
Perkembangan Teknologi
Uber Akan Beralih ke Sepada Elektrik, Gimana Nasib Driver?
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
27 August 2018 20:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Uber Technologies akan beralih dari kendaraan mobil ke sepeda elektrik dan skuter untuk perjalanan pendek. Hal ini akan diterapkan dalam rencana jangka panjang perusahaan.
CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan moda transportasi individu lebih cocok untuk perjalanan dalam kota. Kebijakan ini akan memengaruhi pendapatan driver Uber dan secara jangka pendek akan menurunkan kinerja keuangan perusahaan. Akhir tahun lalu, Uber mencatatkan kerugian US$4,5 miliar (Rp 65 triliun).
Untuk mengantisipasi hal ini. Khosrowshahi mengingatkan kepada para investor akan potensi kerugian jangka pendek untuk mencapai tujuan jangka panjang. Rencana ini merupakan alternatif karena meningkatkan kemacetan di dalam kota.
"Pada jam sibuk, mobil sangat tidak efisien untuk membawa satu penumpang menuju 10 blok saja," katanya pada Financial Times dalam sebuah wawancara. "Kita bisa mendorong perubahan kebiasaan yang mengedepankan kenyamanan pengguna. Kemenangan untuk kota. Keuangan jangka pendek, mungkin bukan kemenangan untuk kami, tetapi secara strategi jangka panjang, kami pikir ini adalah tujuan yang kami capai."
Uber pertama kali menambahkan sepeda online ke dalam aplikasinya pada bulan Februari setelah mengakuisisi perusahaan berbagi sepeda bernama Jump. Nilai akuisisinya US$200 juta pada bulan April.
Jump, tersedia di delapan kota Amerika Serikat (AS), termasuk New York, Washington, dan Denver, dan segera diluncurkan di Berlin.
Khosrowshahi bergabung dengan Uber satu tahun yang lalu. Ia juga telah membuat kesepakatan dengan Lime, sebuah perusahaan skuter listrik dan Masabi, sebuah aplikasi berbasis di London yang menyediakan tiket seluler untuk transportasi umum. Ia bertujuan untuk membangun, apa yang dia sebut sebagai "urban mobility platform".
Selain transportasi, Uber telah melakukan diversifikasi ke bidang bisnis lainnya, mulai dari pengiriman makanan hingga broker barang. Khosrowshahi mengatakan tidak ada satu pun produk yang akan mampu melayani pasar mobilitas global sebesar US$6 triliun dan "persaingan utama" Uber adalah dalam transportasi mobil.
Dia mengakui bahwa Uber menghasilkan lebih sedikit uang pada aplikasi sepeda dibandingkan mobil. Tetapi, Ia memperkirakan dampaknya akan hilang jika pelanggan menggunakan aplikasi tersebut secara lebih teratur, efek ini telah dirasakan oleh perusahaan dari pengendara sepeda di San Fransisco.
"Kami bersedia untuk melakukan trade off jangka pendek per unit ekonomi untuk keterlibatan jangka panjang yang lebih tinggi," katanya. "Dari pengalaman, Saya telah menemukan keterlibatan jangka panjang akan memenangkan perang dan kadang-kadang layak untuk kalah dulu dalam pertempuran untuk memenangkan perang."
Khosrowshahi mengakui bahwa pengemudi Uber mobil akan merasakan penurunan pendapatan. Tetapi dalam jangka panjang, pengemudi akan mendapat manfaat dari proporsi yang lebih tinggi dari perjalanan panjang yang lebih menguntungkan. Penggunaan jalan pun akan mengurangi padatnya kendaraan.
"Ketika Saya berbicara dengan mitra supir kami tentang hal itu, kesan pertama adalah, mengapa Anda membawa sepeda untuk bersaing dengan saya?" Katanya. "Kesan kedua setelah percakapan adalah, oh, saya mendapatkan perjalanan yang lebih panjang di mana Saya dapat menghasilkan lebih banyak uang? Maka daftarkan Saya."
(roy) Next Article Termasuk UMK, Driver Online Ini Dapat Hak Pekerja Formal
CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan moda transportasi individu lebih cocok untuk perjalanan dalam kota. Kebijakan ini akan memengaruhi pendapatan driver Uber dan secara jangka pendek akan menurunkan kinerja keuangan perusahaan. Akhir tahun lalu, Uber mencatatkan kerugian US$4,5 miliar (Rp 65 triliun).
Untuk mengantisipasi hal ini. Khosrowshahi mengingatkan kepada para investor akan potensi kerugian jangka pendek untuk mencapai tujuan jangka panjang. Rencana ini merupakan alternatif karena meningkatkan kemacetan di dalam kota.
Uber pertama kali menambahkan sepeda online ke dalam aplikasinya pada bulan Februari setelah mengakuisisi perusahaan berbagi sepeda bernama Jump. Nilai akuisisinya US$200 juta pada bulan April.
Jump, tersedia di delapan kota Amerika Serikat (AS), termasuk New York, Washington, dan Denver, dan segera diluncurkan di Berlin.
Selain transportasi, Uber telah melakukan diversifikasi ke bidang bisnis lainnya, mulai dari pengiriman makanan hingga broker barang. Khosrowshahi mengatakan tidak ada satu pun produk yang akan mampu melayani pasar mobilitas global sebesar US$6 triliun dan "persaingan utama" Uber adalah dalam transportasi mobil.
Dia mengakui bahwa Uber menghasilkan lebih sedikit uang pada aplikasi sepeda dibandingkan mobil. Tetapi, Ia memperkirakan dampaknya akan hilang jika pelanggan menggunakan aplikasi tersebut secara lebih teratur, efek ini telah dirasakan oleh perusahaan dari pengendara sepeda di San Fransisco.
"Kami bersedia untuk melakukan trade off jangka pendek per unit ekonomi untuk keterlibatan jangka panjang yang lebih tinggi," katanya. "Dari pengalaman, Saya telah menemukan keterlibatan jangka panjang akan memenangkan perang dan kadang-kadang layak untuk kalah dulu dalam pertempuran untuk memenangkan perang."
Khosrowshahi mengakui bahwa pengemudi Uber mobil akan merasakan penurunan pendapatan. Tetapi dalam jangka panjang, pengemudi akan mendapat manfaat dari proporsi yang lebih tinggi dari perjalanan panjang yang lebih menguntungkan. Penggunaan jalan pun akan mengurangi padatnya kendaraan.
"Ketika Saya berbicara dengan mitra supir kami tentang hal itu, kesan pertama adalah, mengapa Anda membawa sepeda untuk bersaing dengan saya?" Katanya. "Kesan kedua setelah percakapan adalah, oh, saya mendapatkan perjalanan yang lebih panjang di mana Saya dapat menghasilkan lebih banyak uang? Maka daftarkan Saya."
(roy) Next Article Termasuk UMK, Driver Online Ini Dapat Hak Pekerja Formal
Most Popular