Krisis Kripto

Usai Voyager & Celsius, Siapa Bandar Kripto Bakal Bangkrut?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Senin, 18/07/2022 19:00 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejatuhan pasar kripto hingga menyebabkan krisis membuat banyak perusahaan kripto menghadapi berbagai macam masalah, mulai dari krisis keuangan, likuiditas, bahkan terparah yakni hingga bangkrut.

Beberapa perusahaan penerbit kripto pun telah mengajukan kebangkrutan, bahkan sudah diklaim bangkrut. Adapun perusahaan tersebut yakni crypto lending Voyager Digital dan Celsius Network.

Voyager menyatakan diri mereka bangkrut pada Selasa (5/7/2022) lalu. Hal itu dinyatakan lewat satu dokumen yang mereka kirimkan kepada otoritas di Distrik Selatan New York, karena mereka juga beroperasi di wilayah hukum Amerika Serikat (AS).


Voyager mengungkapkan, bahwa mereka memiliki lebih dari 100 ribu kreditur (pihak pemberi pinjaman) dan aset bernilai antara US$ 1 miliar dan US$ 10 miliar.

"Kisaran besaran sama untuk kewajiban kami kepada kreditur dan dana akan tersedia untuk diserahkan kepada kreditur tanpa jaminan," tertera pada dokumen itu.

Voyager adalah perusahaan penerbit kripto ternama dan besar pertama yang menyatakan diri telah bangkrut akibat lesunya pasar kripto secara global.

Foto ilustrasi harga kripto berguguran (CNBC Indonesia)

Menurut pengamat kripto, Frances Coppola, nilai pinjaman Voyager mencapai hampir separuh dari total aset yang dimilikinya. Mirisnya, hampir 60% dari pinjaman itu adalah pinjaman kepada Three Arrows Capital (3AC), sebuah perusahaan dana lindung nilai (hedge fund) kripto asal Singapura.

Buku pinjaman Voyager menyumbang hampir setengah dari total asetnya, dan hampir 60% dari buku pinjaman itu terdiri dari pinjaman kepada 3AC.

Selain Voyager, terbaru, Celsius Network juga telah mengajukan kebangkrutannya pada Jumat lalu. Berdasarkan laporan Decrypt, pengajuan kebangkrutan Bab 11 dari Celsius menunjukkan adanya kewajiban perusahaan yang melebihi aset.

Tak tanggung-tanggung, kewajiban tersebut nilainya sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17,94 triliun (asumsi kurs Rp 14.950/US$), dari pengurangan total utang sebesar US$ 5,5 miliar (Rp 82,23 triliun) dengan total aset yang hanya sebesar US$ 4,3 miliar (Rp 64,29 triliun).

Total aset tersebut telah dikurangi dari langkah Celsius yang telah melunasi tiga pinjaman besar dari protokol desentralized finance (DeFi) yakni Aave, Maker dan Compound.

Kewajiban minus tersebut pada akhirnya membawa perusahaan kripto tersebut ke dalam kebangkrutan. Ini juga penyebab mengapa CEO bursa kripto FTX, Sam Bankman-Fried enggan untuk membuat kesepakatan dengan Celsius.

Sebelumnya, perusahaan telah membekukan seluruh layanan, seperti penarikan dan deposit, guna menstabilkan internal perusahaan, yang dirasa telah gagal dengan hadirnya pengajuan kebangkrutan ini.

Selain itu, pengarsipan tersebut juga menyebutkan Symbolic Capital Partners sebagai kreditur aman terbesarnya. Diketahui, perusahaan tersebut memiliki 2.000 ETH, senilai sekitar US$23 juta, yang menjadi semacam jaminan.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bitcoin Meledak, Emas Tersingkir?

Pages