2020 Perang Bos Teknologi: Bos Telegram Sindir WhatsApp!

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
31 December 2020 20:00
Bos Telegram Pavel Durov (Instagram/Durov)
Foto: Bos Telegram Pavel Durov (Instagram/Durov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan antar bos raksasa teknologi dunia masih menghiasi pemberitaan di tahun 2020. Salah satunya adalah seruan untuk menghapus WhatsApp dari bos Telegram, loh kok bisa?

Kisah ini bermula dari pemberitaan ponsel CEO Amazon, Jeff Bezos diretas setelah menerima file video sebesar 4.4Mb berisi malware melalui WhatsApp. Walau Facebook menyalahkan Apple atas kejadian itu namun hal sama tak berlaku bagi pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov.

Durov menyatakan kerentanan aplikasi pesaing Telegram itu bukan hanya ada di iOS namun di seluruh sistem operasi yang ada.

"Kerentanan video korup WhatsApp hadir tidak hanya di iOS, tetapi juga di Android dan bahkan perangkat Windows Phone. Artinya di semua perangkat seluler di mana WhatsApp terpasang," kata Durov di blog berjudul Why Using WhatsApp is Dangerous, dikutip Kamis (31/12/2020).

Durov juga mengomentari soal teknologi yang kerap dibangga-banggakan oleh WhatsApp yakni enkripsi ujung ke ujung. Menurutnya kata itu sebagai mantra ajaib yang secara otomatis membuat semua komunikasi aman.

Namun end-to-end encryption dianggap gagal memenuhi privasi pengguna WhatsApp. Durov juga menuding terdapat backdoor sebagai kerentanan keamanan yang tidak disengaja dan kasus Bezos terjadi.

Menurutnya banyak penegak hukum yang tak senang dengan enkripsi sebab memaksa pengembang untuk diam-diam menanam kerentanan di aplikasinya.

"Saya tahu itu karena kami telah didekati oleh beberapa dari mereka dan menolak untuk bekerja sama. Akibatnya, Telegram dilarang di beberapa negara di mana WhatsApp tidak memiliki masalah dengan pihak berwenang, paling mencurigakan di Rusia dan Iran," ungkapnya.

Dia menyebutkan jika Telegram juga pernah menggunakan end-to-end encryption jauh sebelum WhatsApp memilikinya. Menurut Durov pihaknya juga melihat ada keterbatasan teknologi serta terdapat aspek lain dari aplikasi yang membuat enkripsi jadi tidak berguna.

Fakta ini juga membuat FBI memaksa Apple meninggalkan rencana penggunaan enkripsi di layanan iCloud.

Durov tak menutup telinga soal tudingan bias setelah menyerang WhatsApp. Dia juga memastikan platfom besutannya, Telegram Secret Chats lebih aman dari pesaingnya.

"Beberapa orang dapat mengatakan bahwa sebagai pendiri aplikasi saingan saya mungkin bias ketika mengkritik WhatsApp. Tentu saja saya tahu. Tentu saja saya menganggap Telegram Secret Chats secara signifikan lebih aman daripada alat komunikasi pesaing," kata Durov.

Sebagai informasi, jika Telegram menggunakan protokol enkripsi MTProto. Namun tidak semuanya dienkripsi dengan cara yang sama, hanya sebagian besar disimpan di server cloud Telegram dan dienkripsi di server.

Jika menggunakan fitur Obrolan Rahasia, enkripsi akan dilakukan di perangkat pengirim dan penerima pesan. Fitur tersebut hanya bisa dibaca di kedua perangkat tersebut, bahkan bila menggunakan akun yang sama namun menggunakan perangkat berbeda pesan tak akan bisa dibaca.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Salip WA, Jumlah Pengguna Telegram & Signal Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular