Ironi Industri Halal RI yang Kalah dari Australia & China
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
11 December 2018 15:25

Surabaya, CNBC Indonesia - Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, industri halal Indonesia ternyata masih kalah dibandingkan negara-negara lain, seperti Australia, Thailand, dan China.
Padahal, ada lebih dari 30 produk halal yang diperlukan seorang muslim.
"Australia pengekspor daging halal terbesar dunia, Thailand pengekspor makanan halal terbesar. Makanya kita berseloroh masa kita harus impor bumbu rawon dari Thailand?" kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2018 di Surabaya, Jawa Timur, 11-15 Desember.
Ia juga menyebut sektor fesyen muslim sebagai salah satu bidang yang sangat prospektif.
"Sekarang China pengekspor halal garment atau pakaian ke seluruh dunia. Masa tidak bisa diproduksi binaan UMKM [Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah]?" ujar Perry. "Padahal, kita punya desainer-desainer pakaian muslimah yang jago-jago, kosmetik yang halal."
Oleh karena itu, menurut Perry, sertifikais halal menjadi sangat penting dalam konteks persaingan antarnegara.
"Nah, kalau China buat, kita enggak, orang akan melihatnya yang [punya] sertifikasi halal. Kita belum secara kuat mengembangkan sertifikasi halal," kata Perry.
Bank sentral melalui acara tersebut mendorong terjadinya dialog untuk mencari cara bagaimana menyediakan pengawas dan menyelenggarakan audit untuk sertifikasi halal bersama pesantren, universitas, dan halal center.
Di saat yang sama, BI juga mendorong berbagai pesantren untuk menjadi unit-unit ekonomi halal.
(prm/dru) Next Article Tingkatkan Ekonomi Syariah, Ini Strategi dari BI
Padahal, ada lebih dari 30 produk halal yang diperlukan seorang muslim.
![]() |
"Sekarang China pengekspor halal garment atau pakaian ke seluruh dunia. Masa tidak bisa diproduksi binaan UMKM [Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah]?" ujar Perry. "Padahal, kita punya desainer-desainer pakaian muslimah yang jago-jago, kosmetik yang halal."
Oleh karena itu, menurut Perry, sertifikais halal menjadi sangat penting dalam konteks persaingan antarnegara.
"Nah, kalau China buat, kita enggak, orang akan melihatnya yang [punya] sertifikasi halal. Kita belum secara kuat mengembangkan sertifikasi halal," kata Perry.
Di saat yang sama, BI juga mendorong berbagai pesantren untuk menjadi unit-unit ekonomi halal.
(prm/dru) Next Article Tingkatkan Ekonomi Syariah, Ini Strategi dari BI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular