
Kebijakan B20 Indonesia Angkat Harga CPO di Tingkat Global
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
28 August 2018 18:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan B20 atau bauran hingga 20% minyak sawit di dalam bahan bakar solar diyakini bakal membuat naik harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di tingkat global.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Seluruh Indonesia (Gapki), Djoko Supriyono, mengatakan konsumsi CPO di dalam negeri akan meningkat dari 2,5-3 juta ton menjadi 6 juta ton.
"Sebenarnya kan yang sekarang pun sudah jalan 2,5-3 juta ton, tapi ternyata angka segitu ketika stok tinggi ngga cukup kan, perlu lebih. Itu makanya B20 ini sebagai balancer yang lebih kuat. Jadi ya tergantung seberapa cepat implementasinya positif. Mudah-mudahan juga dari September ke depan produksinya sudah tidak setinggi bulan lalu," jelas Djoko di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (28/8/2018).
Djoko mengaku saat ini masih terjadi oversuplai CPO di dalam negeri akibat menurunnya ekspor yang disebabkan hambatan perdagangan di banyak negara.
Kendati demikian, dia menambahkan, paling tidak secara siklus tanam penambahan produksinya sudah mulai menurun karena masa panen tandan buah segar (TBS) sawit sudah lewat.
"Jadi ya kalau semua faktor tadi bekerja bersama-sama, produksi mulai menurun dan implementasinya berjalan dengan cepat, ya mungkin bisa [mendorong naik harga CPO global]," ujarnya.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) 66/2018 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang mewajibkan perluasan B20 per 1 September nanti.
Indonesia sendiri adalah produsen terbesar minyak sawit mentah di dunia.
(ray) Next Article Ekspor Minyak Sawit RI ke China Digoyang Corona
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Seluruh Indonesia (Gapki), Djoko Supriyono, mengatakan konsumsi CPO di dalam negeri akan meningkat dari 2,5-3 juta ton menjadi 6 juta ton.
"Sebenarnya kan yang sekarang pun sudah jalan 2,5-3 juta ton, tapi ternyata angka segitu ketika stok tinggi ngga cukup kan, perlu lebih. Itu makanya B20 ini sebagai balancer yang lebih kuat. Jadi ya tergantung seberapa cepat implementasinya positif. Mudah-mudahan juga dari September ke depan produksinya sudah tidak setinggi bulan lalu," jelas Djoko di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (28/8/2018).
Djoko mengaku saat ini masih terjadi oversuplai CPO di dalam negeri akibat menurunnya ekspor yang disebabkan hambatan perdagangan di banyak negara.
Kendati demikian, dia menambahkan, paling tidak secara siklus tanam penambahan produksinya sudah mulai menurun karena masa panen tandan buah segar (TBS) sawit sudah lewat.
"Jadi ya kalau semua faktor tadi bekerja bersama-sama, produksi mulai menurun dan implementasinya berjalan dengan cepat, ya mungkin bisa [mendorong naik harga CPO global]," ujarnya.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) 66/2018 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang mewajibkan perluasan B20 per 1 September nanti.
Indonesia sendiri adalah produsen terbesar minyak sawit mentah di dunia.
(ray) Next Article Ekspor Minyak Sawit RI ke China Digoyang Corona
Most Popular