Startup
Rudiantara: Softbank Mau Investasi Lagi di Startup RI
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
20 August 2018 10:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan raksasa teknologi global, Softbank akan kembali berinvestasi di Indonesia. Hal ini merupakan pernyataan dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara, Senin (20/8/2018).
"Softbank bermaksud mau investasi di Indonesia Belum tahu gimana-gimananya. September saya akan ke Jepang," ujar Rudiantara.
Asal tahu saja, Softbank sudah berinvestasi di startup Indonesia. Softbank diketahui berpartisipasi dalam pendanaan untuk Tokopedia pada 2014 silam yang berhasil mengumpulkan dana US$100 juta.
Pada April lalu, anak usaha Softbank di Korea Selatan, Softbank Ventures Korea memimpin penggalangan dana tahap baru untuk fintech peer to peer lending (P2P) Modalku.
Dalam pertemuan tahunan Softbank, CEO Masayoshi Son mengatakan akan mengalihkan fokus perusahaan dari telekomunikasi menjadi investasi besar-besaran pada teknologi. Softbank akan mengincar startup-startup berstatus unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar.
SoftBank dan perusahaan pengumpul dana investasi Vision Fund mengumpulkan lebih dari US$ 93 miliar tahun lalu. Perusahaan ini telah banyak melakukan pembelian saham-saham perusahaan-perusahaan teknologi yang mendisruptif bisnis konvensional seperti perusahaan ruang kantor bersama (co-working space) WeWork dan perusahaan berbagi tumpangan (ride-sharing): Uber Technologies Inc, Didi Chuxing, Ola dan Grab.
(roy/ray) Next Article Alasan Menteri Rudiantara Bolehkan Data Center di Luar Negeri
"Softbank bermaksud mau investasi di Indonesia Belum tahu gimana-gimananya. September saya akan ke Jepang," ujar Rudiantara.
Dalam pertemuan tahunan Softbank, CEO Masayoshi Son mengatakan akan mengalihkan fokus perusahaan dari telekomunikasi menjadi investasi besar-besaran pada teknologi. Softbank akan mengincar startup-startup berstatus unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar.
SoftBank dan perusahaan pengumpul dana investasi Vision Fund mengumpulkan lebih dari US$ 93 miliar tahun lalu. Perusahaan ini telah banyak melakukan pembelian saham-saham perusahaan-perusahaan teknologi yang mendisruptif bisnis konvensional seperti perusahaan ruang kantor bersama (co-working space) WeWork dan perusahaan berbagi tumpangan (ride-sharing): Uber Technologies Inc, Didi Chuxing, Ola dan Grab.
(roy/ray) Next Article Alasan Menteri Rudiantara Bolehkan Data Center di Luar Negeri
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular