
Belum Puasa, Inflasi Diramal Sudah Terbang Duluan

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Indonesia diperkirakan menanjak pada Februari 2024. Inflasi yang merangkak naik ini dipicu lonjakan harga sejumlah bahan pokok.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Februari 2024 pada Jumat (1/3/2024).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan inflasi Februari 2024 akan mencapai 0,25% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan berada di angka 2,63% pada Februari. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 1,7% (yoy).
Sebagai catatan, inflasi pada Januari 2024 tercatat 2,57% (yoy) dan 0,04% (mtm) sementara inflasi inti mencapai 1,68% (yoy).
Proyeksi kenaikan inflasi ini pada dasarnya masih cukup terkendali dan masih dalam rentang target Bank Indonesia (BI) untuk inflasi 2024 yakni 1,5-3,5%. Data BPS menunjukkan inflasi (mtm) pada Februari biasanya melandai pada Februari karena sudah melambung pada Desember dan Januari. Dalam lima tahun terakhir, inflasi (mtm) pada Februari tercatat 0,09%. Jika inflasi Februari ini menembus 0,25% maka itu menjadi anomali.
Ekonom Bank Maybank Indonesia, Juniman, menjelaskan komoditas utama penyumbang inflasi adalah harga beras, cabai, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur dadar, bawang putih, kacang kedelai, rokok filter, dan rokok kretek.
Senada dengan Juniman, Bank Mandiri juga mengatakan peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan pangan, termasuk beras dan cabai merah.
Mengacu pada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) BI, harga beras terus melonjak. Pada Februari, rata-rata harga beras naik 4,05% menjadi Rp 15.390/kg. .
Kenaikan harga beras ini membuat pemerintah waspada sebab dapat memengaruhi inflasi bulanan. Beras merupakan bahan pangan yang memiliki bobot terbesar terhadap inflasi pangan yakni sekitar 3,43%.
Pemerintah mengatakan bahwa salah satu biang kerok tingginya harga beras yakni peristiwa El Nino. Alhasil gangguan produksi beras lokal pun terjadi di tengah gangguan supply beras di dunia.
Lonjakan harga beras dan sejumlah pangan yang menanjak pada Februari perlu diwaspadai. Pasalnya, Indonesia sudah memasuki bulan Ramadan pada 11 Maret mendatang.
Secara historis, inflasi Indonesia akan mencapai puncak pada Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Bila harga pangan belum juga turun maka inflasi Maret bisa semakin melonjak.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengungkapkan kenaikan harga bahan pangan lainnya menjadi perhatian pemerintah, yakni bawang putih, cabai merah, daging ayam dan telur. Kenaikan ini terjadi jelang Ramadan dan Idul Fitri, maka Sri Mulyani berharap volume makanan harus segera stabil agar inflasi secara keseluruhan bisa terjaga rendah.
Lonjakan
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)