Satu Dekade Berdarah-darah, Taksi Online Ini Akhirnya Untung

Jakarta, CNBC Indonesia - Uber Technologies Inc mencatatkan keuntungan. Ini datang sejak perusahaan itu debut satu dekade lalu dengan dua segmen penting yakni ride hailing dan pengiriman makanan.
Di sisi lain, perusahaan ride hailing asal China Didi mengalami penurunan nilai saham besar-besaran. Serta harus puas menderita kerugian bersih senilai US$2,4 miliar (Rp 34,5 triliun) pada kuartal 3.
Sementara itu Wall Street memperkirakan kuartal keempat Uber mengecewakan. Saham melambung satu jam setelah jam perdagangan dan naik sekitar 1%.
Uber melaporkan pendapatan yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan ukuran yang tidak termasuk biaya satu kali seperti kompensasi. Nilainya adalah US$8 juta (Rp 115,1 miliar) pada kuartal yang berakhir 30 September lalu, dikutip dari Reuters, Jumat (5/11/2021).
Capaian itu dibandingkan perusahaan yang merugi mencapai US$625 juta (Rp 8,9 triliun) pada tahun lalu.
Perusahaan berbasis di California itu memperkirakan laba pada kuartal terakhir tahun 2021 mencapai US$25 juta hingga US$75 juta (Rp 359 miliar - Rp 1,07 triliun). Data Refinitiv memperkirakan bisa mencapai US$114 juta.
Namun Reuters mencatat laporan pendapatan Uber mengecewakan. Ini karena saingan perusahaan di Amerika Serikat (AS), Lyft melaporkan laba penyesuaian kuartalan selama dua kali berturut-turut pada US$67,3 juta (Rp 968,2 miliar).
Lyft juga memperkirakan EBITDA antara US$70 juta (Rp 1 triliun) dan US$75 juta pada kuartal keempat.
Baik Uber dan Lyft operasionalnya memang belum kembali menguntungkan. Kedua perusahaan juga menolak memberikan keterangan kemungkinan itu terjadi.
Reuters menambahkan, penurunan nilai kepemilikan Uber pada Didi dan kompensasi berdasarkan saham membuat kerugian bersih lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu.
Bisnis pengiriman Uber termasuk pengiriman makanan dan toko hadir sebagai tulang punggung perusahaan selama pandemi. Pendapatan pengiriman mengalami peningkatan pada kuartal tiga.
Uber mengatakan bisnis pengiriman makanan yang membukukan 96% pemesanan kotor pengiriman, menguntungkan untuk pertama kalinya dari EBITDA pada kuartal tiga.
[Gambas:Video CNBC]
Taksi Online Uber Mulai 'Ketatkan Ikat Pinggang', Kenapa?
(roy/roy)