
Apple Car 'Diramal' Ganggu Dominasi Tesla Cs, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Apple Inc dikabarkan bakal menggandeng perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai-Kia, untuk membuat kendaraan listrik besutan Apple. Nantinya, kendaraan listrik ini diberi nama Apple Car.
Dikabarkan, Apple Car akan mulai diproduksi mulai 2024 mendatang di pabrik Kia di Georgia, Amerika Serikat (AS). Apple dikabarkan akan menggelontorkan dana investasi sebesar US$ 3,6 miliar atau setara Rp 50,4 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000 per US$ kepada Hyundai dan Kia. Meski sampai saat ini belum ada kesepakatan di antara keduanya.
Analis Otomotif Gartner, Michael Ramsey menilai kehadiran Apple ke bisnis mobil listrik diyakini akan memberikan tekanan dan pesaing baru bagi Tesla Inc yang sudah lebih dulu terjun ke industri mobil listrik.
"Tidak diragukan lagi bahwa Apple yang memasuki industri otomotif akan memberikan tekanan pada industri mobil lainnya untuk meningkatkan pengalaman konsumen mereka," kata Ramsey, seperti dilaporkan CNBC International, Minggu (7/2/2021).
Ramsey mengatakan, semua perangkat dalam ekosistem Apple dapat diintegrasikan ke dalam mobil khusus Apple ini yang tidak dapat ditandingi oleh perusahaan lain selain Google.
"Itu berarti lebih banyak persaingan. Itulah intinya. Ini lebih banyak persaingan," kata Stephanie Brinley, analis otomotif utama di IHS Markit.
Saat ini, Apple sudah memiliki jutaan kendaraan melalui kemitraan dengan pembuat mobil untuk Apple CarPlay, yang merupakan perangkat lunak yang pada dasarnya mencerminkan sebagian besar tampilan iPhone ke layar entertainment kendaraan.
Namun sebenarnya, memproduksi dan menjual mobil, bahkan dengan partner seperti Hyundai-Kia, tidaklah semudah memasuki segmen konsumen lainnya. Otomotif adalah industri padat modal dengan waktu tunggu yang lama, peraturan keselamatan yang lebih ketat, dan margin yang jauh lebih sempit daripada elektronik konsumen.
"Tidak akan mudah bagi Apple untuk masuk ke ruang ini," kata Brinley. "Ini adalah industri yang sangat kompleks dan tidak menjadi rumit hanya karena Anda adalah Apple."
Bloomberg melaporkan pada Jumat bahwa pembicaraan antara Hyundai-Kia telah dikabarkan dihentikan sementara. Tapi mobil dari Apple kemungkinan akan memiliki dampak yang sama pada industri otomotif terlepas dari perusahaan yang memproduksi kendaraan tersebut.
Sejak lama, Apple memang mulai mendiversifikasi bisnisnya ke mobil otonom. Pada 2017 misalnya, Apple mendapatkan izin untuk menguji kendaraan otonom di California. Perusahaan menggunakan kendaraan yang sudah dibuat, termasuk crossover Lexus, dan menambahkan teknologi Apple.
Terlebih lagi, potensi kendaraan otonom untuk pengiriman dan layanan ride-hailing/ride-sharing ke depan masih sangat besar. Menurut Cruise, anak perusahaan kendaraan otonom yang mayoritas dimiliki General Motors, tahun lalu memperkirakan, nilai industri kendaraan otonom sebesar $8 triliun. Bahkan, analis Morgan Stanley Katy Huberty mematok pasar mobil dan mobilitas global lebih tinggi pada $ 10 triliun.
Jika pasal ponser pintar saja, Apple menguasai sepertiga dari total pasar sebesar US$ 500 miliar, maka, di pasar mobil otonom global sebesar US$ 10 triliun, maka Apple hanya membutuhkan 2% pangsa pasar ini untuk menjadi ukuran bisnis iPhone mereka.
Meski saat ini belum ditentukan secara jelas, apa rencana pasti Apple dengan menggaet produsen kendaraan asal Korea Selatan tersebut.
"Saat saya melihat Apple berpotensi untuk membuat mobil, saya selalu menjadi penggemar berat," kata Ramsey.
"Saya menyukai gagasan itu. Masuk akal bagi saya dalam arti bahwa jika mobil menjadi perangkat elektronik konsumen, dengan cara yang sama seperti ponsel cerdas dan perangkat lain yang ditenagai oleh baterai dan diperbarui oleh perangkat lunak, Apple harus berada dalam bisnis ini," bebernya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elon Musk Sempat Ingin Jual Tesla ke Apple, Mau Bangkrut?