
Babak Belur di Mei, Mampukah Dividen BREN Bangkitkan IHSG?

Pergerakan IHSG pada hari ini masih akan dipengaruhi oleh saham BREN yang memiliki nilai kapitalisasi terbesar kedua di bursa.
Pada keterbukaan informasi, BREN mengumumkan risalah Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan rencana pembagian dividen pada Jumat malam (31/5/2024). Sehingga pengumuman tersebut baru akan direspon oleh pasar pada perdagangan hari ini.
Jika melihat kecenderungan saham-saham lain ketika ada pengumuman pembagian dividen, maka ada potensi saham BREN akan menguat. Dengan catatan, jika aksi panik para investor setelah BREN masuk FCA mereda.
![]() Harga Saham BREN |
Salah satu hasil putusan penting RUPST BREN adalah menyetujui hasil buku 2023 dan penggunaan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, yang berjumlah USD 107,4 juta (seratus tujuh koma empat juta dolar Amerika Serikat), dengan pembagian sebagai berikut:
• Sebesar USD 1,1 juta (satu koma satu juta dolar Amerika Serikat) atau setara dengan 1% disisihkan sebagai cadangan;
• Sebesar USD 49,62 juta (empat puluh sembilan koma enam dua juta dolar Amerika Serikat) atau setara 46,2% dibayarkan sebagai dividen tunai, Perseroan telah membayar dividen interim sebesar USD 32,87 juta (tiga puluh dua koma delapan tujuh juta dolar Amerika Serikat) pada tanggal 8 Desember 2023, sehingga sisa dividend tunai yang akan dibayarkan adalah sebesar USD 16,75 juta (enam belas koma tujuh lima juta dolar Amerika Serikat);
• Sisa sebesar USD 56,68 juta (lima puluh enam koma enam delapan juta dolar Amerika Serikat) atau setara 52,8% sebagai laba ditahan untuk membiayai kegiatan usaha Perseroan.
Adapun investor akan memperoleh dividen tunai sebesar Rp2,03 per saham dengan jadwal ex date di pasar reguler pada 7 Juni 2024 dan dibagikan pada 28 Juni 2024.
Selain itu hari ini akan ada rilis inflasi Mei yang diproyeksi melandai sejalan dengan melemahnya permintaan dan turunnya harga sejumlah barang pokok pasca Lebaran Idul Fitri.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 institusi memperkirakan inflasi Mei 2024 diperkirakan menembus 0,06% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).
Inflasi secara tahunan diperkirakan akan melandai menjadi 2,94% (year on year/yoy) pada Mei 2024 dan inflasi inti diproyeksi diperkirakan ada di angka 1,85% yoy. Sebagai catatan, inflasi April tercatat 3,0 % (yoy) dan 0,25% (mtm).
Senior Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal mengemukakan bahwa driver utama melandainya inflasi Mei 2024 yakni karena hilangnya momentum lebaran dan normalisasi permintaan.
Ia juga mengungkapkan komoditas pendorong utama sepanjang Mei yakni bawang merah, cabai, beras, telur, dan daging ayam.
Lebih lanjut, Fithra mengungkapkan kenaikan inflasi kali ini cenderung lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya karena beras sudah memasuki masa panen dan permintaan yang mengalami penurunan karena efek Tunjangan Hari Raya (THR) sudah habis.
Begitu pula Ekonom Bank Maybank Indonesia, Juniman mengungkapkan inflasi Mei masih cenderung terkendali.
"Pasca perayaan Ramadhan dan Idul Fitri, harga barang dan jasa mulai mengalami penurunan," ungkap Juniman.
Harga barang dan jasa yang mengalami penurunan antara lain beras, bawang merah, bawang putih, cabai, cabai merah, telur, tarif angkutan antar kota.
Lebih lanjut, Juniman menyampaikan komoditas utama pendorong inflasi pada bulan ini adalah harga minyak goreng, gula pasir, harga tiket pesawat terbang, emas perhiasan, rokok filter, dan rokok kretek.
Dari luar negeri rilis data inflasi inflasi PCE untuk periode April masih akan jadi fokus investor.
Data inflasi PCE untuk periode April 2024 berada di 2,7% secara tahunan (yoy), sama seperti bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar. Begitu juga dengan inflasi inti PCE yang bertahan di 2,8% yoy seperti bulan sebelumnya dan sesuai dengan harapan pasar.
Dengan data inflasi yang sesuai ekspektasi, ditambah dengan data ekonomi AS yang mendukung masih kuat, seperti keyakinan konsumen yang naik setelah tiga bulan beruntun melemah, diikuti dengan kondisi manufaktur meningkat ke level ekspansif.
Menguatnya kondisi manufaktur tercermin dari PMI Manufaktur AS Global S&P naik menjadi 50,9 pada Mei 2024, meningkat dari 50 pada bulan April.
Hasil ini membuat keyakinan para pelaku pasar bahwa penurunan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve turun hingga 2 kali dalam setahun pupus.
Mengutip perangkat FedWtach, kemungkinan penurunan suku bunga The Fed hanya terjadi sekali yakni pada pertemuan 18 September 2024. Diperkirakan suku bunga akan turun 25 basis poin menjadi 5,00 - 5,25%.
![]() FedwatchTools |
(ras/ras)