Internasional

Perang Dagang Meletus, Pertumbuhan Ekonomi Singapura Melambat

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 July 2018 13:07
Singapura telah memperkirakan ekonomi setahun penuh tumbuh sebesar 2,5%-3,5%. PDB tumbuh 3,6% pada 2017.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Singapura, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Singapura melambat di kuartal kedua tahun ini dan meleset dari proyeksi, menurut data awal yang dirilis hari Jumat (13/7/2018). Kondisi ini terjadi akibat aktivitas manufaktur yang tersendat dan memburuknya hubungan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China yang meredupkan prospek untuk negara kota yang bergantung pada perdagangan itu.

Produk domestik bruto (PDB) tumbuh 1% di kuartal kedua dibandingkan tiga bulan sebelumnya, kata Departemen Perdagangan dan Industri (MTI) pada hari Jumat, lebih lambat dari perkiraan rata-rata 1,2% dalam jajak pendapat ekonom Reuters dan di bawah revisi pertumbuhan pada kuartal pertama sebesar 1,5%.

"Secara keseluruhan, diperkirakan momentum akan terus melambat, beberapa di antaranya lebih lambat dari basis yang tinggi tahun lalu, sebagian disebabkan karena elektronik tampaknya sedikit lambat," kata Selena Ling, kepala penelitian treasury dan strategi OCBC Bank, dikutip dari Reuters.

Perekonomian tumbuh 3,8% pada April-Juni dari periode yang sama setahun sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan median yang tumbuh 4% dalam jajak pendapat. Pertumbuhan itu melambat dari 4,3% kenaikan yang diumumkan untuk periode Januari-Maret.

Manufaktur dan ekspor elektronik adalah salah satu penggerak utama pertumbuhan Singapura tahun lalu. Namun, penurunan pengiriman elektronik selama enam bulan berturut-turut telah menimbulkan pertanyaan tentang keseluruhan permintaan di sektor ini.

Namun, Ling dari OCBC mengatakan penggerak manufaktur telah sedikit bertambah, berkat kontribusi dari sektor biomedis yang positif.

Awal bulan ini, Otoritas Moneter Singapura memperingatkan risiko terhadap prospek pertumbuhan global telah meningkat secara signifikan karena panasnya sengketa perdagangan dan prospek naiknya inflasi dengan cepat.


Singapura dipandang sebagai penentu pertumbuhan global karena perdagangan internasionalnya yang lebih besar ekonomi domestiknya, atau setara dengan sekitar 200% dari PDB-nya.

Pada bulan Mei, MTI telah memperkirakan ekonomi setahun penuh tumbuh sebesar 2,5%-3,5%. PDB tumbuh 3,6% pada 2017, laju tercepat dalam tiga tahun, seperti dilansir dari Reuters.

"Ke depannya, risiko penurunan ekonomi akan melibatkan risiko rantai pasokan dari tarif perdagangan AS-China," kata Jeff Ng, kepala ekonom, Asia, di Continuum Economics.

"Sementara itu, langkah-langkah pendinginan properti juga dapat membatasi naiknya pertumbuhan domestik jangka pendek Singapura," tambahnya.

Pekan lalu negara-kota itu memperketat aturan di pasar perumahan, yang dipandang sebagai sebuah langkah mengejutkan.

Pada bulan April, bank sentral memperketat kebijakan moneter untuk pertama kalinya dalam enam tahun. Analis memperdebatkan apakah langkah tersebut adalah awal dari siklus pengetatan jangka panjang.
(prm) Next Article Bank Sentral: Perang Dagang Akan Segera Hantam Singapura

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular