
Wow! Ekonomi Digital RI Capai Rp 560 T, Disokong Startup
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
08 October 2019 10:00

Sementara itu, Bisnis ride hailing merupakan bisnis kedua terbesar setelah e-commerce yang menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi internet di Indonesia.
Randy mengatakan, bahwa dari bisnis ride hailing berhasil menghimpun kurang lebih US$ 6 miliar pada 2019.
"Angka ini tumbuh 6 kali lipat sejak 2015 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 57%. Menurut laporan e-Conomy SEA 2019, pertumbuhan ini didorong oleh tren layanan pengiriman makanan," tuturnya.
Google juga mencatat, bahwa beberapa tahun belakangan ini, tren layanan pengiriman makanan tumbuh drastis dan mengubah kebiasaan masyarakat di Indonesia. Jasa pengiriman makanan telah mengalami perubahan mendasar dalam perilaku konsumen sejak 2018.
"Tak heran, di sektor ini saja, diperkirakan bisa mencapai US$ 18 miliar pada 2025," kata Randy melanjutkan.
Di kawasan Asia Tenggara sendiri, industri ride hailing masih didominasi oleh dua pemain besar transportasi online, yakni Grab dan Gojek. Keduanya mengklaim jadi pemimpin pasar di segmen layanan pesan-antar makanan dan minuman.
Baik Grab dan Gojek, mereka bersaing dengan pemain khusus seperti Foodpanda dan Deliveroo, yang sudah lebih dulu membuka jasa antar pesan makanan dan minuman.
Terpisah, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng mencermati, ekonomi digital adalah sumber pertumbuhan ekonomi baru. Bank Indoneisa, kata Sugeng, menerapkan tiga strategi dalam mendukung ekonomi digital dari sisi sistem pembayaran.
Ketiga strategi itu antara lain: menetapkan Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025, mendorong peningkatan elektronifikasi transaksi pembayaran dan mendorong program persiapan pemasaran online UMKM (on boarding UMKM) ke ekonomi digital.
"Hal tersebut dapat dicapai melalui sinergi yang baik antara Bank Indonesia dan otoritas terkait dan dengan pelaku industri," ucap Sugeng di Jakarta, Senin (7/10/2019).
(roy/roy)
Randy mengatakan, bahwa dari bisnis ride hailing berhasil menghimpun kurang lebih US$ 6 miliar pada 2019.
"Tak heran, di sektor ini saja, diperkirakan bisa mencapai US$ 18 miliar pada 2025," kata Randy melanjutkan.
Di kawasan Asia Tenggara sendiri, industri ride hailing masih didominasi oleh dua pemain besar transportasi online, yakni Grab dan Gojek. Keduanya mengklaim jadi pemimpin pasar di segmen layanan pesan-antar makanan dan minuman.
Baik Grab dan Gojek, mereka bersaing dengan pemain khusus seperti Foodpanda dan Deliveroo, yang sudah lebih dulu membuka jasa antar pesan makanan dan minuman.
Terpisah, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng mencermati, ekonomi digital adalah sumber pertumbuhan ekonomi baru. Bank Indoneisa, kata Sugeng, menerapkan tiga strategi dalam mendukung ekonomi digital dari sisi sistem pembayaran.
Ketiga strategi itu antara lain: menetapkan Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025, mendorong peningkatan elektronifikasi transaksi pembayaran dan mendorong program persiapan pemasaran online UMKM (on boarding UMKM) ke ekonomi digital.
"Hal tersebut dapat dicapai melalui sinergi yang baik antara Bank Indonesia dan otoritas terkait dan dengan pelaku industri," ucap Sugeng di Jakarta, Senin (7/10/2019).
(roy/roy)
Pages
Most Popular