Newsletter

Badai di Amerika Reda, Semoga Tak Ada 'Lautan Merah' Hari Ini

Research - mae, CNBC Indonesia
15 March 2023 06:00
Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • IHSG dan nilai tukar rupiah ambruk pada perdagangan Selasa kemarin karena meningkatnya kekhawatiran investor
  • Bursa Wall Street akhirnya bangkit setelah menjalani periode berdarah-darah
  • Sentimen penggerak pasar ini akan didominasi dampak meredanya kepanikan di Wall Street, melandainya inflasi AS, serta data neraca perdagangan RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas pasar keuangan Indonesia tersungkur kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berdarah-darah kemarin sementara nilai tukar rupiah melemah. Hanya Surat Berharga Negara (SBN) yang mencatatkan kinerja positif.

Ambruknya IHSG dan rupiah dipicu dampak krisis Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat (AS).

Pasar keuangan Indonesia diharapkan membaik pada hari ini. Selengkapnya sentimen penggerak pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 4 dan 5 artikel ini.

Pada perdagangan Selasa (14/3/2023), IHSG di tutup di posisi 6.641,81 atau anjlok 2,14%. Posisi penutupan kemarin adalah yang terendah sejak 12 Januari 2023 atau dua bulan terakhir.

Sementara itu, penurunan 2,14% sehari adalah yang terdalam sejak 5 Januari 2023 silam di mana IHSG ambruk 2,34%.

Sebanyak 478 saham yang melemah atau 66% dari total. Hanya 101 saham yang menguat sementara 146 stagnan.

Arus modal yang keluar juga sangat besar kemarin. Investor asing masih mencatatkan net sell sekitar Rp 1,33 triliun padahal pada perdagangan hari sebelumnya masih tercatat net buy Rp 24,9 miliar.

Frekuensi transaksi saham pada hari ini cukup ramai, mencapai 1,3 juta kali, dengan 19,5 miliar saham yang berpindah tangan. Sementara nilai transaksi yang terjadi pada perdagangan hari ini mencapai Rp 11,5 triliun.

IHSG menjadi 'lautan merah' kemarin setelah seluruh sektor ambruk. Sektor transportasi jatuh 3,93%, sektor teknologi ambles 3,07%, sektor energi anjlok 2,94%, sementara consumer primer melemah 2,84%.

Ambruknya IHSG dipicu sentimen negatif dari krisis perbankan di AS. Ada dua bank yang kolaps alias jatuh yaitu Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.

Kejatuhan dua bank menimbulkan kepanikan kepada seluruh investor saham di seluruh dunia. Alhasil, saham-saham perbankan mengalami tekanan jual tinggi (selloff) di seluruh dunia.

Investor waswas apakah akan ada bank lain yang jatuh setelah SVB dan Signature Bank.

Terlebiih, sejumlah analis menilai kejatuhan dua bank merupakan imbas kebijakan moneter agresif dari bank sentral AS yaitu Federal Reserve (The Fed).

SVB merupakan bank yang memfokuskan diri pada pembiayaan sehingga kejatuhannya memicu kekhawatiran mengenai kelangsungan startup.

Empat saham perbankan Tanah Air dengan market cap terbesar jeblok.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) jeblok 2,48%, saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) jatuh 2,5%, saham PT Bank Central Asia (BBCA) ambles 2,63% dan saham PT Bank Mandiri (BMRI) ambruk 4,11%.

Rupiah Jeblok, SBN Berjaya
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2 3 4 5 6
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading