Polling CNBC Indonesia
Impor Melonjak Jelang Puasa, Surplus Dagang Diramal Menyusut

Jakarta, CNBC Indonesia - Surplus neraca perdagangan diperkirakan semakin menyusut pada Februari 2023. Selain ekspor yang melemah, surplus menyusut karena meningkatnya impor menjelang Ramadan.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2023 sebesar US$ 3,2 miliar.
Surplus tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Januari 2023 yang mencapai US$ 3,87 miliar. Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor masih akan tumbuh 4% (year on year/yoy) sementara impor meningkat 4,2%.
Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 34 bulan beruntun.
Sebagai catatan, nilai ekspor Januari 2023 mencapai US$ 22,31 miliar atau naik 16,37% (yoy) tetapi turun 6,36% dibandingkan Januari 2023 (month to month/mtm).
Impor tercatat US$ 18,44 miliar atau naik 1,27% (yoy) tetapi turun 7,15% (mtm).
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Februari 2023 pada Rabu (15/3/2023).
Ekspor Indonesia diproyeksi melemah karena harga komoditas yang turun serta melemahnya permintaan global, terutama dari China.
Berdasarkan catatan Refinitiv, rata-rata harga batu bara pada Februari hanya di kisaran US$ 207,57 per ton. Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Januari 2023 yang ada di angka US$ 317,27 per ton.
Namun, rata-rata harga minyak sawit mentah pada Februari adalah MYR 4.039 per ton. Harga lebih tinggi dibandingkan Januari 2023 yang ada di kisaran MYR 3.937 per ton.
Harganya lebih rendah dibandingkan pada Desember 2022 yang ada di kisaran MYR 3.966,86 per ton atau November 2022 yang tercatat MYR 4.170,3 per ton.