Analisis Kejatuhan IHSG Sampai 2% Lebih, Ini Sebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 2,14% (145,141 poin) ke 6641,814 pada perdagangan Selasa (14/3/2023). Ini merupakan kejatuhan IHSG terdalam sejak awal tahun 2023.
Dalam pantauan CNBC Indonesia IHSG dibuka di angka 6.786,672 dan merupakan titik tertinggi perdagangan sepanjang hari. Sementara titik terendahnya adalah di 6.635,376.
Frekuensi transaksi saham pada hari ini cukup ramai, mencapai 1,3 juta kali, dengan 19,4 miliar saham yang berpindah tangan. Sementara nilai transaksi yang terjadi pada perdagangan hari ini mencapai Rp 11,29 triliun.
Sebanyak 101 saham mengalami kenaikan, 478 saham turun dan 146 saham tercatat stagnan.
Penurunan tajam IHSG hari ini didorong oleh sentimen negatif yang cukup besar dari krisis mini yang terjadi di sektor perbankan Amerika Serikat (AS). Tercatat ada dua bank yang kolaps alias jatuh yaitu Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.
Kejatuhan dua bank berskala besar di Amerika Serikat tersebut menimbulkan kepanikan kepada seluruh investor saham di seluruh dunia. Alhasil, saham-saham perbankan mengalami tekanan jual tinggi (selloff) di seluruh dunia.
Investor waswas apakah akan ada bank lain yang jatuh setelah SVB dan Signature Bank. Apalagi banyak ditulis bahwa SVB dan Signature Bank jatuh sebagai korban dari kebijakan kenaikan suku bunga acuan yang agresif dari bank sentral AS yaitu Federal Reserve (The Fed).
Investor saham di seluruh dunia menarik uangnya dari pasar saham dan mengalihkan investasi ke obligasi dan emas.
Tak heran pada hari ini harga obligasi mengalami kenaikan, terlihat dari turunnya yield. Kemudian, harga emas juga naik tinggi. Investor masih menunggu sejauh mana fenomena kejatuhan bank di AS ini terjadi.
Di Indonesia, saham-saham bank blue chip dengan bobot tinggi terhadap IHSG mengalami kejatuhan pada perdagangan hari ini. Datanya sebagai berikut.
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,63% (Rp 225) menjadi Rp 8.325/saham
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,48% (Rp 120) menjadi Rp 4.710/saham
3. PT Bank Mandiri Tbk Tbk (BMRI) turun 4,11% (Rp 425) menjadi Rp 9.925/saham
4. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,50% (Rp 225) menjadi Rp 8.775/saham.
Tak hanya di Indonesia, saham-saham bank raksasa di AS dan Eropa juga mengalami kejatuhan. Dalam sepekan terakhir saham JPMorgan & Chase ambles nyaris 10% dan Credit Suisse turun belasan persen dalam sepekan terakhir akibat aksi jual saham perbankan.
[Gambas:Video CNBC]
Jatuhnya Silicon Valley Bank, Berawal Dari Panggilan Telepon
(fsd/fsd)