IHSG Ambruk, Sepanjang Tahun Ini Ambles 3,05%

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
14 March 2023 15:39
pembukaan bursa saham
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga perdagangan sesi II Selasa (14/3/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terpuruk karena tertekan oleh sentimen pasar global yang terus memburuk setelah adanya krisis yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan hari ini IHSG jeblok 2,14% ke level 6.441. Bahkan jika ditarik secara year to date (YTD) IHSG sudah longsor 3,05%, dan merupakan salah satu yang terburuk di Asia.

Dari awal tahun ini hingga hari ini atau secara year-to-date (YTD), IHSG sudah ambles 3,05%. Dalam setidaknya dua bulan lebih, IHSG bergerak direntang 6.600-6.800 dan masih cukup sulit untuk kembali ke level psikologis 7.000, di mana level psikologis ini terakhir terbentuk pada 2 Desember 2022.

Pelaku pasar di global, termasuk di Indonesia hingga hari ini masih khawatir dengan krisis yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank. Pasar khawatir bahwa fenomena krisis yang pernah terjadi di 2008-2009 kembali terulang di tahun ini.

Di sisi lain, krisis pada kedua bank diperkirakan akan membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melunak dalam menaikkan suku bunga.

Sebelumnya, Signature Bank diambil alih otoritas keuangan AS pada Minggu lalu, setelah adanya penarikan dana besar-besaran pada nasabah hingga mencapai US$ 10 miliar.

Bank yang memiliki banyak nasabah di sektor real estate tersebut memiliki aset senilai US$ 110, miliar dan simpanan sebesar US$ 88,59 miliar per akhir 2022. Akibat dari penutupan dua bank, sektor finansial di AS menjadi sektor yang paling merah kemarin.

Perdagangan beberapa saham perbankan bahkan harus dihentikan beberapa kali karena volatilitas yang sangat tajam.

Bank-bank besar AS kehilangan nilai pasar lebih dari US$ 70 miliar kemarin dalam hal nilai market saham. Total nilai market yang hilang diperkirakan menyentuh US$ 170 miliar sejak Kamis pekan lalu.

Menyusul terjadinya krisis pada SVB dan Signature Bank, Presiden AS Joe Biden menggelar konferensi pers pada Senin siang waktu setempat.

Biden memastikan jika pemerintah akan melakukan semua upaya untuk menjamin dana nasabah.

"Warga AS bisa meyakini jika sistem bank (AS) aman. Simpanan Anda akan tetap di sana sampai Anda membutuhkannya. Kami bisa yakinkan kepada Anda jika kami tidak akan berhenti di titik ini. Kami akan melakukan apapun yang dibutuhkan," tutur Biden, dikutip dari Reuters.

Pernyataan Biden tersebut berselang beberapa jam setelah Menteri Keuangan AS, The Fed, dan Lembaga Penjamin Simpanan FDIC mengeluarkan pernyataan bersama.

Biden juga menegaskan jika pemerintah AS akan melakukan langkah cepat sepanjang pekan ini untuk memastikan sistem perbankan tetap berjalan aman.

Dia juga akan menemui kongres AS dan regulator lain untuk memperkuat aturan perbankan.

Namun, pernyataan tersebut belum mampu menekan kekhawatiran nasabah dan investor.

Analis dari Cherry Lane Investment, Rick Meckler mengatakan bahwa penyataan Biden dan kesepakatan bersama otoritas lain membuat pelaku pasar berpikir dua hal.

"Ketika ada langkah besar yang diambil dan dengan waktu yang cepat, yang terlintas pertama mungkin adalah bahwa krisis akan teratasi. Namun, kemudian kita berpikir sebenarnya krisis ini sebesar apa sampai harus diambil penanganan yang sangat besar," tutur Meckler, dikutip dari Reuters.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular