
Ekspor Minyak Sawit RI ke China Digoyang Corona
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 February 2020 19:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan wabah virus corona berdampak pada kinerja ekspor ke China. Realisasi ekspor kelapa sawit ke China sepanjang tahun berjalan atau year to date, baru terealisasi 84.000 ton.
Realisasi tersebut menurut Syahrul sangat rendah jika dibandingkan dengan realisasi ekspor sawit pada Februari 2019, yang mencapai 371 ribu ton.
"Begitu pula dalam ekspor Januari 2020 yang realisasi ekspornya 483 ribu ton, jauh mengalami penurunan [dibandingkan realisasi ekspor Februari 2020]," jelas Syahrul saat melakukan rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (17/2/2020).
Melihat kondisi tersebut, Syahrul mengkalim pihaknya telah melakukan antisipasi penurunan ekspor tersebut ke China dengan para eksportir, untuk bisa melakukan ekspornya ke negara lain.
"Untuk mengantisipasi penurunan ekspor ke China melaiui koordinasi dengan para eksportir. Untuk menempatkan ekspor alternatif, seperti ke India," ujar Syahrul.
Kendati demikian, komoditas ekspor yang lain ke China seperti Kelapa, Karet, dan komoditas lainnya tidak mengalami penurunan.
Berdasarkan data Kementan, realiasi ekspor kelapa mencapai 23.000 ton, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi ekspor kelapa Februari tahun lalu yang mencapai 21.000 ton. Namun lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi ekspor pada Januari 2020 yang mencapai 24.000 ton.
Semantara itu, realisasi ekspor karet ke China, tercatat mencapai 15.000 ton, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi ekspor pada Februari 2019 yang mencapai 12.000 ton. Lebih tinggi pula jika dibandingkan realisasi ekspor pada Januari 2020 yang mencapai 11.000 ton.
(hoi/hoi) Next Article Ditentang Uni Eropa, Aprobi: Minyak Sawit itu Harta Karun RI
Realisasi tersebut menurut Syahrul sangat rendah jika dibandingkan dengan realisasi ekspor sawit pada Februari 2019, yang mencapai 371 ribu ton.
"Begitu pula dalam ekspor Januari 2020 yang realisasi ekspornya 483 ribu ton, jauh mengalami penurunan [dibandingkan realisasi ekspor Februari 2020]," jelas Syahrul saat melakukan rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (17/2/2020).
Melihat kondisi tersebut, Syahrul mengkalim pihaknya telah melakukan antisipasi penurunan ekspor tersebut ke China dengan para eksportir, untuk bisa melakukan ekspornya ke negara lain.
"Untuk mengantisipasi penurunan ekspor ke China melaiui koordinasi dengan para eksportir. Untuk menempatkan ekspor alternatif, seperti ke India," ujar Syahrul.
Kendati demikian, komoditas ekspor yang lain ke China seperti Kelapa, Karet, dan komoditas lainnya tidak mengalami penurunan.
Berdasarkan data Kementan, realiasi ekspor kelapa mencapai 23.000 ton, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi ekspor kelapa Februari tahun lalu yang mencapai 21.000 ton. Namun lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi ekspor pada Januari 2020 yang mencapai 24.000 ton.
Semantara itu, realisasi ekspor karet ke China, tercatat mencapai 15.000 ton, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi ekspor pada Februari 2019 yang mencapai 12.000 ton. Lebih tinggi pula jika dibandingkan realisasi ekspor pada Januari 2020 yang mencapai 11.000 ton.
(hoi/hoi) Next Article Ditentang Uni Eropa, Aprobi: Minyak Sawit itu Harta Karun RI
Most Popular