Newsletter

RI Negoisasi Tarif Trump, Wall Street Terbang: IHSG-Rupiah Bisa Pesta?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
15 April 2025 06:15
Presiden AS Donald Trump berbicara saat menandatangani perintah eksekutif dan proklamasi di Ruang Oval di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 9 April 2025.
Foto: Presiden AS Donald Trump berbicara saat menandatangani perintah eksekutif dan proklamasi di Ruang Oval di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 9 April 2025. (REUTERS/Nathan Howard)
  • Pasar keuangan Indonesia kompak menguat pada perdagangan kemarin
  • Wall Steet melesat setelah Trump mengecualikan tarif untuk komputer, smartphone dan barang elektronik lainnya
  • Sentimen perang dagang dan Indeks Kepercayaan Konsumen akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kompak mengakhiri perdagangan di zona hijau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah kembali menguat. Lagi-lagi saham konglomerat dan perbankan big caps menjadi penopang. Kenaikan cadangan devisa Indonesia juga menjadi kekuatan pasar keuangan pada perdagangan kemarin.

Pergerakan IHSG dan rupiah diperkirakan akan kembali volatile meskipun hanya terdapat empat hari perdagangan pada pekan ini. Meskipun hanya empat hari perdagangan, pekan ini cukup banjir sentiment yang dapat menjadi dorongan positif bagi pasar keuangan. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

Pada perdagangan Senin (14/4/2025), IHSG melesat nyaris 2% dengan menguat 106,29 poin atau naik 1,70% ke level 6.368,52.

Sebanyak 492 saham naik, 143 turun, dan 168 tidak bergerak. Nilai transaksi kemarin mencapai Rp 12,63 triliun dengan volume 21,74 miliar saham dalam 1,15 juta kali transaksi.

Mengutip Refinitiv, nyaris seluruh sektor berada di zona hijau. Utilitas memimpin dengan kenaikan 8,98% dan diikuti oleh sektor bahan baku yang naik 5,44%. Sementara sektor energi menjadi satu satunya yang tertekan pada perdagangan kemarin dan mencatatkan penurunan 4,18% tertekan kinerja saham BYAN yang pada akhir perdagangan melemah 14,88% atau menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).

Saham konglomerat masih menjadi penggerak utama IHSG pada perdagangan kemarin. PT Barito Renewables Energy (BREN) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) tercatat menjadi penggerak utama IHSG dengan kontribusi masing-masing sebesar 19 dan 24 indeks poin. Lalu ada PT Telkom Indonesia ( TLKM) dan  PT Astra International (ASII) yang masuk empat besar penggerak IHSG.

Kemudian ada emiten perbankan PT Bank Rakyat Indonesia ( BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) yang juga menjadi penopang kinerja IHSG pada perdagangan kemarin.

Sementara itu emiten konglomerat lainnya yang menjadi penggerak IHSG termasuk PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) milik Aguan, PT Merdeka Copper Gold (MDKA) kongsi Boy Thohir dan Saratoga serta emiten Grup Sinar Mas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk(DSSA) dan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)  kongsi grup Salim dan Bakrie.

Pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin selaras dengan bursa Asia-Pasifik. Sentimen utamanya adalah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda kebijakan tarif baru pada beberapa barang elektronik konsumen.

Beralih ke rupiah, merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin (14/4/2025) ditutup pada posisi Rp16.770/US$, rupiah atau menguat 0,12%. Posisi ini selaras dengan penutupan perdagangan sebelumnya Jumat pekan lalu (11/4/2025) yang ditutup pada level Rp16.790/US$ atau menguat 0,03%.

Penguatan rupiah pada perdagangan kemarin didorong oleh depresiasi dari DXY yang telah terjadi belakangan ini. Indeks dolar sempat menyentuh 99 pada Jumat pekan lalu yang menjadi posisi terendah sejak Juli 2023.

Di sisi lain, sentimen terhadap gejolak tarif Presiden AS Donald Trump mulai mereda setelah diputuskan menunda tarif yang lebih tinggi selama 90 hari untuk sebagian besar negara, sebuah pembalikan mengejutkan dalam perang dagangnya yang telah mengguncang pasar secara drastis.

Dalam sebuah unggahan di platform X sekitar pukul 13:30 waktu setempat, Trump menulis bahwa ia mengambil keputusan tersebut karena lebih dari 75 mitra dagang tidak melakukan pembalasan dan telah menghubungi AS untuk "membahas" beberapa isu yang telah ia angkat sebelumnya.

Selain itu, data cadangan devisa (cadev) Indonesia per Maret 2025 juga tampak mengalami kenaikan nyaris US$3 miliar yang ikut menopang rupiah.

Posisi cadev Indonesia pada akhir Maret 2025 tercatat sebesar meningkat US$2,6 miliar menjadi US$157,1 miliar dari sebelumnya US$154,5 miliar.

Kenaikan ini terjadi setelah pemerintah memperbarui aturan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 dan diperbarui dalam PP Nomor 8 Tahun 2025 untuk mengoptimalkan pemanfaatan SDA demi kesejahteraan masyarakat.

Dengan semakin besarnya cadev ini, maka BI punya kemampuan yang cukup besar dalam menstabilkan nilai tukar rupiah ke depannya.

Hal ini yang membuat rupiah tampak perkasa dan cenderung menguat meskipun masih belum signifikan.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Senin (14/4/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun terpantau anjlok 0,80% di level 7,057%.

Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN). Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN).

Dari bursa AS, Wall Street kompak menguat pada perdagangan Senin waktu AS atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Bursa menguat ditopang oleh saham-saham teknologi setelah Presiden AS Donald Trump mengecualikan tarif untuk teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 312,08 poin, atau 0,78%, dan ditutup pada 40.524,79. Nasdaq Composite menguat 0,64% dan berakhir di 16.831,48, sementara S&P 500 menanjak 0,79% dan ditutup di 5.405,97. Ketiga indeks sempat berada di zona merah selama sesi perdagangan yang bergejolak tersebut.

Bursa menguat karena investor menyambut baik keputusan Trump untuk mengecualikan smartphone, komputer, serta perangkat dan komponen lainnya seperti semikonduktor dari tarif "resiprokal" barunya.

Namun, Trump dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick kemudian menyatakan pada Minggu bahwa pengecualian tersebut tidak bersifat permanen, sehingga menimbulkan ketidakpastian tarif lebih lanjut. Dalam unggahan di Truth Social, Trump mengatakan produk-produk tersebut masih "terkena Tarif Fentanyl sebesar 20% yang sudah ada, dan hanya dipindahkan ke 'kategori tarif' yang berbeda."

 

Meski begitu, saham Apple naik 2,2% sementara Dell melonjak hampir 4%. Dana Technology Select Sector SPDR (XLK) bertambah hampir 1%.

"Pasar meyakini bahwa pemerintahan kemungkinan sedang mundur dari usulan tarif yang paling ekstrem. Ini adalah kabar baik secara bertahap," kata Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital Management, dikutip dari CNBC International.

Indeks Volatilitas CBOE (VIX), yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, anjlok lebih dari 6 poin pada sesi Senin. Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menurun, memberikan dorongan positif bagi saham.

Perkembangan ini terjadi saat "Magnificent Seven" dan bursa di bawah tekanan setelah pengumuman tarif dari presiden awal bulan ini.

Pekan lalu menjadi salah satu minggu perdagangan paling bergejolak dalam sejarah Wall Street, dengan Indeks Volatilitas CBOE sempat melonjak di atas 50.

Saham-saham melonjak pada Rabu pekan lalu setelah Trump mengumumkan penundaan 90 hari untuk beberapa tarif barunya, yang menghasilkan kenaikan harian terbesar ketiga S&P 500 sejak Perang Dunia II.

Meskipun saham menguat minggu lalu, ketiga indeks utama masih turun tajam sejak tarif resiprokal diumumkan pada 2 April. S&P 500 telah turun 4,7%, sementara Nasdaq dan Dow masing-masing turun sekitar 4,4% dan 4%.

"Pertanyaan yang banyak diajukan investor adalah, 'Apakah ini akhir - apakah ini titik terendahnya? Mungkin saja, tapi saya rasa belum." kata Dave Sekera, Kepala Strategi Pasar AS di Morningstar.

Perdagangan hari ini akan diwarnai oleh sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri. Menghijaunya Wall Street diharapkan bisa ikut menopang perdagangan saham hari ini.

Beberapa sentimen yanga kan menggerakkan pasar hari ini, di antaranya adalah sentimen perang tarif Trump dan data ekonomi dalam dan luar negeri.

Cadangan Devisa RI Melesat

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 tercatat sebesar meningkat US$ 2,6 miliar menjadi US$ 157,1 miliar dari sebelumnya US$ 154,5 miliar.

Kenaikan ini terjadi setelah Pemerintah memperbarui aturan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 dan diperbarui dalam PP Nomor 8 Tahun 2025 untuk mengoptimalkan pemanfaatan SDA demi kesejahteraan masyarakat.

Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Naiknya cadev ini menjadi kabar gembira karena BI memiliki pasokan lebih banyak dalam upayanya menstabilkan nilai tukar rupiah.

Trump Tunda Kenaikan Tarif Barang Elektronik

Di sepanjang pekan ini, diperkirakan pergerakan pasar keuangan Tanah Air akan cukup positif dengan dorongan kabar baik dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Mengutip CNBC Internasional, Panduan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menyebut, Trump mengecualikan smartphone dan komputer serta perangkat dan komponen lain seperti semikonduktor dari tarif resiprokal barunya.

Namun, Trump dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick pada hari Minggu menyatakan bahwa pengecualian tersebut tidak bersifat permanen, sehingga menimbulkan lebih besar ketidakpastian.

Trump mengatakan dalam sebuah postingan di Truth Social bahwa produk-produk ini masih tunduk pada Tarif Fentanil 20% yang ada, dan mereka hanya pindah ke 'ember' Tarif yang berbeda.

Sejumlah negara di kawasan ini juga sedang mempersiapkan negosiasi perdagangan dengan AS minggu ini.

Trump terlibat dalam negosiasi dengan beberapa negara termasuk Vietnam, India, Korea Selatan, dan Jepang. AS juga memprioritaskan mitra dagang yang sudah ada yang strategis untuk melawan China.

Perwakilan perdagangan utama Jepang, Akazawa Ryosei, dijadwalkan akan mengunjungi AS minggu ini untuk melakukan pembicaraan dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer.

Namun, penundaan tarif tersebut bersifat sementara dan fleksibel. Trump diperkirakan akan mengumumkan tarif baru untuk semikonduktor yang akan berlaku minggu depan.

Penjualan Motor RI Merosot

Penjualan sepeda motor di Indonesia anjlok 6,8% pada Maret 2025, dimana untuk pasar domestik hanya mencatatkan 541.684 motor yang terkirim dari pabrik ke diler alias wholesales. Berbeda dari Februari 2025 yang mampu mencatatkan sebesar 581.277 kendaraan. Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2024 (yoy), wholesales motor baru turun sekitar 7,2%.

Jika ditotal, maka wholesales motor baru sepanjang tiga bulan pertama 2025 berhasil mencatatkan 1.683.262 unit.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan penjualan sepeda motor akan mencapai kisaran target 6,4-6,7 juta unit pada 2025, sebelum pemerintah menerapkan pajak tambahan sepeda motor. AISI akan menghitung ulang perkiraan penjualannya untuk tahun 2025 karena dampak kebijakan pajak dan untuk menilai kondisi ekonomi.

Kepercayaan Konsumen Indonesia

Pada hari ini Selasa (15/4/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis data kepercayaan konsumen Indonesia periode Maret 2025.

Sebelumnya, survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Februari 2025 mengklaim keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2025 yang berada pada level optimis sebesar 126,4. Namun, level ini lebih rendah dibandingkan level bulan sebelumnya, yakni 127,2.

Indeks Kepercayaan Konsumen Maret menjadi tolak ukur sangat penting karena akan mencerminkan pola belanja sekaligus minat konsumsi masyarakat Indonesia selama Ramadan tahun ini.

Pemerintah Mulai Negoisasi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sejumlah menteri kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan terbang langsung ke Amerika Serikat pada 16-23 April 2024 untuk melakukan negosiasi tersebut.

Indonesia akan mendapatkan kesempatan pertama untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait tarif impor yang ditetapkan sebesar 32% oleh Presiden Donald Trump.

"Jadi Indonesia salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama diundang ke Washington DC. Jadi ini tentu berdasarkan apa yang sudah disampaikan pemerintah," tuturnya, saat konferensi pers hasil rapat koordinasi teknis terbatas di kantornya, Senin (14/4/2025).

Airlangga mengatakan, dalam negosiasi nantinya, pemerintah akan menyampaikan sejumlah tawaran ke pemerintah AS untuk deregulasi kebijakan ekspor impor, kemudahan investasi perusahaan RI ke AS maupun sebaliknya, serta menyeimbangkan defisit neraca perdagangan dengan menargetkan tambahan impor dari AS senilai US$18-US$19 miliar.

Airlangga mengatakan delegasi yang akan berangkat untuk negosiasi itu ialah Menteri Luar Negeri Sugiono yang telah berangkat hari ini. Lalu, mulai besok ialah Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu serta Airlangga.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono juga kata Airlangga menjadi bagian dari delegasi yang akan berangkat ke AS untuk negosiasi tarif.

"Kami akan ketemu dengan USTR, Secretary of Commerce, Menteri Secretary of State, fan Secretary of Treasury," katanya.P

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya telah buka-bukaan tentang rencana pemerintah untuk mengurangi pajak penghasilan (PPh) impor, dan bea masuk dari AS, imbas pengenaan tarif dagang yang dikenakan Presiden AS Donald Trump ke Indonesia sebesar 32%. Namun, Sri Mulyani tak menyinggung soal rencana pengurangan tarif PPN Impor.

Pemerintah memastikan relaksasi kewajiban tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk produk impor dari Amerika Serikat hanya sebatas barang dari sektor industri teknologi, informasi, dan komunikasi atau ICT.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

  • • Kepercayaan Konsumen Indonesia Maret 2025

  • Indonesia Investment Summit: Projects for Sustainable Growth dihadiri Menteri Perdagangan Budi Santoso
  • Pencatatan Perdana Saham Medela Potentia Tbk (MDLA)
  • Capaian Kinerja Kemenkum Triwulan I dan Update Isu-Isu Aktual bersama Bapak Menteri Hukum RI
  • Dskusi merger PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom
  • Diskusi Prospek Investasi Emas di Bank Syariah Indonesia

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular