Internasional

Ekspor Singapura Terkapar, Gara-gara Hantaman Perang Dagang?

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
17 January 2019 12:18
Ekspor Singapura di Desember mencatat penurunan terburuknya dalam lebih dari dua tahun terakhir.
Foto: strait times
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor Singapura di Desember mencatat penurunan terburuknya dalam lebih dari dua tahun terakhir. Hal ini terjadi saat pengiriman barang elektronik dan farmasi anjlok, menurut data resmi yang dirilis Kamis (17/1/2019).

Penurunan yang tak terduga itu terjadi meskipun pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan China mulai meredakan ketegangan perdagangan. Banyak ekonom memperkirakan perselisihan itu dalam beberapa bulan mendatang akan merugikan Singapura yang sangat bergantung pada perdagangan.


Ekspor domestik non-migas di Desember turun 8,5% dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data dari lembaga perdagangan Enterprise Singapore, dilansir dari CNBC International. Angka ini melanjutkan perlambatan 2,8% yang dicatatkan di bulan sebelumnya.

Hasil ini jauh di bawah pertumbuhan 1,5% yang diprediksi oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters, dan juga merupakan kinerja terburuk sejak Oktober 2016 ketika ekspor turun 14% secara tahunan.

"Ini bisa menunjukkan bahwa pembicaraan perdagangan AS-China telah menjadi tipu muslihat, sejalan dengan data perdagangan China yang mengecewakan," kata Selena Ling, kepala penelitian dan strategi keuangan di OCBC, kepada Reuters.

"Ada kemungkinan bahwa (penurunan ekspor) akan berlanjut ke kuartal pertama (tahun ini)," tambahnya.

Ekspor Singapura Terkapar, Gara-gara Hantaman Perang Dagang?Ilustrasi Ekspor-Impor Singapura (Foto: Strait Times)

Awal pekan ini, China mengumumkan bahwa ekspor bulan Desembernya secara tak terduga turun 4,4% dari tahun sebelumnya. Ini adalah penurunan bulanan terbesar dalam dua tahun terakhir dan menunjukkan pelemahan dalam ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Pada basis bulan ke bulan yang disesuaikan secara musiman, ekspor negara-kota tersebut mengalami kontraksi 5,7% di Desember setelah menurun 4,3% pada November. Jajak pendapat memperkirakan pertumbuhan 2,1% dari bulan sebelumnya.

Ekspor elektronik pada Desember turun 11,2% dibandingkan tahun sebelumnya, setelah pemulihan singkat pada November ketika sempat naik 4,3%.

Ekspor farmasi anjlok 26,8% pada Desember dari tahun ke tahun setelah naik 7,3% pada bulan sebelumnya.

Awal bulan ini, Singapura mengumumkan bahwa ekonominya tumbuh lebih lambat dari perkiraan pada kuartal keempat setelah sektor manufaktur menyusut. Ini menambah kekhawatiran bahwa perselisihan perdagangan China-AS akan menyeret pertumbuhannya lebih lanjut pada 2019.


ING mengatakan dalam laporannya bahwa sulit untuk menyalahkan penurunan ekspor pada faktor geopolitik tunggal seperti perang perdagangan karena ekspor ke China dan Amerika Serikat bertahan. Tetapi pengiriman ke seluruh Asia berada di zona merah dan data perdagangan yang lemah hampir pasti berakibat pada turunnya produk domestik bruto (PDB), katanya.

Ekspor Desember ke China dan Amerika Serikat masing-masing tumbuh 15,4% dan 31,1%.


(prm) Next Article Daftar Barang Ekspor yang Loyo di Awal 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular