
Kabar Apple Bakal Produksi Mobil, Apakah Benar Akan Terwujud?

Jakarta, CNBC Indonesia - Spekulasi mengenai rencana produsen teknologi Apple Inc. untuk masuk ke industri mobil listrik semakin kuat belakangan ini. Terutama setelah adanya laporan dari Reuters di mana seorang sumber menyebutkan bahwa Apple telah mempersiapkan untuk memproduksi mobil ini pada 2024 mendatang.
Namun hingga saat ini pihak Apple masih sangat tertutup terhadap spekulasi pasar tersebut. Bahkan, ketika kabar bahwa proyek tersebut telah diberi nama 'Project Titan', namun sama sekali tidak ada konfirmasi mengenai hal tersebut.
Dilansir dari CNN, kabar ini sebenarnya telah berkembang selama lima tahun terakhir dan semakin kuat ketika 2017 Apple mendapatkan izin dari Departemen Kendaraan Bermotor California untuk menguji kendaraan tanpa pengemudi di sana.
Tampaknya Apple juga akan memilih untuk menjadi pesaing dari produsen kendaraan listrik terbesar saat ini, Tesla. Ini setelah CEO Tesla Elon Musk baru-baru ini dalam cuitannya mengakui telah mendekati CEO Apple Tim Cook untuk menawari penjualan Tesla Model 3. Namun, Tim Cook menolak pertemuan tersebut.
Selain itu, Apple sendiri sejauh ini telah banyak mendapatkan hak paten atas sejumlah penemuan yang berkaitan dengan kendaraan, mulai dari sistem untuk mengontrol pergerakan kendaraan otonom (atau sebagian otonom) dan metode untuk menyesuaikan transparansi atau opaqueness jendela mobil.
Apple juga berjuang untuk melindungi kekayaan intelektual terkait mobil. Pada 2019, FBI menuduh dua warga negara China yang bekerja untuk perusahaan itu mencuri rahasia dagang dari proyek mobil swakemudi. Apple mengatakan dalam pengajuan pengadilan bahwa pengungkapan materi rahasia akan 'sangat merusak'.
Masuknya Apple ke bisnis kendaraan ini juga diperkuat dengan upaya rekrutmen perusahaan ini atas insinyur berpengalaman di bidang otomotif.
Disebutkan bahwa rekrutmen telah dilakukan atas sumber daya manusia berpengalaman dari produsen-produsen mobil seperti Tesla, Google Waymo, Fiat Chrysler, BMW, Ford, Uber dan beberapa perusahaan lainnya.
Satu nama yang mencuat seperti Doug Field yang sebelumnya bekerja untuk Elon Musk, telah bergabung dengan Apple sejak 2018. Dia memiliki pengalaman sebelumnya di Ford dan Segway, dan Julian Honig, mantan desainer Audi.
Dalam waktu dekat, analis mengatakan Apple kemungkinan memiliki beberapa prioritas yang lebih mendesak, seperti membangun ekosistem di sekitar iPhone 5G dan meningkatkan upaya perawatan kesehatannya.
Namun, ide untuk memproduksi mobil Apple tetap menjadi kemungkinan yang besar.
Dari segi pasar, masuk ke industri kendaraan listrik ini adalah godaan yang besar. Sepanjang 2020 ini saja, para produsen kendaraan ini telah mengalami lonjakan harga saham dibandingkan dengan bisnis lainnya yang justru mengalami masa sulit.
Sebagai contoh saja, kapitalisasi pasar saham Tesla tahun ini telah bernilai lebih dari US$ 630 miliar atau setara dengan Rp 8.820 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per US$) setelah harga sahamnya naik 682% di 2020.
Nilai ini lebih besar jika dibanding dengan kapitalisasi pasar untuk produsen mobil lainnya, digabungkan.
Mengingat bahwa pengembangan mobil biasanya memakan waktu empat hingga lima tahun, Apple mungkin akan menekan gas sekarang untuk memastikannya dapat menjadi pesaing Tesla yang layak.
"Jika mereka terus menunggu, dapatkah Tesla berlari jauh di depan mereka sehingga Apple tidak pernah bisa mengejar ketinggalan?" kata Tom Forte, analis DA Davidson, dikutip Kamis (31/12/2020).
Namun demikian, sejumlah pelaku pasar berspekulasi bahwa Apple akan bermitra dengan satu atau beberapa pembuat mobil untuk menjual sistem operasi mobil, perangkat lunak self-driving atau teknologi terkait lainnya, daripada membuat seluruh kendaraan.
"Mungkin kemitraan paling masuk akal. Satu masalah yang saya dengar adalah bahwa mobil bisa jadi kurang menguntungkan dibandingkan dengan produk Apple lainnya, jadi itu menjadi perhatian jika Apple akan beralih ke lini bisnis yang kurang menguntungkan," terang Mike Bailey, Direktur Penelitian di FBB Capital Partners.
Meski begitu, memproduksi mobil atau bahkan hanya sebuah sistem operasi, bisa menjadi area pertumbuhan pendapatan baru bagi Apple. Ini menjadi sumber pertumbuhan baru, terutama dengan pertumbuhan penjualan yang tidak konsisten dari iPhone selama beberapa tahun terakhir.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elon Musk Sempat Ingin Jual Tesla ke Apple, Mau Bangkrut?