
Mengenal PM Baru China Li Qiang & Janji Ekonominya

Jakarta, CNBC Indonesia - Sosok perdana menteri (PM) baru China baru sejak ditunjuk Sabtu. Ia adalah Li Qiang.
Pria berusia 63 tahun itu menggantikan Li Keqiang, yang mencapai batas akhir jabatan dua periode. Ia kini bertanggung jawab pada ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Dalam pertemuan besar Partai Komunis China (NPC), Li Qiang mendapat 2.936 suara sebagai PM. Hanya tiga suara menolaknya dengan delapan abstain.
Lalu siapa dia?
Li Qiang lahir tahun 1959 di provinsi Anhui. Ia mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Fudan.
Sebelum memasuki dunia politik, Li Qiang bekerja sebagai guru bahasa Inggris. Ia kemudian bekerja sebagai pegawai negeri di Shanghai.
Namun tahun 1983, ia memutuskan bergabung ke Partai Komunis China. Momennya adalah di 1997, saat ia diangkat sebagai Sekretaris Partai Komunis Shanghai, posisi tertinggi dalam partai di kota itu.
Kala itu, Shanghai maju di tangan Li Qiang. Shanghai mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan menjadi pusat keuangan global.
Kariernya menanjak di 2017. Ia diangkat sebagai Sekretaris Partai Komunis Jiangsu dan kemudian menjadi gubernur provinsi tersebut pada tahun 2018 dan memfokuskan kebijakan pada reformasi struktural ekonomi dan pembangunan inovasi teknologi.
Pekerjaan RumahÂ
Li Qiang sebenarnya dianggap tokoh yang ramah bisnis. Ia juga mendukung kebijakan pencabutan aturan ketat Covid.
Kini, ia memiliki pekerjaan rumah untuk menghidupkan kembali negara ekonomi terbesar kedua di dunia setelah tiga tahun pembatasan ketat karena corona. Ini telah menghantam pertumbuhan negara tahun lalu menjadi 3%.
Setelah dilantik sebagai PM selama sesi tahunan parlemen China, Li berusaha meyakinkan sektor swasta negara itu. Ia mengatakan lingkungan untuk bisnis wirausaha akan meningkat dan akan ada perlakuan yang sama kepada perusahaan, terlepas dari jenis kepemilikannya.
Namun Li menghadapi rentetan tantangan, termasuk lemahnya kepercayaan konsumen dan industri swasta, lesunya permintaan ekspor, serta hubungan yang memburuk dengan Amerika Serikat (AS). Sekutu dekat Presiden Xi Jinping ini mengatakan China akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan lapangan kerja.
"Mengembangkan ekonomi adalah solusi mendasar untuk menciptakan lapangan kerja," kata Li, yang saat ini berusia 63 tahun, selama sesi televisi di Aula Besar Rakyat di pusat Beijing, mengutip Reuters, Senin.
Sebagaimana diketahui, sektor swasta China telah diguncang oleh pengetatan peraturan yang menargetkan beberapa industri, termasuk internet dan pendidikan swasta, dalam beberapa tahun terakhir. Pada pembukaan sesi parlemen tahunan, China menetapkan target pertumbuhan PDB sebesar 5% persen, target terendah dalam hampir tiga dekade, setelah ekonomi hanya tumbuh 3% tahun lalu.
"(Namun untuk) mencapai target itu tidak akan muda, karena China menghadapi banyak kesulitan tahun ini," kata Li.
Sebelumnya Xi Jinping menyerukan China untuk meningkatkan kemampuannya untuk menjaga keamanan nasional dan mengelola keamanan publik. Xi juga mengatakan China akan mendistribusikan hasil pembangunan secara lebih adil, sebagai upaya menuju kemakmuran bersama, seperti kebijakan khasnya untuk mengurangi kesenjangan kekayaan dengan cara seperti meminta perusahaan swasta untuk bergabung.
China sendiri harus mandiri dan memperkuat bidang sains dan teknologi. Seruan Xi yang datang saat AS memblokir akses China ke peralatan pembuat chip dan teknologi mutakhir lainnya.
Hubungan China dengan AS memanas setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada Agustus 2022. China kemudian meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan dan menghentikan dialog militer dengan Washington.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah China Siapkan Manuver Dorong Pertumbuhan Ekonomi