Market Insight

Bersiap! Harga Emas Bisa Cetak Rekor Termahal Lagi Pekan Ini

Research - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 March 2023 12:00
Emas Antam Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
  • Harga emas dunia belum mampu mencatat rekor tertinggi, tetapi di dalam negeri harga emas batangan justru mencatat rekor termahal. Harga emas Antam pada Jumat pekan lalu menyentuh Rp 1.096.000/batang, yang menjadi rekor termahal sepanjang sejarah. 
  • The Fed yang diprediksi tidak akan menaikkan suku bunga lagi memberikan keuntungan bagi emas dunia. Bank sentral AS tersebut bahkan diprediksi akan memangkas suku bunga acuannya pada Juli. 
  • Survei yang dilakukan Kitco terhadap pelaku pasar menunjukkan emas diprediksi akan kembali naik di pekan ini. Untuk jangka lebih panjang, emas dunia diramal akan menyentuh US$ 2.600/troy ons. 

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam mencetak rekor termahal sepanjang masa pada Jumat (24/3/2023). Harga emas dunia yang terus menanjak membuat emas Antam semakin mahal. Ke depannya dengan harga emas dunia yang diprediksi akan terus meningkat, emas Antam tentunya bisa kembali memecahkan rekor termahal.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas dengan berat satu gram hari ini dijual Rp 1.087.000/batang. Sementara rekor termahal sepanjang sejarah yang dicatat Jumat lalu Rp 1.096.000/batang.

Emas Antam mampu mencetak rekor termahal tersebut meski harga emas dunia belum mampu melakukannya. Pada pekan lalu, harga emas dunia menyentuh US$ 2.009/troy ons, tertinggi dalam satu tahun terakhir, sebelum menutup pekan di kisaran US$ 1.977/troy ons.

Rekor tertinggi sepanjang masanya US$ 2.072/troy ons dicapai pada 6 Agustus 2020 lalu.

Dengan harga emas dunia yang diprediksi akan kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah, harga emas Antam pun bisa rekor lagi, tidak menutup kemungkinan pada pekan ini.

Hasil survei mingguan yang dilakukan Kitco menunjukkan para pelaku pasar sangat bullish terhadap emas.

Survei terhadap 20 analis di Wall Street menunjukkan 13 orang memberikan proyeksi bullish (kenaikan harga emas) pekan ini, 5 analis bearish (turun) dan sisanya netral.

Sementara survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street dengan 896 responden menunjukkan 71% bullish, 17% bearish dan sisanya netral.

Emas saat diuntungkan dengan kemungkinan bank sentral AS (The Fed) yang kemungkinan tidak lagi menaikkan suku bunga.

Pada Kamis (23/3/2023) dini hari waktu Indonesia, The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% - 5%.

Dengan demikian dalam satu tahun terakhir The Fed total menaikkan suku bunga sebanyak 9 kali sebesar 475 basis poin. Ke depannya, bank sentral paling powerful di dunia ini melihat rilis data-data ekonomi terbaru akan menentukan akan suku bunga perlu dinaikkan lagi atau tidak.

"Komite pembuat kebijakan akan melihat informasi terbaru dan menilai implikasinya untuk menentukan kebijakan moneter," tulis pernyataan The Fed setelah mengumumkan kenaikan suku bunga.

Powell menyoroti kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) membuat likuiditas perbankan menjadi lebih ketat, sehingga The Fed yang sebelumnya terlihat akan kembali agresif menaikkan suku bunga mengendurkan langkah tersebut.

Pasar kini melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Bahkan banyak yang memprediksi suku bunga akan dipangkas pada Juli nanti. Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 54% The Fed akan memangkas suku bunganya 25 basis poin menjadi 4,5% - 4,75%.

fedFoto: FedWatch, CME Group

"Semakin cepat The Fed mencapai pivot (merubah outlook) suku bunganya maka harga emas akan melonjak akibat penurunan dolar dan imbal hasil obligasi AS," kata Tina Teng dari perusahaan jasa finansial CMC Markets, sebagaimana dilansir CNBC International. Rabu (22/3/2023).

Teng memprediksi harga emas akan menyentuh US$ 2.500 - US$ 2.600/troy ons, yang berarti rekor termahal sepanjang sejarah, meski belum akan terjadi dalam waktu dekat. Sebab, pasar melihat The Fed paling cepat akan memangkas suku bunganya pada Juli nanti.

Di pekan ini, perhatian tertuju pada data inflasi Amerika Serikat versi personal consumption expenditure (PCE) yang menjadi acuan The Fed akan. Jika data yang dirilis pada Jumat tersebut menurun, maka ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed akan semakin kencang dan emas dunia berpeluang kembali melesat.

Emas Antam pun akan menyusul sehari setelahnya, sehingga peluang kembali memecahkan rekor termahal terbuka di pekan ini.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(pap/pap)

[Gambas:Video CNBC]