
Lima Jurus BI Percepat Ekonomi & Keuangan Syariah
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
13 November 2019 19:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ada lima jurus yang disarkan BI untuk mempercepat perkembangan ekonoi dan keuangan syariah.
Pertama yang mesti diubah, kata Perry adalah dengan cara metransformasi perbankan dalam konvensional menjadi digital.
"Sekarang jasa keuangan terurai, kenapa? Karena bank tidak alagi cepat melakukan digitalisasi perbankan mereka. Mereka tidak mengembangkan trasnfer teknologi yang cepat dan membuat aplikasi. Mereka tidak mengubah sistem jasa keuangan mereka," ujar Perry saat menjadi pembicara dalam 14th Islamic Financial Services Board (IFSB) Summit sebagai rangkaian kegiatan ISEF 2019, Senin (13/11/2019) di JCC.
Jurus selanjutnya kata dia yakni menciptakan perbankan bayangan yang berintegrasi, artinya perbankan harus mengintegrasikan dengan financial technology (fintech).
Jurus ketiga, kata Perry yakni mendorong inovasi startup. Dalam hal ini, Perry mendorong agar anak muda di Indonesia bisa mengembangkan kemampuannya untuk mengembangkan startup.
"Kita ingin anak muda transfer kemampuan mereka untuk mengembangkan startup-startup baru di bidang pertanian, UMKM, ritel, dan wakaf," tuturnya.
Keempat, mengembangkan infrastruktur sistem pembayaran dan pasar keuangan. Di mana saat ini BI sudah membuat inovasi QR Scan code.
Selain itu juga ke depan BI berencana untuk mengembangkan pembayaran cepat yang bisa beroperasi selama 24 jam untuk menggantikan pembayaran sistem ritel dan pembelanjaan lainnya.
"Kami sedang mengembangkan pembayaran cepat BI. Dalam 24 jam itu infrastruktur yang akan menggantikan sistem ritel, pembayaran di kota-kota," jelas dia.
Terakhir, jurus yang disarankan BI yakni dengan memperkuat kolaborasi dan kerjasama antar negara.
"Kita juga perlu bicara dalam aspek ekonomi dan keuangan syariah. Ini kenapa saya sangat mendorong, dan kita akan bekerja sama dalam standar regulator dan keamanannya lintas batas untuk mengembangkan digitalisasi dan keuangan syariah," tuturnya.
(dob/dob) Next Article Tingkatkan Ekonomi Syariah, Ini Strategi dari BI
Pertama yang mesti diubah, kata Perry adalah dengan cara metransformasi perbankan dalam konvensional menjadi digital.
"Sekarang jasa keuangan terurai, kenapa? Karena bank tidak alagi cepat melakukan digitalisasi perbankan mereka. Mereka tidak mengembangkan trasnfer teknologi yang cepat dan membuat aplikasi. Mereka tidak mengubah sistem jasa keuangan mereka," ujar Perry saat menjadi pembicara dalam 14th Islamic Financial Services Board (IFSB) Summit sebagai rangkaian kegiatan ISEF 2019, Senin (13/11/2019) di JCC.
Jurus selanjutnya kata dia yakni menciptakan perbankan bayangan yang berintegrasi, artinya perbankan harus mengintegrasikan dengan financial technology (fintech).
Jurus ketiga, kata Perry yakni mendorong inovasi startup. Dalam hal ini, Perry mendorong agar anak muda di Indonesia bisa mengembangkan kemampuannya untuk mengembangkan startup.
"Kita ingin anak muda transfer kemampuan mereka untuk mengembangkan startup-startup baru di bidang pertanian, UMKM, ritel, dan wakaf," tuturnya.
Keempat, mengembangkan infrastruktur sistem pembayaran dan pasar keuangan. Di mana saat ini BI sudah membuat inovasi QR Scan code.
Selain itu juga ke depan BI berencana untuk mengembangkan pembayaran cepat yang bisa beroperasi selama 24 jam untuk menggantikan pembayaran sistem ritel dan pembelanjaan lainnya.
"Kami sedang mengembangkan pembayaran cepat BI. Dalam 24 jam itu infrastruktur yang akan menggantikan sistem ritel, pembayaran di kota-kota," jelas dia.
Terakhir, jurus yang disarankan BI yakni dengan memperkuat kolaborasi dan kerjasama antar negara.
"Kita juga perlu bicara dalam aspek ekonomi dan keuangan syariah. Ini kenapa saya sangat mendorong, dan kita akan bekerja sama dalam standar regulator dan keamanannya lintas batas untuk mengembangkan digitalisasi dan keuangan syariah," tuturnya.
(dob/dob) Next Article Tingkatkan Ekonomi Syariah, Ini Strategi dari BI
Most Popular