
Orang Ramai-Ramai Nge-rem Belanja, Inflasi Mei Diramal Adem Ayem

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Mei diproyeksi melandai sejalan dengan melemahnya permintaan dan turunnya harga sejumlah barang pokok pasca Lebaran Idul Fitri.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Mei 2024 pada Senin (3/6/2024).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 institusi memperkirakan inflasi Mei 2024 diperkirakan menembus 0,06% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).
Inflasi secara tahunan diperkirakan akan melandai menjadi 2,94% (year on year/yoy) pada Mei 2024 dan inflasi inti diproyeksi diperkirakan ada di angka 1,85% yoy.
Sebagai catatan, inflasi April teratat 3,0 % (yoy) dan 0,25% (mtm).
Jika proyeksi inflasi pasca lebaran tahun ini benar adanya, maka angka ini akan lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi dalam lima tahun terakhir yang berada di angka 2,914% yoy.
Sementara jika dibandingkan dengan inflasi pasca lebaran 2023, proyeksi inflasi kali ini cukup jauh lebih rendah mengingat inflasi pasca lebaran 2023 berada di angka 4,09% yoy.
Namun, jika dilihat dari historis bulanan (mtm), proyeksi pasca Lebaran 2024 (0,06%) terbilang rendah. Data BPS menunjukkan rata-rata inflasi bulanan pasca Lebaran ada di angka 0,21%. Lebaran Idul Fitri tahun ini jatuh pada 10 April 2024.
Dengan berakhirnya momen Ramadhan dan Lebaran maka permintaan barang dan jasa biasanya akan melandai dan hal ini berdampak terhadap inflasi yang berpotensi menurunnya inflasi.
Seperti diketahui, permintaan barang dan jasa di Indonesia akan mencapai puncak pada Ramadhan dan menjelang lebaran sehingga berdampak pada lonjakan harga. Belanja masyarakat akan turun drastis usai Lebaran.
Senior Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal mengemukakan bahwa driver utama melandainya inflasi Mei 2024 yakni karena hilangnya momentum lebaran dan normalisasi permintaan.
Ia juga mengungkapkan komoditas pendorong utama sepanjang Mei yakni bawang merah, cabai, beras, telur, dan daging ayam.
Lebih lanjut, Fithra mengungkapkan kenaikan inflasi kali ini cenderung lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya karena beras sudah memasuki masa panen dan permintaan yang mengalami penurunan karena efek Tunjangan Hari Raya (THR) sudah habis.
Begitu pula Ekonom Bank Maybank Indonesia, Juniman mengungkapkan inflasi Mei masih cenderung terkendali.
"Pasca perayaan Ramadhan dan Idul Fitri, harga barang dan jasa mulai mengalami penurunan," ungkap Juniman.
Harga barang dan jasa yang mengalami penurunan antara lain beras, bawang merah, bawang putih, cabai, cabai merah, telur, tarif angkutan antar kota.
Lebih lanjut, Juniman menyampaikan komoditas utama pendorong inflasi pada bulan ini adalah harga minyak goreng, gula pasir, harga tiket pesawat terbang, emas perhiasan, rokok filter, dan rokok kretek.
Sebagai informasi, harga gula pasir memang cenderung mengalami kenaikan meskipun tidak cukup signifikan yakni dari Rp19.000/kg pada awal Mei menjadi Rp19.250/kg pada akhir Mei.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menilai relaksasi gula harus dilanjutkan, lantaran periode relaksasi akan segera habis, yakni sampai tanggal 31 Mei 2024, di tengah harga gula di pasaran yang masih bergejolak.
Menurutnya, jika relaksasi HAP (harga acuan pemerintah) gula itu tidak dilanjutkan, maka yang dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan gula di ritel. Sebab, dengan adanya gejolak harga, membuat ritel mulai enggan membeli gula dari produsen gula, alasannya supaya tidak merugi.
Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) Bank Indonesia, beberapa harga pangan mengalami penurunan pada Mei 2024 akibat efek normalisasi pasca Idul Fitri. Tren ini terlihat pada deflasi harga daging sapi, ayam, dan telur.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan bahwa harga beras juga terus mengalami deflasi, menunjukkan penurunan sekitar 2%, menyusul deflasi sebesar 1,6% pada bulan sebelumnya. Namun, harga cabai merah meningkat sehingga mencegah penurunan inflasi secara keseluruhan.
Stabilnya harga sembako secara keseluruhan ini juga diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah ia melakukan tinjauan ke Pasar Lawang Agung Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, Rabu (30/5/2024).
"Harga-harganya baik, harga - harga baik," kata Jokowi saat memberikan keterangan kepada wartawan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)