Krisis Kripto

Usai Voyager & Celsius, Siapa Bandar Kripto Bakal Bangkrut?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 July 2022 19:00
Gambar Konten, Cryptocurrency Ambrol
Foto: Arie Pratama

Setelah Voyager dan Celsius yang sudah terlebih dahulu mengalami kebangkrutan, beberapa perusahaan penerbit kripto juga terancam bangkrut akibat pasar kripto yang tak kunjung bangkit.

Memang beberapa pengamat masih memperkirakan bahwa efek domino kejatuhan kripto dan bangkrutnya beberapa perusahaan kripto cukup besar dan masih sulit diprediksi.

Namun, pengakuan dari perusahaan likuiditas dan masalah penarikan memberi pengamat sejumlah petunjuk kuat tentang perusahaan kripto mana lagi yang akan tumbang akibat crypto crash.

Untungnya, tinjauan dari informasi publik yang tersedia menunjukkan bahwa gambarannya tidak seputus asa seperti yang diperkirakan beberapa orang, dengan setidaknya beberapa perusahaan bermasalah mengambil langkah dalam beberapa hari terakhir untuk memperbaiki posisi mereka masing-masing.

Pada saat yang sama, meskipun setidaknya beberapa bursa atau platform lainnya kemungkinan besar akan gagal, banyak di antaranya tetap relatif kecil, dan mungkin tidak berdampak besar pada harga atau industri lainnya jika gagal.

Menggarisbawahi keseriusan situasi, Sam Bankman-Fried memperingatkan bahwa situasi saat ini mungkin lebih buruk daripada yang disadari kebanyakan orang.

"Ada beberapa bursa tingkat ketiga yang diam-diam sudah bangkrut," katanya kepada Forbes.

Faktanya, selain Voyager dan Celsius yang sudah benar-benar bangkrut karena mereka telah mengajukan perlindungan kebangkrutan, ada kemungkinan besar bahwa lebih dari beberapa platform dan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban mereka pada saat ini.

Berikut ini perkiraan perusahaan kripto yang berpotensi bangkrut.

 

1. CoinFLEX

Pertukaran berbasis di Seychelles yang menghentikan penarikan di bursa pada Juni lalu, setelah salah satu pelanggan, yang kemudian berubah menjadi Roger 'Bitcoin Jesus' Ver, gagal memenuhi margin call yang besar dengan totalnya mencapai US$ 87 juta (Rp 1,3 triliun).

CoinFLEX pun mengeluarkan token utang, rvUSD, sebagai upaya untuk mengumpulkan uang demi menutupi kerugiannya.

Kemungkinan CoinFLEX berada dalam posisi yang serius, karena Roger Ver menolak untuk membayar apa yang diklaim oleh pertukaran yang dia miliki, dengan alasan bahwa kedua belah pihak telah sepakat bahwa CoinFLEX tidak akan melikuidasi posisi panjang yang dia buka.

Terlepas dari keseriusan kesulitannya, baru-baru ini CoinFLEX mengklaim akan melanjutkan pemrosesan seputar penarikan, dengan asumsi penjualan token berhasil.

 

2. Vauld

Platform perdagangan dan pinjaman kripto yang berbasis di Singapura tersebut juga mengikuti langkah Celsius yakni menghentikan penarikan pada awal bulan ini, dengan alasan "kombinasi keadaan seperti kondisi pasar yang bergejolak, kesulitan keuangan mitra bisnis utama kami yang pasti mempengaruhi kami, dan iklim pasar saat ini."

Bahkan, kepala keuangannya yakni Jatin Mazalcar meninggalkan perusahaan beberapa hari kemudian.

Vauld sebenarnya telah mengajukan perlindungan kebangkrutan di Singapura, yang berarti pada dasarnya sudah bangkrut. Meskipun hal ini dilakukan untuk melindungi perusahaan dari klaim selama enam bulan, sepertinya itu akan diakuisisi oleh Nexo, sambil menunggu negosiasi.

 

3. KuCoin

Bursa kripto yang berbasis di Seychelles, tunduk pada rumor bahwa itu telah menjadi bangkrut, sebagian besar sebagai akibat dari kejatuhan token Terra Luna dan 3AC.

Tetapi, desas-desus ini telah dibantah oleh manajemen KuCoin. Tetapi, penolakan ini tidak menghentikan spekulasi lebih lanjut yang muncul bahwa bursa berencana untuk memangkas karyawannya. Token asli KuCoin, yakni KCS pun telah turun 40% selama sebulan terakhir.

Mengingat kurangnya bukti yang mendukung klaim masalah kepailitan atau likuiditas dan mengingat tidak adanya pembekuan penarikan, sulit untuk yakin bahwa KuCoin menghadapi ancaman kehancuran yang nyata.

 

4. BlockFi

Platform pinjaman kripto lainnya, yakni BlockFi tampaknya telah mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat dari pinjaman kepada 3AC.

Namun, ia menerima bantuan dana dalam bentuk fasilitas kredit senilai US$ 250 juta (Rp 3,74 triliun) dari FTX, yang juga menandatangani kesepakatan pada 1 Juli yang memberinya opsi untuk mengakuisisi platform, bersama dengan kredit US$ 150 juta (Rp 2,24 triliun) lainnya.

BlockFi juga telah memangkas pekerjanya, sementara investor swasta telah menandai waran untuk saham BlockFi sebagai tidak berharga, dengan waran tersebut (yang memberikan hak untuk membeli saham swasta) telah dihargai US$ 67 baru-baru ini pada April lalu.

Meski ada ancaman kebangkrutan, tetapi FTX serius untuk menyelamatkan BlockFi dari kehancuran. Tetapi, jika krisis kripto makin parah, bukan hal mungkin BlockFi juga tidak mampu bertahan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular