
Internasional
Hacker China Retas IBM Cs, Damai Dagang Terancam?
Roy Franedya, CNBC Indonesia
21 December 2018 09:52

Jakarta,CNBC Indonesia - Hacker yang bekerja atas nama Kementerian Keamanan Negara China meretas jaringan Hewlett Packard Enterprise Co dan IBM, kemudian menggunakan akses tersebut untuk meretas komputer klien mereka.
Hal ini diungkapkan oleh sumber Reuters yang mengetahui adanya serangan ini, seperti dikutip Jumat (21/12/2018).
Serangan itu merupakan bagian dari kampanye China yang dikenal sebagai Cloudhopper, di mana pada Kamis (20/12/2018) Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengatakan beberapa penyedia layanan teknologi telah terinfeksi aksi ini dan mencuri rahasia dari klien mereka.
Sebelumnya, perusahaan keamanan siber (cybersecurity) dan lembaga pemerintah mengeluarkan banyak peringatan tentang ancaman Cloudhopper sejak tahun 2017, namun mereka belum mengungkapkan identitas perusahaan teknologi yang jaringannya diretas.
International Business Machines Corp mengatakan tidak ada bukti bahwa data perusahaan yang sensitif telah dicuri hacker. Hewlett Packard Enterprise (HPE) mengatakan tidak bisa mengomentari kampanye Cloudhopper.
Korporasi dan pemerintah semakin gencar mencari perusahaan teknologi yang dikenal sebagai penyedia layanan terkelola (MSP) untuk mengelola informasi mereka yang bisa dikendalikan dari jarak jauh, termasuk server, penyimpanan, jaringan, dan help-desk support.
Cloudhopper menargetkan MSP untuk mengakses jaringan klien dan mencuri rahasia perusahaan dari perusahaan di seluruh dunia, menurut dakwaan federal AS pada dua warga negara China yang dibacakan pada Kamis. Jaksa tidak menyebutkan salah satu MSP yang diretas.
Baik IBM dan HPE menolak berkomentar tentang soal peretasan yang dilakukan China.
"IBM telah menyadari serangan yang dilaporkan dan telah mengambil langkah-langkah balasan di seluruh dunia sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk melindungi perusahaan dan klien kami dari ancaman yang terus berkembang," ujar perusahaan dalam pernyataan resmi.
"Kami bertanggung jawab atas pengelolaan data klien dengan sangat serius, dan tidak memiliki bukti bahwa data IBM atau klien yang sensitif telah diambil dalam serangan [hacker] ini."
Hewlett Packard mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah melepas bisnis MSP dalam merger 2017 dengan Computer Sciences Corp yang membentuk perusahaan baru, Teknologi DXC.
"Keamanan data pelanggan Hewlett Packard adalah prioritas utama kami," kata manjamen. "Kami tidak dapat mengomentari detail yang dijelaskan dalam dakwaan, tetapi bisnis penyedia layanan terkelola HPE pindah ke DXC Technology sehubungan dengan divestasi HPE atas bisnis Layanan Perusahaan di 2017."
DXC Technology menolak berkomentar, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia tidak mengomentari laporan tentang kejadian cyber tertentu dan kelompok hacker.
Reuters tidak dapat mengkonfirmasi nama perusahaan teknologi lain yang diretas atau mengidentifikasi klien yang terpengaruh.
[Gambas:Video CNBC]
Hal ini diungkapkan oleh sumber Reuters yang mengetahui adanya serangan ini, seperti dikutip Jumat (21/12/2018).
Serangan itu merupakan bagian dari kampanye China yang dikenal sebagai Cloudhopper, di mana pada Kamis (20/12/2018) Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengatakan beberapa penyedia layanan teknologi telah terinfeksi aksi ini dan mencuri rahasia dari klien mereka.
Korporasi dan pemerintah semakin gencar mencari perusahaan teknologi yang dikenal sebagai penyedia layanan terkelola (MSP) untuk mengelola informasi mereka yang bisa dikendalikan dari jarak jauh, termasuk server, penyimpanan, jaringan, dan help-desk support.
Cloudhopper menargetkan MSP untuk mengakses jaringan klien dan mencuri rahasia perusahaan dari perusahaan di seluruh dunia, menurut dakwaan federal AS pada dua warga negara China yang dibacakan pada Kamis. Jaksa tidak menyebutkan salah satu MSP yang diretas.
Baik IBM dan HPE menolak berkomentar tentang soal peretasan yang dilakukan China.
"IBM telah menyadari serangan yang dilaporkan dan telah mengambil langkah-langkah balasan di seluruh dunia sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk melindungi perusahaan dan klien kami dari ancaman yang terus berkembang," ujar perusahaan dalam pernyataan resmi.
"Kami bertanggung jawab atas pengelolaan data klien dengan sangat serius, dan tidak memiliki bukti bahwa data IBM atau klien yang sensitif telah diambil dalam serangan [hacker] ini."
Hewlett Packard mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah melepas bisnis MSP dalam merger 2017 dengan Computer Sciences Corp yang membentuk perusahaan baru, Teknologi DXC.
"Keamanan data pelanggan Hewlett Packard adalah prioritas utama kami," kata manjamen. "Kami tidak dapat mengomentari detail yang dijelaskan dalam dakwaan, tetapi bisnis penyedia layanan terkelola HPE pindah ke DXC Technology sehubungan dengan divestasi HPE atas bisnis Layanan Perusahaan di 2017."
DXC Technology menolak berkomentar, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia tidak mengomentari laporan tentang kejadian cyber tertentu dan kelompok hacker.
Reuters tidak dapat mengkonfirmasi nama perusahaan teknologi lain yang diretas atau mengidentifikasi klien yang terpengaruh.
[Gambas:Video CNBC]
Next Page
Peretasan terjadi sejak 2014
Pages
Most Popular