Internasional

Perang Dagang, Pertumbuhan Ekonomi Singapura Lesu

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
22 November 2018 15:26
Perekonomian Singapura tumbuh dengan laju yang jauh lebih lambat dari yang diperkirakan di kuartal ketiga.
Foto: strait times
Singapura, CNBC Indonesia - Perekonomian Singapura tumbuh dengan laju yang jauh lebih lambat dari yang diperkirakan di kuartal ketiga. Pemerintah juga memperingatkan perlambatan yang akan terus terjadi di kuartal keempat tahun ini dan di 2019 sebagian karena perang dagang Amerika Serikat (AS)-China.

Negara-kota yang makmur ini menjadi penentu pertumbuhan global karena perdagangan internasionalnya jauh melampaui nilai ekonomi dalam negeri, yaitu sekitar 200% dari produk domestik bruto (PDB).


Pasar global telah menderita guncangan dalam beberapa bulan terakhir karena para investor khawatir tentang perdagangan dunia, investasi, dan prospek pendapatan perusahaan.

Ekonomi Singapura tumbuh 3% pada periode Juli-September dibandingkan tiga bulan sebelumnya berdasarkan basis tahunan dan penyesuaian musiman, menurut revisi angka terakhir dari Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI), Kamis (22/11/2018), dilansir dari Reuters.

Itu jauh di bawah perkiraan awal pemerintah pada Oktober yang sebesar 4,7% pertumbuhan dan juga perkiraan rata-rata 4,2% dalam jajak pendapat Reuters dari 11 analis. Pada kuartal kedua, ekonomi tumbuh 1%.

PDB Singapura tumbuh 2,2% secara tahunan pada kuartal ketiga, lebih lambat dari perkiraan awal pertumbuhan 2,6%, dan di bawah perkiraan kenaikan 2,4% dalam jajak pendapat Reuters.

Perang Dagang, Pertumbuhan Ekonomi Singapura LesuFoto: infografis/Musuh-musuh Perang Dagang Trump/Aristya Rahadian Krisabella
MTI merevisi proyeksinya untuk pertumbuhan PDB untuk 2018 menjadi 3%-3,5%, dari sebelumnya 2,5%-3,5%. Lembaga ini memberi kisaran luas untuk prediksi pertumbuhan PDB 2019 antara 1,5%-3,5%.

Momentum ekonomi yang lebih lemah dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga sebagian besar didorong oleh melambatnya sektor manufaktur, faktor yang tampaknya akan membuat pembuat kebijakan berhati-hati mengingat memburuknya lingkungan perdagangan internasional dan diterapkannya serangkaian tarif impor China-AS.

"Kami memang memproyeksi pertumbuhan produksi industri menjadi moderat. Tapi laju moderasi lebih menonjol dari yang diperkirakan semula," kata ekonom UOB Alvin Liew, melansir Reuters.

Sektor manufaktur negara kota itu tumbuh 3,5% pada kuartal ketiga dari tahun lalu, melambat tajam dari pertumbuhan 10,7% di kuartal sebelumnya.


Pembuat kebijakan Singapura telah berulang kali memperingatkan bahwa perang dagang yang panas antara Amerika Serikat dan China, salah satu mitra dagang utama negara kota itu, dapat merugikan ekonomi domestik.

Pertumbuhan ekspor ke China telah melambat selama lima bulan berturut-turut, meningkatkan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi karena ketegangan China-AS tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

[Gambas:Video CNBC]



(prm) Next Article Perang Dagang Meletus, Pertumbuhan Ekonomi Singapura Melambat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular