
Luhut Soal SVB Bangkrut: Tak Ada Tanda-tanda Bahaya Besar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) diwarnai dengan jatuhnya salah satu bank raksasa Silicon Valley Bank (SVB).
Ambruknya bank tersebut, diikuti dengan penutupan bank lain, yakni Signature Bank. Faktanya, kehancuran dua bank ini membuat guncangan menyebar ke berbagai negara dan menekan banyak pasar keuangan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok lebih dari 1,5% mengikuti sentimen negatif di hampir semua bursa. Alhasil, tren flight to 'safe haven' terjadi dimana-mana, termasuk di Indonesia.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pihaknya tidak melihat ada tanda-tanda yang punya pengaruh terhadap Indonesia.
"Karena kelihatannya modal capital dari bank-bank kita juga bagus sekali jadi tapi kan resesi global kita harus super hati-hati menghadapi ini," ungkap Luhut saat ditemui di Hotel St.Regis, Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Menurutnya rasio likuiditas bank di Indonesia cukup baik dibandingkan China, AS dan Jepang.
"Kita ga boleh jumawa saya lihat liquid coverage ratio di Indonesia itu 234% masih tinggi, USA itu 148%, Jepang 135%, China 132%," tegasnya.
Dia yakin perbankan di dalam negeri dan Kementerian Keuangan, LPS, OJK dan BI sangat kredibel.
"Tapi kita gak boleh jumawa!"
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nahas! Silicon Valley Bank Bangkrut dalam 48 Jam Saja