Duh! Ada 'Bom Waktu" di K-Pop yang Bikin Kantong Bolong

Monica Wareza, CNBC Indonesia
Senin, 11/10/2021 07:46 WIB
Foto: Seorang gadis berpose di depan foto dinding anggota band boy band Korea Selatan saat konser band akan diadakan di Tokyo, Jepang, 13 November 2018. REUTERS / Kim Kyung-Hoon

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekurangan pasokan Chip menjadi ancaman bagi bisnis smartphone dan otomotif secara global. Kini masalah ini mulai berdampak pada penggemar K-Pop dunia yang bisa menguras isi dompet.

Kekurangan pasokan Chip disebut mengancam produksi smartphone dan otomotif serta bisa membuat harga produk semakin mahal. Belum lagi masalah ini bisa berlangsung dalam beberapa tahun mendatang.

Bagi para penggemar boyband dan girlband K-Pop dunia saat ini mulai kekurangan pasokan light stick, tongkat bercahaya yang biasanya digunakan saat menyaksikan konser idolanya.


Saat ini harga jual light stick menjadi makin mahal karena kurangnya pasokan. Misalnya light stick dari BTS yang disebut ARMY Bombs naik harganya dari US$ 57 (Rp 798 ribu, asumsi kurs Rp 14.000/US$) menjadi US$ 59 (Rp 826 ribu).

Menurut Weverse Shop, milik manajemen Hybe, kenaikan ini terjadi sejak 1 Oktober 2021. Naiknya harga ini sebab kekurangan pasokan chip secara global.

"Saya yakin berharap harga tidak akan terlalu tinggi karena banyak ARMY dan penggemar lainnya juga tidak mampu membayar harga seperti itu," kata Pervushina Elizaveta, seorang karyawan perusahaan hiburan dan penggemar BTS dari Estepona, Spanyol, dikutip dari Reuters Senin (11/10/2021).

Adapun harga light stick girlband Seventeen telah naik US$3 per perangkat. Sedangkan light stick dari EXO, TWICE, SHINee, Girls' Generation, dan BlackPink sudah habis terjual di situs resminya.

Selain kenaikan harga, para produsen menyebutkan waktu tunggu untuk pengiriman semikonduktor kini telah diperpanjang hingga enam bulan, dibandingkan dengan biasanya sekitar dua bulan.

FANLIGHT, perusahaan yang berbasis di Seoul yang membuat light stick untuk BTS, EXO dan SuperM, mengatakan biaya pengiriman telah naik tiga kali, dan biaya chip 30% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.

"Saya memesan chip mikrokontroler secara massal sebelumnya, berharap acara langsung akan kembali tahun depan, karena waktu pengirimannya lama," kata Ashton Jungmin Choi, salah satu pendiri FANLIGHT.

Analis dari Objective Analysis Jim Handy mengatakan light stick diproduksi menggunakan teknologi yang lebih tua dan chip kelas bawah seperti itu menghadapi kekurangan terbesar saat ini.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat