward risk) bagi harga minyak nabati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Melemah, Harga CPO Naik 1,99%