
Perkembangan Teknologi
Alasan Grab Akuisisi Uber Tapi Ogah Caplok Gojek
Roy Franedya, CNBC Indonesia
13 December 2018 20:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Co-founder Grab Holdings Hooi Ling Tan membuka alasan sebenarnya aksi akuisisi Uber Asia Tenggara oleh Grab. Aksi korporasi ini dianggap sebagai aksi yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme).
Hooi Ling Tan mengatakan aksi akuisisi Uber Asia Tenggara adalah sebuah mission impossible. "Ketika mereka pertama kali masuk pasar Asia Tenggara mereka sangat agresif dengan promo dan insentif. Mereka juga punya banyak insinyur yang berasal dari Sillicon Valley dengan dana yang tak terbatas. Mereka juga sangat dikenal banyak orang," ujar Hooi Ling Tan kepada Wartawan, Selasa (11/12/2018).
"Sebelum akuisisi Uber sudah menghadirkan layanan di 8 negara di mana 7 negara mereka sangat kuat dan hanya di satu negara saja layanan mereka kurang berkembang Yakni di Indonesia."
Hooi Ling Tan menambahkan Grab sebenarnya tidak punya peluang berkembang di negara Asia Tenggara selain Indonesia. Namun Grab mengambil langkah berani dengan mengajukan niat untuk akuisisi Uber dan tidak memaksakan persaingan yang lebih lebih lama lagi di pasar.
"Mereka juga melihat cara kami melayani pelanggan cukup unik dan mission impossible ini pun terjadi," terangnya.
Hooi Ling Tan menjelaskan dalam akuisisi Uber memang menjadi pemegang dari aksi korporasi ini karena menjadi pemegang saham utama. Tetapi Grab juga jadi pemenang.
"Kami memiliki akses untuk mempelajari teknologi mereka. Kami juga bisa belajar setiap hari dari CEO Uber Dara [Khosrowshahi] untuk terus berkembang. Jadi kerja sama ini saling menguntungkan.
Sebelumnya, Grab mengakuisisi Uber, salah satu pionir dalam aplikasi berbagi tumpangan. Akuisisi dilakukan dengan skema tukar guling saham dan mengakibatkan Uber hengkang kaki dari Asia Tenggara. Dalam akuisisi ini Uber menjual bisnis Grab. Sebaliknya, Grab menyerahkan 27,5% sahamnya kepada Uber.
Hooi Ling Tan mengatakan manajemen Grab tidak akan mengulang aksi yang sama dengan mengakuisisi Gojek. "Tidak [akan akuisisi atau merger Gojek)," terangnya.
Hooi Ling Tan menambahkan Grab punya pertimbangan sendiri ketika memutuskan akuisisi Uber Asia Tenggara. Sebelum akuisisi, Uber hadir di delapan negara di Asia Tenggara di mana pada tujuh negara Uber sangat aktif. Grab juga hadir dan ekspansi di delapan negara yang sama.
"Kami belajar cukup banyak dari mereka (Uber). Mereka punya banyak serta berharga berupa Home technologies yang tidak kami miliki" ujar Hooi Ling Tan.
Hooi Ling Tan menambahkan Grab akan menerapkan stategi patnership jika ada teknologi lain yang tidak dikuasai oleh perusahaan.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/dob) Next Article Wow, Tahun Depan Grab Targetkan Pendapatan Tembus Rp 29,2 T
Hooi Ling Tan mengatakan aksi akuisisi Uber Asia Tenggara adalah sebuah mission impossible. "Ketika mereka pertama kali masuk pasar Asia Tenggara mereka sangat agresif dengan promo dan insentif. Mereka juga punya banyak insinyur yang berasal dari Sillicon Valley dengan dana yang tak terbatas. Mereka juga sangat dikenal banyak orang," ujar Hooi Ling Tan kepada Wartawan, Selasa (11/12/2018).
"Sebelum akuisisi Uber sudah menghadirkan layanan di 8 negara di mana 7 negara mereka sangat kuat dan hanya di satu negara saja layanan mereka kurang berkembang Yakni di Indonesia."
Hooi Ling Tan menjelaskan dalam akuisisi Uber memang menjadi pemegang dari aksi korporasi ini karena menjadi pemegang saham utama. Tetapi Grab juga jadi pemenang.
"Kami memiliki akses untuk mempelajari teknologi mereka. Kami juga bisa belajar setiap hari dari CEO Uber Dara [Khosrowshahi] untuk terus berkembang. Jadi kerja sama ini saling menguntungkan.
Sebelumnya, Grab mengakuisisi Uber, salah satu pionir dalam aplikasi berbagi tumpangan. Akuisisi dilakukan dengan skema tukar guling saham dan mengakibatkan Uber hengkang kaki dari Asia Tenggara. Dalam akuisisi ini Uber menjual bisnis Grab. Sebaliknya, Grab menyerahkan 27,5% sahamnya kepada Uber.
Hooi Ling Tan mengatakan manajemen Grab tidak akan mengulang aksi yang sama dengan mengakuisisi Gojek. "Tidak [akan akuisisi atau merger Gojek)," terangnya.
Hooi Ling Tan menambahkan Grab punya pertimbangan sendiri ketika memutuskan akuisisi Uber Asia Tenggara. Sebelum akuisisi, Uber hadir di delapan negara di Asia Tenggara di mana pada tujuh negara Uber sangat aktif. Grab juga hadir dan ekspansi di delapan negara yang sama.
"Kami belajar cukup banyak dari mereka (Uber). Mereka punya banyak serta berharga berupa Home technologies yang tidak kami miliki" ujar Hooi Ling Tan.
Hooi Ling Tan menambahkan Grab akan menerapkan stategi patnership jika ada teknologi lain yang tidak dikuasai oleh perusahaan.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/dob) Next Article Wow, Tahun Depan Grab Targetkan Pendapatan Tembus Rp 29,2 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular