Newsletter

Babak Belur di Mei, Mampukah Dividen BREN Bangkitkan IHSG?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
03 June 2024 06:03
Barito Renewables Energy. (Dok: BNI Sekuritas)
Foto: Barito Renewables Energy. (Dok: BNI Sekuritas)
  • BREN akan bagikan dividen dengan jadwal ex date pada 7 Juni 2024
  • Hari ini akan rilis inflasi Indonesia yang diperkirakan melambat seiring berakhirnya momen puasa dan lebaran
  • Investor akan penurunan suku bunga The Fed akan terjadi dua kali tahun ini pudar seiring dengan tingkat inflasi PCE AS yang masih cukup panas

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia babak belur pada pekan kemarin dipengaruhi oleh gerak saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan pelemahan saham bank berkapitalisasi besar.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah masih kalah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terutama dipengaruhi oleh tekanan eksternal dari AS yang meningkat.

Lantas bagaimana pergerakan pasar keuangan pada pekan ini dan sentimen apa saja yang akan menjadi penggerak?

Anda bisa membaca sentimen penggerak dan berbagai agenda penting pada halaman ketiga dan keempat.

Kebangkitan pasar keuangan Indonesia diharapkan oleh para investor. mengingat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah sudah jatuh dalam.

IHSG koreksi 0,90% ke posisi 6970,73 pada perdagangan Jumat (31/5/2024). Ini menjadi pelemahan selama tiga hari beruntun dan untuk pertama kalinya indeks keseluruhan di bursa ini ditutup menjauhi level 7000 sejak akhir November 2023.

Pelemahan IHSG ditengarai saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang terjerembab Auto Reject Bawah (ARB) selama tiga hari beruntun setelah masuk sistem perdagangan Full Call Auction (FCA). BREN terpantau sudah kehilangan market cap lebih dari Rp400 triliun.

Pada , BREN lagi-lagi menjadi pemberat IHSG paling dalam mencapai 34,97 poin. Ini terjadi tepat setelah pembukaan pasar FCA pukul 10.00 WIB. Padahal, sebelumnya pada pembukaan pasar, IHSG sempat ke zona positif terbantu menguatnya saham-saham big bank.

Selain BREN yang jadi beban IHSG, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengikuti dengan membebani 8,03 poin. Lalu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyeret turun 5,86 poin, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) r 2,53 poin, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 2,18 poin.

Kemudian, di akhir sesi koreksi IHSG semakin dalam ditengarai rebalancing indeks MSCI.

Sejumlah saham yang keluar dari indeks terpantau mengalami koreksi signifikan. Dari MSCI Global Standar Index, ada PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) anjlok 4,17% dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ambruk 5,42%. Konstituten MSCI small cap index yang keluar juga mengalami koreksi dalam.

Sementara itu, gerak pelemahan rupiah yang signifikan pada pekan lalu terutama dipengaruhi oleh tekanan eksternal dari AS yang meningkat. Ini seiring dengan berbagai data ekonomi yang masih kuat membuat prospek kebijakan bank sentral AS atau the Fed akan lanjut hawkish.

Melansir data Refinitiv, pada akhir pekan ini, Jumat (31/5/2024) rupiah berakhir di posisi Rp16.245/US$, menguat tipis 0,06% dalam sehari yang kemudian mengakhiri tren pelemahan selama delapan hari beruntun.

Data inflasi PCE untuk periode April 2024 berada di 2,7% secara tahunan (yoy), sama seperti bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar. Begitu juga dengan inflasi inti PCE yang bertahan di 2,8% yoy seperti bulan sebelumnya dan sesuai dengan harapan pasar.

Dengan data inflasi yang sesuai ekspektasi, ditambah dengan data ekonomi AS yang mendukung masih kuat, seperti keyakinan konsumen yang naik setelah tiga bulan beruntun melemah, diikuti dengan kondisi manufaktur meningkat ke level ekspansif.

Menguatnya kondisi manufaktur tercermin dari PMI Manufaktur AS Global S&P naik menjadi 50,9 pada Mei 2024, meningkat dari 50 pada bulan April.

Angka tersebut menunjukkan sedikit perbaikan secara keseluruhan pada kondisi bisnis di sektor manufaktur, karena output dan lapangan kerja memberikan kontribusi yang semakin positif.

Tidak sampai di situ, konsumsi masyarakat AS juga masih cukup kuat.

Mengutip hasil Conference Board, indeks kepercayaan konsumen AS naik pada Mei menjadi 102 dari 97,5 pada bulan sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar yakni 95,9.

Gabungan dari hal-hal tersebut, pada akhirnya menjadi angin segar bagi indeks dolar AS (DXY) kembali melambung. Pada pekan ini, DXY sempat naik menembus level 105 lagi.

 

Pada akhir pekan lalu indeks utama Wall Street ditutup beragam. Indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat, sementara Nasdaq melorot pada Jumat (31/5/2024).

Dow Jones Industrial Average naik 1,51% menjadi 38.686,32. Lalu, S&P 500 menguat 0,80% ke level 5.277,51. Sementara Nasdaq Composite turun tipis 0,01% ke 16.735,02.

Selama Mei 2024, S&P 500 naik sekitar 4,8%, Nasdaq melonjak 6,9% dan Dow naik 2,4%.

Hampir seluruh sektor utama S&P 500 berakhir menguat didorong oleh dengan sektor energi yang naik 2,5%. Sedangkan sektor teknologi ditutup tipis di zona merah, memperberat laju Nasdaq.

"Kami benar-benar melihat lonjakan volume perdagangan saham menjelang akhir bulan," kata Joe Saluzzi, salah satu pendiri dan salah satu kepala Equity Trading di Themis Trading di Chatham, New Jersey, seperti dikutip Reuters.

Saluzzin mengatakan lonjakan perdagangan saham tersebut mungkin terkait dengan reposisi investor di akhir bulan.

Volume perdagangan di bursa AS berjumlah 14,60 miliar lembar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,56 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Selain itu, data ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS) yakni Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS meningkat 0,3% pada April 2024, juga mendorong pergerakan Wall Street. Data ini menunjukkan belanja konsumen AS melambat lebih dari yang diperkirakan.

"Masyarakat senang karena hal ini tidak terlalu mengejutkan, namun sebenarnya konsumen terus menunjukkan sedikit tekanan," kata Carol Schleif, kepala investasi di kantor keluarga BMO di Minneapolis.

 

Pergerakan IHSG pada hari ini masih akan dipengaruhi oleh saham BREN yang memiliki nilai kapitalisasi terbesar kedua di bursa.

Pada keterbukaan informasi, BREN mengumumkan risalah Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan rencana pembagian dividen pada Jumat malam (31/5/2024). Sehingga pengumuman tersebut baru akan direspon oleh pasar pada perdagangan hari ini.

Jika melihat kecenderungan saham-saham lain ketika ada pengumuman pembagian dividen, maka ada potensi saham BREN akan menguat. Dengan catatan, jika aksi panik para investor setelah BREN masuk FCA mereda.

Harga Saham BRENFoto: Refinitiv
Harga Saham BREN

Salah satu hasil putusan penting RUPST BREN adalah menyetujui hasil buku 2023 dan penggunaan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, yang berjumlah USD 107,4 juta (seratus tujuh koma empat juta dolar Amerika Serikat), dengan pembagian sebagai berikut:

• Sebesar USD 1,1 juta (satu koma satu juta dolar Amerika Serikat) atau setara dengan 1% disisihkan sebagai cadangan;

• Sebesar USD 49,62 juta (empat puluh sembilan koma enam dua juta dolar Amerika Serikat) atau setara 46,2% dibayarkan sebagai dividen tunai, Perseroan telah membayar dividen interim sebesar USD 32,87 juta (tiga puluh dua koma delapan tujuh juta dolar Amerika Serikat) pada tanggal 8 Desember 2023, sehingga sisa dividend tunai yang akan dibayarkan adalah sebesar USD 16,75 juta (enam belas koma tujuh lima juta dolar Amerika Serikat);

• Sisa sebesar USD 56,68 juta (lima puluh enam koma enam delapan juta dolar Amerika Serikat) atau setara 52,8% sebagai laba ditahan untuk membiayai kegiatan usaha Perseroan.

Adapun investor akan memperoleh dividen tunai sebesar Rp2,03 per saham dengan jadwal ex date di pasar reguler pada 7 Juni 2024 dan dibagikan pada 28 Juni 2024.

Selain itu hari ini akan ada rilis inflasi Mei yang diproyeksi melandai sejalan dengan melemahnya permintaan dan turunnya harga sejumlah barang pokok pasca Lebaran Idul Fitri.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 institusi memperkirakan inflasi Mei 2024 diperkirakan menembus 0,06% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Inflasi secara tahunan diperkirakan akan melandai menjadi 2,94% (year on year/yoy) pada Mei 2024 dan inflasi inti diproyeksi diperkirakan ada di angka 1,85% yoy. Sebagai catatan, inflasi April tercatat 3,0 % (yoy) dan 0,25% (mtm).

Senior Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal mengemukakan bahwa driver utama melandainya inflasi Mei 2024 yakni karena hilangnya momentum lebaran dan normalisasi permintaan.

Ia juga mengungkapkan komoditas pendorong utama sepanjang Mei yakni bawang merah, cabai, beras, telur, dan daging ayam.

Lebih lanjut, Fithra mengungkapkan kenaikan inflasi kali ini cenderung lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya karena beras sudah memasuki masa panen dan permintaan yang mengalami penurunan karena efek Tunjangan Hari Raya (THR) sudah habis.

Begitu pula Ekonom Bank Maybank Indonesia, Juniman mengungkapkan inflasi Mei masih cenderung terkendali.

"Pasca perayaan Ramadhan dan Idul Fitri, harga barang dan jasa mulai mengalami penurunan," ungkap Juniman.

Harga barang dan jasa yang mengalami penurunan antara lain beras, bawang merah, bawang putih, cabai, cabai merah, telur, tarif angkutan antar kota.

Lebih lanjut, Juniman menyampaikan komoditas utama pendorong inflasi pada bulan ini adalah harga minyak goreng, gula pasir, harga tiket pesawat terbang, emas perhiasan, rokok filter, dan rokok kretek.

Dari luar negeri rilis data inflasi inflasi PCE untuk periode April masih akan jadi fokus investor.

Data inflasi PCE untuk periode April 2024 berada di 2,7% secara tahunan (yoy), sama seperti bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar. Begitu juga dengan inflasi inti PCE yang bertahan di 2,8% yoy seperti bulan sebelumnya dan sesuai dengan harapan pasar.

Dengan data inflasi yang sesuai ekspektasi, ditambah dengan data ekonomi AS yang mendukung masih kuat, seperti keyakinan konsumen yang naik setelah tiga bulan beruntun melemah, diikuti dengan kondisi manufaktur meningkat ke level ekspansif.

Menguatnya kondisi manufaktur tercermin dari PMI Manufaktur AS Global S&P naik menjadi 50,9 pada Mei 2024, meningkat dari 50 pada bulan April.

Hasil ini membuat keyakinan para pelaku pasar bahwa penurunan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve turun hingga 2 kali dalam setahun pupus.

Mengutip perangkat FedWtach, kemungkinan penurunan suku bunga The Fed hanya terjadi sekali yakni pada pertemuan 18 September 2024. Diperkirakan suku bunga akan turun 25 basis poin menjadi 5,00 - 5,25%.

FedwatchToolsFoto: FEDWatch
FedwatchTools

 

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini

  • Rilis data PMI Manufaktur Indonesia periode Mei (07.30 WIB)

  • Rilis data PMI Manufaktur China periode Mei (08.45 WIB)

  • Rilis data Inflasi Indonesia periode Mei (11.00 WIB)

  • Rilis data inflasi inti Indonesia periode Mei (11.00 WIB)

  • Komisi XI Anggota DPR akan menggelar fit and proper test calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti (11.00)

  • Bank Indonesia akan menyelenggarakan Taklimat Media untuk membahas pendalaman terkait Topik Stabilitas Sistem Keuangan dan Bauran Kebijakan Makroprudensial (14.00 WIB)

Narasumber: Deputi Gubernur Bank Indonesia Bp. Juda Agung

  • Rilis data PMI Manufaktur ISM AS periode Mei (21.00 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini

  • Jadwal cum date dividen: BFIN, EKAD, JECC, KDSI

  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST): BPII, FWCT, LINK, MTDL, NTBK, TOTO, VKTR, WINE

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular