Ini Jurus Lengkap BI Dorong Ekonomi Syariah
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
11 December 2018 18:29

Surabaya, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan pemaparan terkait upaya yang dilakukan BI serta pemerintah Indonesia untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dalam acara Shari'a Economic Festival (ISEF) atau Festival Ekonomi Syariah Indonesia 2018, yang diadakan di Surabaya.
Berikut pernyataan lengkapnya:
Hari ini kita sudah mulai rangkaian penyelenggaraan ISEF ke-5. Sebagaimana diketahui bahwa ISEF itu diselenggarakan setiap tahun. Ini tahun ke-5 di mana sejak tiga tahun lalu, rangkaian ISEF itu juga didahului oleh tiga kali festifal ekonomi syariah di masing-masing wilayah. Kalau tahun ini festival ekonomi syariah di Jawa itu dipusatkan di Semarang, kalau di Sumatera kita pustakan di Lampung, kalau wilayah timur kita pusatkan di Balikpapan.
Kemudian satu kali festival ekonomi bertaraf internasional (ISEF). Esensinya ini adalah bagian dari program nasional yang untuk mempercepat pengembangan ekonomi dan keungan syariah di Indonesia dalam rangka mengejar ketertinggalan ekonomi dan keuangan syariah dari negara- negara lain.
Di dalam sinergi ini memang ada tiga pilar yang kita angkat, yang berbeda dari dulu, dan sekarang juga dibawah naungan komite nasional keuangan.
Pilar yang pertama adalah pemberdayaan ekonominya. Pilar yang kedua adalah pengembangan sektor keuangannya. Pilar yang ketiga adalah bagimana edukasi dan kampanye mengenai ekonomi keuangan syariah.
Tiga pilar ini kita lakukan secara bersamaan sehingga pengembangan ekonominya akan meningkatkan tidak hanya masalah bagaimana pemberdayaan ekonomi syariah di Indonesia, tapi juga nanti akan menjadi pendukung perkembangan sektor keuangan. Sektor keuangaan itu menyediakan pembiayaannya, sementara yang membutuhkan pembiayaannya di sektor ekonominya.
Penyelenggaraan ISEF ini masuk pilar ketiga untuk semakin mempromosikan pilar satu yaitu pengembangan ekonominya, dan pilar kedua yang terkait dengan sektor keuangannya. ISEF ini adalah event terbesar yang kita selenggarakan yang bertaraf internasional. Sasarannya adalah mempromosikan pengembangan sektor keuangan, ekonomi syariah, sehingga kita bisa percepat mengejar ketinggalaan dari negara-negara lain. Sehingga Indonesia tidak hanya jadi pasar produk ekonomi syariah, tapi juga berperan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Dengan kerangka seperti itu maka tema yang kita angkat dalam ISEF ke-5 adalah penguatan pertumbuhan ekonomi nasional dengan menciptakan mata rantai ekonomi halal, dan juga berbagai inovasi-inovasi yang diperlukan.
Oleh karena itu di dalam formatnya ada format yang bentuknya, sebagai catatan ISEF itu kita selenggrakan lima hari sampai tanggal 15 Desember. Nanti malam pembukaannya. Jadi formatnya selama lima hari ada dalam bentuk expo, disitu kita menunjukkan berbagai pengembangan ekonomi yang sudah berkembang, transaksi ekonomi, juga bahkan business magic. Baik antara unit-unit ekonomi, dan juga sektor keuangan.
Kedua adalah bentuk forum, duskusi, pembicaraan dalam berbgai aspek. Jumlah acara utamanya ada 115 booth usaha syariah baik di bidang ekonomi maupun keuangan. Kemudian 19 workshop atau talk show, kemudian 10 launcing atau showcasing, kemudian 8 international seminar.
Yang kedua adalah penjelasan mengenai berbagai kegiatan yang kita lakukan dalam berbagai pilar.
Dalam pilar satu, pemberdayaan ekonomi syariah, sasaran utama adalah membentuk mata rantai ekonomi syariah. Kita lakukan termasuk ekspo, kalau kita bicarakan itu kita bisa lihat kelompk usahanya yang basisnya adalah pesantren. Hari ini juga masih berjalan high level discussion, perkembangan ekonomi di pesantren dari seluruh Indonesia.
Dalam high level discussion kita lakukan pengembangan ekonomi syariah, bagimana kemandirian ekonomi dalam pesantren dikembangkan. Di BI sendiri tahun ini ada 134 pesantren sudah mengembangkan unit usaha. Tahun depan semoga ada 250-an pesantren yang kembangkan unit usahanya.
Formatnya adalah pesantren-pesantren yang sudah kembangkan unit usaha itu jadi pembina, pengampu bagi pesantren yang sedang atau akan kembangkan unit usaha.
Unit usahanya apa? Macam-macam. Ada air minum, pengolahan limbah sehingga limbah bisa jadi sumber pendanaan. Kemudian ada energi biogas. Ada juga yang integrated agriculture farming, ada juga pengolahan kelapa, ada juga konveksi, maupun berbagai jenis usaha lainya.
Dengan pertemuan high level discussion, mereka saling belajar dan juga saling mengembangkan. Disitu juga dilakukan business matching, mereka bisa jadi penjual dan pembeli di pesantren lain.
Titik pemberdayaan ekonomi juga kita kembangkan dalam mata rantai ekonomi termasuk juga fesyen. Sehingga binaan UMKM kita hubungkan dengan para desainer pakaian muslim, kemudian kita kembangkan mereka. Sehingga pengrajin tingkatnya menjadi fesyen (desainer). Sejumlah (pengrajin) juga sudah melakukan ekspor.
Kelompok dalam kegiatan ekonomi ini adalah kelompok yang sudah besar dalam food, fesyen, tourism, farming. Itu yang kita kembangkan. Sehngga itu akan membentuk mata rantai ekonomi syariah. Ada kelompok usaha kecil, menengah, besar, pengrajin.
Sebagai informasi, di Balikpapan kemarin omset bisnisnya dari penjualan maupun matching sampai RP 1,7 triliun.
Untuk ISEF ini sampai sekarang business matching sudah mencapai Rp 5,1 triliun. Kemudian ada antar pesantren bertransaksi, ada pesantren dapat dana dari perbankan syariah maupun dari kontak ekpor, dll. Ini membntuk mata rantai ekonomi syariah yang terintegrasi dari berbagai kelompok.
Insya Allah ke depan akan kita kembangkan di bidang farmasi. Jadi itu pembentuk pilar satu.
Pilar kedua kita kembangkan juga yaitu mendorong pembiayaan syariah untuk mendorong pengembangan ekonominya. Ada sejumlah pertemuan dari perbankan demikian juga berbagai produk-produk keuangan yang bisa disalurkan oleh sektor keuangan untuk pembiayaan. Tidak hanya pembiayaan dari perbankan, tapi juga dalam bentuk sukuk, zakat, wakaf, dll. Dalam ISEF ini juga akan dikembangkan as link wakaf.
Sehingga dalam sektor keuangan ini tidak hanya memperbesar penyaluran dana ke ekonomi syariah tapi juga pengembangan produk baru termasuk sukuk untuk infrastruktur, sukuk untuk perkembangan ekonomi. Demikian juga wakaf juga lebih diproduktifkan, baik tunia dan non-tunai. Sehingga ini bersinergi dengan badan wakaf Indonesia.
Kurikulum ekonomi syariah semakin kita perluas dengan sejumlah perguruan tinggi. Besok ada peluncuran buku juga mengenai perkembangan ekonomi syariah.
Termasuk dalam forum ini adalah seminar-seminar internasional, mengadakan pertemuan-pertemua bertaraf internasional. Disamping kampanye untuk memasarkan dan memperluas bahwa ekonomi syariah tidak terlepaskan dari perkembangan arus baru ekonomi Indonesia.
Ekonomi syariah itu profitable, berdaya saing. Sehingga kesejahtraan masyarakat bisa ditingkatkan, khususnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sukuk BI sekarang sudah dalam proses harmonisasi. Begitu selesai harmonisasi, doakan berlaku. Dalam waktu yang sama kita juga sudah berkomunikasi dengan industri. Jadi BI akan menerbitkan sukuk BI. Apa itu? Sukuk BI adalah instrument moneter yang kita keluarkan dengan underline transaction adalah SPN/SBN yang kita miliki. Pemerintah menerbitkan SBN jangka panjang. Dari SBN jangka panjang, kita terbitkan yang jangka pendek, misalnya berjangka waktu dua minggu, sebulan, tiga bulan kita kembangkan jadi enam bulan, sampai 12 bulan.
Sukuk BI bisa diperdagangkan di antara pelaku pasar. Boleh dimiliki bank syariah maupun bank konvesional. Sehingga ini akan memperdalam pasar, likuiditasnya makin banyak dan SBN-SBN ini bisa dijadikan instrumen-instrumen pasar keuangan. Sekaligus bisa jadi referensi perkembangan sukuk-sukuk lainnya.
Kenapa baru keluar? Prosesnya selama ini instrument kita kan dasarnya REPO. SBN itu tentu saja dengan repocase agreement itu kurang marketable. Kita lihat dari perkembangan-perkembangan di berbagai negara, dan juga kita lihat kebutuhan Indonesia, sukuk BI itu lebih friendly. Syariah sambut baik sukuk BI ini.
Itu sekaligus sebagai bagian untuk mengembangkan sektor keuangannya. Di sekotr keuangan itu ada sektor bank, juga pasar keuangan khususnya, maupun pasar modal.
Bagaimana mempercepat perkembangan sektor keuangan? yang kita lakukan keuangan syariah kolaborasi antara BI, Bappenas, OJK, adalah mari bank-bank terus memperbanyak, memperbesar bumpernya yang dilakukan oleh OJK. Juga memperbanyak produk-produk syariah. Wakaf itu dipromosikan untuk mengembangkan sektor keuangannya.
Sukuk BI itu sangat penting karena pemerintah atau korporasi menerbitkan sukuk jangka panjang, ini bisa underlined sukuk jangka pendek. Tapi jangan lupa ini baru pilar kedua.
Kenapa dulu-dulu sering mentok pada 5%, tapi dengan penerbitan berbagai instrument syariah ini sudah menjadi 8%. Insyaallah jika sektor 1 kita dorong, ini bisa naik dobel digit. Pengennya dalam 5 tahun, sektor keuangan akan mencapai 20% (perbankan, pasar modal, sukuk jangka pendek, keterlibatan keuangan sosial yaitu wakaf dan zakat).
Kami juga menjalin kerjasama dengan kemenko, BUMN, agar ini bisa dibiayai dengan instrument keuangan. Kami juga akan dorong bersama kementrian lembaga atau OJK supaya bisa memperbesar ini, memperbesar sektor ekonomi, infrastruktur, insyaallah sektor keuangan bisa 20% dalam 5 tahun mendatang.
Mengenai share ekonomi, mengenai PDB terus terang masih dalam cara pengukurannya. Kami sedang study cara halal ekonomi. Pada saatnya nanti kita bisa komunikasikan.
Target ISEF dalam 5 hari ini insyaallah dapat RP 7 triliun.
Seberapa jauh kita tertinggal? Tolong dipastikan berapa potong pakai produk yang halal? Mulai dari hijab, topi, produk alis, foundation, dll. Ada yang pernah hitung itu lebih dari 30 produk halal yang diperlukan seorang mulim.
Australia sudah pengekspor daging halal terbesar dunia, kemudian Thailand pengekspor makan halal terbesar. Makanya kita berseloroh masa kita harus impor bumbu rawon halal dari Thailand. Masa pesantren Jawa Timur ga bisa bikin rawon yang sertifikasinya halal. Itu baru makanan ya. Belum beras, dll. Fesyen itu sangat persfektif di Indonesia. UMKM-UMKM ini banyak yang memproduksi kerajinan-kerajinan. Yang di sebelah itu sedang kita matching-kan dengan para desainer-desainer.
Sekarang China pengeskpor halal garment atau pakaian dari seluruh dunia. Masa pakai hijab impor dari China? Masa ga bisa diproduksi binaan UMKM? Padahal kita punya desainer-desainer pakian muslimah yang jago-jago. Sama juga kosmetik-kosmetik produksi Indonesia yang halal-halal.
Kompetitif kita di fesyen karena kita modis, kita punya kreatifitas, kita sambungkan dengan desainer-desainer dengan promosi-promosi seperti ini.
Dalam konteks bersaing antar negara, sertifikasi halal itu menjadi sangat penting. Nah, kalau China buat, kita nggak, orang akan melihatnya yang sertifikasi halal. Sertifikasi kita mungkin dari luar negeri, karena kita belum secara kuat mengembangkan sertifikasi halal.
Sertfikasi halal menjadi sangat penting. Diskusi kami sebnrnya bukan masalah biaya. Untuk sertfikasi halal itu memang diperlukan beberapa hal. Satu adalah bagaamana kita menyediakan para pengawas, audit untuk sertfiikasi halal. Ini blm banyak. kita harus bekerjasama dengan pesantren-pesantren, universitas, demikian juga untuk nanti yang kita sebut halal center. Ini masih dalam proses dengan berbagai pihak.
Pengembangannya secara bersama-sama smbil kita mendorong percepatan sertfikasi halal, kita juga perlu kembangkan unit-unit ekonomi, dan produksinya.
Ini pembentukan unit usaha, memang visi kami adalah membentuk unit usaha. Unit usaha ini berarti terpisah dari yayasan pesantren dengan bidang agamanya. Kemudian kita siapkan adalah pembentukan uniotnya, manajemennya, bantuan teknis misal bagimana produksi air minum, pengebroan, akuntansi, kemudian alat produksinya. Tujuan utamanya adalah membentuk unit usaha. Jadi pesantren yang sudah punya unit kita minta jadi pembina.
Kita memang secara bersama mengembangkan ekonomi keuangan syariah. Ini diperlukan beberapa hal.
Satu, perlunya komitmen secara nasional. Komitmen secara nasional itu dibuktikan dari terbentuknya komite nasional keuangan syariah yang memang dipimpin langsung oleh Bapak Presiden.
Yang kedua, perlunya strategi nasional pengembangan ekonomi syariah. Seperti apa pengembangan ekonomi syariah? Seperti yang tadi saya sampaikan ada tiga pilar. Satu pilar adalah pengembangan ekonominya, membentuk halal value chain. Yang kedua adalah pengembangan sektor keuangannya, tidak hanya berkembang tapi juga bagaimana sektor keuangan syariahnya. Dan pilar ketiga adalah edukasi kewirausahaan dan kampanye mengenai gaya hidup maupun ekonomi halal. Jadi ada tiga hal. Itu ketiga pilar itu adalah bentuk strategi nasional pengembangan ekonomi syariah.
Terus yang ketiga adalah adanya suatu sinergi. Program-program yang dilakukan pemerintah, BI, OJK, juga MUI, mungkin berbagai pihak akademisi, dunia usaha, itu dilalukan suatu sinergi yang secara bersamaan sebagai strategi nasional untuk mendukung dan mempuerkuat. Itu yang ketiga.
Yang keempat adanya suatu komunikasi maupun kampanye yang dilakukan secara terus menerus. Setiap tahun akan kita laksanakan 3 kali festifal tingkat wilayah. Tahun ini diadakan di Jawa di semarang, di Sumatra di Lampung, dan terakhir wilaya timur di Balikpapan. Dan ISEF ini event yang bertaraf internasional, ini terus kita mempromosikan, mengkampanyekan perlunya pengembangan ekonomi syariah.
Insyaallah dengan itu semua akan semakin cepat mengembangkan ekonomi syariah.
(dob/dob) Next Article Ini Kegundahan Gubernur BI Soal Ekonomi Syariah Indonesia
Berikut pernyataan lengkapnya:
Hari ini kita sudah mulai rangkaian penyelenggaraan ISEF ke-5. Sebagaimana diketahui bahwa ISEF itu diselenggarakan setiap tahun. Ini tahun ke-5 di mana sejak tiga tahun lalu, rangkaian ISEF itu juga didahului oleh tiga kali festifal ekonomi syariah di masing-masing wilayah. Kalau tahun ini festival ekonomi syariah di Jawa itu dipusatkan di Semarang, kalau di Sumatera kita pustakan di Lampung, kalau wilayah timur kita pusatkan di Balikpapan.
Di dalam sinergi ini memang ada tiga pilar yang kita angkat, yang berbeda dari dulu, dan sekarang juga dibawah naungan komite nasional keuangan.
Pilar yang pertama adalah pemberdayaan ekonominya. Pilar yang kedua adalah pengembangan sektor keuangannya. Pilar yang ketiga adalah bagimana edukasi dan kampanye mengenai ekonomi keuangan syariah.
Tiga pilar ini kita lakukan secara bersamaan sehingga pengembangan ekonominya akan meningkatkan tidak hanya masalah bagaimana pemberdayaan ekonomi syariah di Indonesia, tapi juga nanti akan menjadi pendukung perkembangan sektor keuangan. Sektor keuangaan itu menyediakan pembiayaannya, sementara yang membutuhkan pembiayaannya di sektor ekonominya.
Penyelenggaraan ISEF ini masuk pilar ketiga untuk semakin mempromosikan pilar satu yaitu pengembangan ekonominya, dan pilar kedua yang terkait dengan sektor keuangannya. ISEF ini adalah event terbesar yang kita selenggarakan yang bertaraf internasional. Sasarannya adalah mempromosikan pengembangan sektor keuangan, ekonomi syariah, sehingga kita bisa percepat mengejar ketinggalaan dari negara-negara lain. Sehingga Indonesia tidak hanya jadi pasar produk ekonomi syariah, tapi juga berperan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Dengan kerangka seperti itu maka tema yang kita angkat dalam ISEF ke-5 adalah penguatan pertumbuhan ekonomi nasional dengan menciptakan mata rantai ekonomi halal, dan juga berbagai inovasi-inovasi yang diperlukan.
Oleh karena itu di dalam formatnya ada format yang bentuknya, sebagai catatan ISEF itu kita selenggrakan lima hari sampai tanggal 15 Desember. Nanti malam pembukaannya. Jadi formatnya selama lima hari ada dalam bentuk expo, disitu kita menunjukkan berbagai pengembangan ekonomi yang sudah berkembang, transaksi ekonomi, juga bahkan business magic. Baik antara unit-unit ekonomi, dan juga sektor keuangan.
Kedua adalah bentuk forum, duskusi, pembicaraan dalam berbgai aspek. Jumlah acara utamanya ada 115 booth usaha syariah baik di bidang ekonomi maupun keuangan. Kemudian 19 workshop atau talk show, kemudian 10 launcing atau showcasing, kemudian 8 international seminar.
Yang kedua adalah penjelasan mengenai berbagai kegiatan yang kita lakukan dalam berbagai pilar.
Dalam pilar satu, pemberdayaan ekonomi syariah, sasaran utama adalah membentuk mata rantai ekonomi syariah. Kita lakukan termasuk ekspo, kalau kita bicarakan itu kita bisa lihat kelompk usahanya yang basisnya adalah pesantren. Hari ini juga masih berjalan high level discussion, perkembangan ekonomi di pesantren dari seluruh Indonesia.
Dalam high level discussion kita lakukan pengembangan ekonomi syariah, bagimana kemandirian ekonomi dalam pesantren dikembangkan. Di BI sendiri tahun ini ada 134 pesantren sudah mengembangkan unit usaha. Tahun depan semoga ada 250-an pesantren yang kembangkan unit usahanya.
Formatnya adalah pesantren-pesantren yang sudah kembangkan unit usaha itu jadi pembina, pengampu bagi pesantren yang sedang atau akan kembangkan unit usaha.
Unit usahanya apa? Macam-macam. Ada air minum, pengolahan limbah sehingga limbah bisa jadi sumber pendanaan. Kemudian ada energi biogas. Ada juga yang integrated agriculture farming, ada juga pengolahan kelapa, ada juga konveksi, maupun berbagai jenis usaha lainya.
Dengan pertemuan high level discussion, mereka saling belajar dan juga saling mengembangkan. Disitu juga dilakukan business matching, mereka bisa jadi penjual dan pembeli di pesantren lain.
Titik pemberdayaan ekonomi juga kita kembangkan dalam mata rantai ekonomi termasuk juga fesyen. Sehingga binaan UMKM kita hubungkan dengan para desainer pakaian muslim, kemudian kita kembangkan mereka. Sehingga pengrajin tingkatnya menjadi fesyen (desainer). Sejumlah (pengrajin) juga sudah melakukan ekspor.
Kelompok dalam kegiatan ekonomi ini adalah kelompok yang sudah besar dalam food, fesyen, tourism, farming. Itu yang kita kembangkan. Sehngga itu akan membentuk mata rantai ekonomi syariah. Ada kelompok usaha kecil, menengah, besar, pengrajin.
Sebagai informasi, di Balikpapan kemarin omset bisnisnya dari penjualan maupun matching sampai RP 1,7 triliun.
Untuk ISEF ini sampai sekarang business matching sudah mencapai Rp 5,1 triliun. Kemudian ada antar pesantren bertransaksi, ada pesantren dapat dana dari perbankan syariah maupun dari kontak ekpor, dll. Ini membntuk mata rantai ekonomi syariah yang terintegrasi dari berbagai kelompok.
Insya Allah ke depan akan kita kembangkan di bidang farmasi. Jadi itu pembentuk pilar satu.
Pilar kedua kita kembangkan juga yaitu mendorong pembiayaan syariah untuk mendorong pengembangan ekonominya. Ada sejumlah pertemuan dari perbankan demikian juga berbagai produk-produk keuangan yang bisa disalurkan oleh sektor keuangan untuk pembiayaan. Tidak hanya pembiayaan dari perbankan, tapi juga dalam bentuk sukuk, zakat, wakaf, dll. Dalam ISEF ini juga akan dikembangkan as link wakaf.
Sehingga dalam sektor keuangan ini tidak hanya memperbesar penyaluran dana ke ekonomi syariah tapi juga pengembangan produk baru termasuk sukuk untuk infrastruktur, sukuk untuk perkembangan ekonomi. Demikian juga wakaf juga lebih diproduktifkan, baik tunia dan non-tunai. Sehingga ini bersinergi dengan badan wakaf Indonesia.
Kurikulum ekonomi syariah semakin kita perluas dengan sejumlah perguruan tinggi. Besok ada peluncuran buku juga mengenai perkembangan ekonomi syariah.
Termasuk dalam forum ini adalah seminar-seminar internasional, mengadakan pertemuan-pertemua bertaraf internasional. Disamping kampanye untuk memasarkan dan memperluas bahwa ekonomi syariah tidak terlepaskan dari perkembangan arus baru ekonomi Indonesia.
Ekonomi syariah itu profitable, berdaya saing. Sehingga kesejahtraan masyarakat bisa ditingkatkan, khususnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sukuk BI sekarang sudah dalam proses harmonisasi. Begitu selesai harmonisasi, doakan berlaku. Dalam waktu yang sama kita juga sudah berkomunikasi dengan industri. Jadi BI akan menerbitkan sukuk BI. Apa itu? Sukuk BI adalah instrument moneter yang kita keluarkan dengan underline transaction adalah SPN/SBN yang kita miliki. Pemerintah menerbitkan SBN jangka panjang. Dari SBN jangka panjang, kita terbitkan yang jangka pendek, misalnya berjangka waktu dua minggu, sebulan, tiga bulan kita kembangkan jadi enam bulan, sampai 12 bulan.
Sukuk BI bisa diperdagangkan di antara pelaku pasar. Boleh dimiliki bank syariah maupun bank konvesional. Sehingga ini akan memperdalam pasar, likuiditasnya makin banyak dan SBN-SBN ini bisa dijadikan instrumen-instrumen pasar keuangan. Sekaligus bisa jadi referensi perkembangan sukuk-sukuk lainnya.
Kenapa baru keluar? Prosesnya selama ini instrument kita kan dasarnya REPO. SBN itu tentu saja dengan repocase agreement itu kurang marketable. Kita lihat dari perkembangan-perkembangan di berbagai negara, dan juga kita lihat kebutuhan Indonesia, sukuk BI itu lebih friendly. Syariah sambut baik sukuk BI ini.
Itu sekaligus sebagai bagian untuk mengembangkan sektor keuangannya. Di sekotr keuangan itu ada sektor bank, juga pasar keuangan khususnya, maupun pasar modal.
Bagaimana mempercepat perkembangan sektor keuangan? yang kita lakukan keuangan syariah kolaborasi antara BI, Bappenas, OJK, adalah mari bank-bank terus memperbanyak, memperbesar bumpernya yang dilakukan oleh OJK. Juga memperbanyak produk-produk syariah. Wakaf itu dipromosikan untuk mengembangkan sektor keuangannya.
Sukuk BI itu sangat penting karena pemerintah atau korporasi menerbitkan sukuk jangka panjang, ini bisa underlined sukuk jangka pendek. Tapi jangan lupa ini baru pilar kedua.
Kenapa dulu-dulu sering mentok pada 5%, tapi dengan penerbitan berbagai instrument syariah ini sudah menjadi 8%. Insyaallah jika sektor 1 kita dorong, ini bisa naik dobel digit. Pengennya dalam 5 tahun, sektor keuangan akan mencapai 20% (perbankan, pasar modal, sukuk jangka pendek, keterlibatan keuangan sosial yaitu wakaf dan zakat).
Kami juga menjalin kerjasama dengan kemenko, BUMN, agar ini bisa dibiayai dengan instrument keuangan. Kami juga akan dorong bersama kementrian lembaga atau OJK supaya bisa memperbesar ini, memperbesar sektor ekonomi, infrastruktur, insyaallah sektor keuangan bisa 20% dalam 5 tahun mendatang.
Mengenai share ekonomi, mengenai PDB terus terang masih dalam cara pengukurannya. Kami sedang study cara halal ekonomi. Pada saatnya nanti kita bisa komunikasikan.
Target ISEF dalam 5 hari ini insyaallah dapat RP 7 triliun.
Seberapa jauh kita tertinggal? Tolong dipastikan berapa potong pakai produk yang halal? Mulai dari hijab, topi, produk alis, foundation, dll. Ada yang pernah hitung itu lebih dari 30 produk halal yang diperlukan seorang mulim.
Australia sudah pengekspor daging halal terbesar dunia, kemudian Thailand pengekspor makan halal terbesar. Makanya kita berseloroh masa kita harus impor bumbu rawon halal dari Thailand. Masa pesantren Jawa Timur ga bisa bikin rawon yang sertifikasinya halal. Itu baru makanan ya. Belum beras, dll. Fesyen itu sangat persfektif di Indonesia. UMKM-UMKM ini banyak yang memproduksi kerajinan-kerajinan. Yang di sebelah itu sedang kita matching-kan dengan para desainer-desainer.
Sekarang China pengeskpor halal garment atau pakaian dari seluruh dunia. Masa pakai hijab impor dari China? Masa ga bisa diproduksi binaan UMKM? Padahal kita punya desainer-desainer pakian muslimah yang jago-jago. Sama juga kosmetik-kosmetik produksi Indonesia yang halal-halal.
Kompetitif kita di fesyen karena kita modis, kita punya kreatifitas, kita sambungkan dengan desainer-desainer dengan promosi-promosi seperti ini.
Dalam konteks bersaing antar negara, sertifikasi halal itu menjadi sangat penting. Nah, kalau China buat, kita nggak, orang akan melihatnya yang sertifikasi halal. Sertifikasi kita mungkin dari luar negeri, karena kita belum secara kuat mengembangkan sertifikasi halal.
Sertfikasi halal menjadi sangat penting. Diskusi kami sebnrnya bukan masalah biaya. Untuk sertfikasi halal itu memang diperlukan beberapa hal. Satu adalah bagaamana kita menyediakan para pengawas, audit untuk sertfiikasi halal. Ini blm banyak. kita harus bekerjasama dengan pesantren-pesantren, universitas, demikian juga untuk nanti yang kita sebut halal center. Ini masih dalam proses dengan berbagai pihak.
Pengembangannya secara bersama-sama smbil kita mendorong percepatan sertfikasi halal, kita juga perlu kembangkan unit-unit ekonomi, dan produksinya.
Ini pembentukan unit usaha, memang visi kami adalah membentuk unit usaha. Unit usaha ini berarti terpisah dari yayasan pesantren dengan bidang agamanya. Kemudian kita siapkan adalah pembentukan uniotnya, manajemennya, bantuan teknis misal bagimana produksi air minum, pengebroan, akuntansi, kemudian alat produksinya. Tujuan utamanya adalah membentuk unit usaha. Jadi pesantren yang sudah punya unit kita minta jadi pembina.
Kita memang secara bersama mengembangkan ekonomi keuangan syariah. Ini diperlukan beberapa hal.
Satu, perlunya komitmen secara nasional. Komitmen secara nasional itu dibuktikan dari terbentuknya komite nasional keuangan syariah yang memang dipimpin langsung oleh Bapak Presiden.
Yang kedua, perlunya strategi nasional pengembangan ekonomi syariah. Seperti apa pengembangan ekonomi syariah? Seperti yang tadi saya sampaikan ada tiga pilar. Satu pilar adalah pengembangan ekonominya, membentuk halal value chain. Yang kedua adalah pengembangan sektor keuangannya, tidak hanya berkembang tapi juga bagaimana sektor keuangan syariahnya. Dan pilar ketiga adalah edukasi kewirausahaan dan kampanye mengenai gaya hidup maupun ekonomi halal. Jadi ada tiga hal. Itu ketiga pilar itu adalah bentuk strategi nasional pengembangan ekonomi syariah.
Terus yang ketiga adalah adanya suatu sinergi. Program-program yang dilakukan pemerintah, BI, OJK, juga MUI, mungkin berbagai pihak akademisi, dunia usaha, itu dilalukan suatu sinergi yang secara bersamaan sebagai strategi nasional untuk mendukung dan mempuerkuat. Itu yang ketiga.
Yang keempat adanya suatu komunikasi maupun kampanye yang dilakukan secara terus menerus. Setiap tahun akan kita laksanakan 3 kali festifal tingkat wilayah. Tahun ini diadakan di Jawa di semarang, di Sumatra di Lampung, dan terakhir wilaya timur di Balikpapan. Dan ISEF ini event yang bertaraf internasional, ini terus kita mempromosikan, mengkampanyekan perlunya pengembangan ekonomi syariah.
Insyaallah dengan itu semua akan semakin cepat mengembangkan ekonomi syariah.
![]() |
(dob/dob) Next Article Ini Kegundahan Gubernur BI Soal Ekonomi Syariah Indonesia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular