
Heboh Bos Taksi Malaysia Tolak Gojek & Ancaman Driver Ojol RI
Roy Franedya, CNBC Indonesia
28 August 2019 06:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Pernyataan Pendiri Big Blue Taxi, Shamsubahrin Ismail ramai dibicarakan netizen tanah air. Pasalnya, ia menyebut Gojek bisa berkembang di Indonesia karena tingkat kemiskinan yang tinggi.
Pernyataan ini diungkapkan Shamsubahrin Ismail pada Kamis (22/8/2019) dalam konferensi pers di kantor Big Blue Taxi soal penolakannya pada keputusan kabinet Mahathir Mohamad yang memberikan lampu hijau pada Gojek membawa ojek online dan layanan lainnya ke Malaysia.
Shamsubahrin Ismail mengungkapkan, Gojek bisa berkembang di Indonesia karena jalan raya di Indonesia yang terlalu sempit untuk kendaraan.
"Kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi, gaji tak tinggi. Malaysia tidak bisa seperti itu. Anak muda [Malaysia] bukan akan miskin, tak datang dari keluarga miskin. Kenapa kita mau menjatuhkan marwah mereka sehingga menjadi tukang Gojek," ujarnya, Selasa (27/8/2019).
"Di Indonesia, wanita dapat memeluk driver (sebagian besar pengendara adalah pria) begitu saja tetapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk driver di sana-sini?" ujarnya seperti dikutip dari Free Malaysia Today.
Penolakan terhadap Gojek di Malaysia berbanding terbalik dengan penerima Grab di Indonesia. Grab didirikan di Malaysia oleh Anthony Tan dan Tan Hoi Loing. Nama awal Grab adalah My Teksi.
Di Indonesia keberadaan Grab cukup diterima masyarakat dengan tangan terbuka. Grab masuk Indonesia sejak 2014 dengan menyediakan layanan taksi online. Setelah itu layanan berkembang menjadi layanan pengantaran manusia, makanan dan barang menggunakan kendaraan roda dua hingga roda empat.
Bahkan Indonesia menjadi mesin pertumbuhan terbesar kedua Grab setelah Singapura. Tinggi potensi pasar Indonesia dan baiknya penerimaan masyarakat membuat Grab akan membangun kantor pusat keduanya di Indonesia.
Lanjut ke halaman berikutnya >>>
Pernyataan ini diungkapkan Shamsubahrin Ismail pada Kamis (22/8/2019) dalam konferensi pers di kantor Big Blue Taxi soal penolakannya pada keputusan kabinet Mahathir Mohamad yang memberikan lampu hijau pada Gojek membawa ojek online dan layanan lainnya ke Malaysia.
Shamsubahrin Ismail mengungkapkan, Gojek bisa berkembang di Indonesia karena jalan raya di Indonesia yang terlalu sempit untuk kendaraan.
"Di Indonesia, wanita dapat memeluk driver (sebagian besar pengendara adalah pria) begitu saja tetapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk driver di sana-sini?" ujarnya seperti dikutip dari Free Malaysia Today.
Penolakan terhadap Gojek di Malaysia berbanding terbalik dengan penerima Grab di Indonesia. Grab didirikan di Malaysia oleh Anthony Tan dan Tan Hoi Loing. Nama awal Grab adalah My Teksi.
Di Indonesia keberadaan Grab cukup diterima masyarakat dengan tangan terbuka. Grab masuk Indonesia sejak 2014 dengan menyediakan layanan taksi online. Setelah itu layanan berkembang menjadi layanan pengantaran manusia, makanan dan barang menggunakan kendaraan roda dua hingga roda empat.
Bahkan Indonesia menjadi mesin pertumbuhan terbesar kedua Grab setelah Singapura. Tinggi potensi pasar Indonesia dan baiknya penerimaan masyarakat membuat Grab akan membangun kantor pusat keduanya di Indonesia.
Lanjut ke halaman berikutnya >>>
Next Page
Driver Tuntut Permintaan Maaf
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular