Newsletter

Saham Perbankan Terbang, Tanda Krisis Sudah Berakhir?

Research - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 March 2023 06:00
FILE PHOTO: A statue is pictured next to the logo of Germany's Deutsche Bank in Frankfurt, Germany, September 30, 2016. REUTERS/Kai Pfaffenbach/File Photo Foto: Logo Deutsche bank (REUTERS/Kai Pfaffenbach/File Photo)
  • Gonjang-ganjing perbankan di Amerika Serikat dan Eropa turut memberikan sentimen negatif ke Asia, termasuk IHSG. 
  • Pada perdagangan Senin waktu setempat, saham-saham perbankan di Amerika Serikat dan Eropa berbalik menguat tajam. Saham First Citizen BancShares Inc. bahkan terbang lebih dari 53%. 
  • Meski demikian analis menyebut masih banyak pelaku pasar enggan masuk ke emiten perbankan, sebab tekanan masih besar, begitu juga dengan risiko resesi.


Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar finansial Indonesia berbalik arah Senin kemarin, setelah menguat tajam pada pekan lalu. Meski demikian, pelemahan yang terjadi bisa dikatakan sebagai koreksi yang wajar.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,8% ke 6.708,93, setelah melesat 1,26% pada pekan lalu. Nilai transaksi mencapai sekitar Rp 9,57 triliun dengan melibatkan 23,25 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,35 juta kali.

Tiga bank besar di Indonesia yang sahamnya merosot membebani IHSG. Saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) anjlok hingga 6,4%, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 1,4% dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) minus 0,6%.

Meski IHSG melemah, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 94 miliar di pasar reguler.

Rupiah tercatat melemah tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.155/US$. Sepanjang pekan lalu rupiah melesat 1,2% dan menyentuh level terkuat dalam satu setengah bulan terakhir.

Ada pun penyebab penguatan tajam pada pekan lalu yakni pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed). Pada Kamis (23/3/2023) dini hari waktu Indonesia, The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% - 5%.

Dengan demikian dalam satu tahun terakhir The Fed total menaikkan suku bunga sebanyak 9 kali sebesar 475 basis poin. Ke depannya, bank sentral paling powerful di dunia ini melihat rilis data-data ekonomi terbaru akan menentukan akan suku bunga perlu dinaikkan lagi atau tidak.

"Komite pembuat kebijakan akan melihat informasi terbaru dan menilai implikasinya untuk menentukan kebijakan moneter," tulis pernyataan The Fed setelah mengumumkan kenaikan suku bunga.

Berbeda dengan IHSG dan rupiah, Surat Berharga Negara (SBN) justru menguat. Hanya SBN tenor 3 tahun yang melemah tipis, terlihat dari pergerakan imbal hasilnya (yield).

Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi, ketika yield turun artinya harga sedang naik.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Saham Perbankan Terbang, S&P 500 Menguat Tiga Hari Beruntun

Saham Perbankan Terbang, S&P 500 Menguat Tiga Hari Beruntun
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2 3 4
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading