Segera Meluncur, Sukuk BI Diperkenalkan di ISEF 2018
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
11 December 2018 12:11

Surabaya, CNBC Indonesia - Untuk mendukung pembiayaan dan pasar keuangan syariah, Bank Indonesia akan meluncurkan Sukuk Bank Indonesia. Instrumen ini bertujuan untuk menambah alternatif instrumen pasar uang syariah yang tradable dan dapat menjadi solusi jangka pendek kebutuhan likuiditas perbankan.
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan instrumen Sukuk tersebut akan melengkapi instrumen moneter syariah BI yang ada saat ini seperti Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Fasilitas Bank Indonesia Syariah (FASBIS), reverse repo syariah, dan repo SBSN.
"Sukuk Bank Indonesia juga akan mensejajarkan BI dengan bank sentral-bank sentral lain yang telah terlebih dahulu menerbitkan Sukuk bank sentral seperti Bank Negara Malaysia, Central Bank of Bahrain, dan Central Bank of Jordan," ujar Erwin dalam seminar "Kontribusi Pembiayaan dan Pasar Keuangan Syariah pada Pembangunan Nasional" ISEF 2018, Selasa (11/12/2018).
Dalam kesempatan yang sama, Erwin juga memaparkan perkembangan pasar keuangan syariah antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya total akumulasi penerbitan Sukuk Korporasi yang sebelumnya tercatat Rp20,4 triliun pada tahun 2016, menjadi Rp35,6 triliun pada Oktober 2018.
Sementara rata-rata transaksi di pasar uang syariah tahun 2016 masih Rp780 miliar, namun rata-rata Januari-Oktober 2018 telah menjadi Rp947 miliar.
Selain itu, sindikasi pembiayaan perbankan syariah telah dilakukan di beberapa proyek, antara lain proyek kelistrikan senilai Rp4 triliun, proyek jalan tol Pasuruan-Probolinggo senilai Rp1,3 triliun, Pemalang-Batang senilai Rp400 miliar serta penyaluran manfaat sosial dana haji kepada UKM senilai kurang lebih Rp50 miliar.
"Hal ini dapat terwujud berkat upaya dan kerjasama yang erat antara berbagai pihak yang melibatkan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Agama dan Badan Pengelola Keuangan Haji, serta pelaku pasar keuangan syariah utamanya perbankan syariah dan asosiasi pasar keuangan syariah," ujar Erwin.
(dob/dob) Next Article Ini Kegundahan Gubernur BI Soal Ekonomi Syariah Indonesia
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan instrumen Sukuk tersebut akan melengkapi instrumen moneter syariah BI yang ada saat ini seperti Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Fasilitas Bank Indonesia Syariah (FASBIS), reverse repo syariah, dan repo SBSN.
Sementara rata-rata transaksi di pasar uang syariah tahun 2016 masih Rp780 miliar, namun rata-rata Januari-Oktober 2018 telah menjadi Rp947 miliar.
Selain itu, sindikasi pembiayaan perbankan syariah telah dilakukan di beberapa proyek, antara lain proyek kelistrikan senilai Rp4 triliun, proyek jalan tol Pasuruan-Probolinggo senilai Rp1,3 triliun, Pemalang-Batang senilai Rp400 miliar serta penyaluran manfaat sosial dana haji kepada UKM senilai kurang lebih Rp50 miliar.
"Hal ini dapat terwujud berkat upaya dan kerjasama yang erat antara berbagai pihak yang melibatkan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Agama dan Badan Pengelola Keuangan Haji, serta pelaku pasar keuangan syariah utamanya perbankan syariah dan asosiasi pasar keuangan syariah," ujar Erwin.
(dob/dob) Next Article Ini Kegundahan Gubernur BI Soal Ekonomi Syariah Indonesia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular